Rusia Disebut Telah Meluncurkan 1.300 Rudal di Ukraina Sejak Awal Invasi
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar mengatakan militer Rusia telah meluncurkan lebih dari 1.300 rudal sejak awal invasi pada Februari lalu.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
Jerman akhirnya setuju untuk mengirikan tank anti-pesawat ke Ukraina.
Ini merupakan perubahan besar bagi Berlin dalam pendekatannya untuk memberikan bantuan militer kepada Kyiv.
Komitmen untuk mengirimkan sistem antipesawat Gepard diumumkan oleh Menteri Pertahanan Christine Lambrecht, selama pertemuan pejabat pertahanan internasional di pangkalan Angkatan Udara AS Ramstein di Jerman.
"Kami memutuskan kemarin bahwa kami akan mendukung Ukraina dengan sistem anti-pesawat, itulah yang dibutuhkan Ukraina sekarang untuk mengamankan wilayah udara dari darat," kata Lambrecht dalam pertemuan tersebut, Selasa (26/4/2022).
Ini adalah pertama kalinya Jerman setuju mengirimkan persenjataan berat jenis ini ke Ukraina saat invasi Rusia.
Dilansir CNN, sistem Gepard telah dihapus dari tugas aktif di Jerman pada tahun 2010.
Jerman awalnya menolak seruan untuk menyediakan persenjataan ke Kyiv dan hanya setuju untuk memberikan bantuan kemanusiaan serta peralatan medis.
Pendekatan itu sejalan dengan kebijakan Jerman selama puluhan tahun untuk tidak memasok senjata mematikan ke zona krisis.
Baca juga: Jerman akan Mengirimkan Tank Anti-Pesawat ke Ukraina
Baca juga: Kanada Akan Beli 8 Kendaraan Lapis Baja untuk Ukraina
Hanya beberapa bulan sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina, pemerintah Jerman yang baru setuju untuk memasukkan kebijakan ekspor senjata yang terbatas ke dalam perjanjian koalisinya.
Namun menghadapi tekanan dari sekutu dan publik Jerman, pemerintah terpaksa merombak aturan tersebut.
Pada akhir Februari, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengumumkan Jerman akan mulai mengirimkan beberapa senjata ke Ukraina.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)