Wabah Hepatitis Global yang Menginfeksi Anak-anak Kini Sampai ke Jepang dan Kanada
Penyakit liver misterius yang telah menginfeksi anak-anak di sejumlah negara di dunia kini telah mencapai Asia, dengan satu kasus dilaporkan di Jepang
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Penyakit liver misterius yang telah menginfeksi anak-anak di sejumlah negara di dunia kini telah mencapai Asia, dengan satu kasus dilaporkan di Jepang, Guardian melaporkan.
Kasus hepatitis akut atau peradangan hati yang tercatat di Jepang, tidak diketahui asalnya.
Pemerintah setempat menemukan kasus tersebut pada seorang anak pada 21 April 2022.
Anak tersebut dinyatakan negatif adenovirus maupun Covid-19.
Pasien itu juga tidak pernah menjalani transplantasi hati, kata kementerian kesehatan pada hari Senin (25/4/2022), tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sementara itu di Kanada, Badan Kesehatan Masyarakat mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya sedang menyelidiki laporan hepatitis akut parah yang tidak diketahui asalnya yang terjadi pada anak-anak.
Tidak disebutkan berapa jumlah kasus atau di mana pasien itu tinggal.
Baca juga: Kasus Hepatitis Pada Anak Meningkat, Ahli Sarankan Waspada dan Bangun Mitigasi
Baca juga: Kasus Hepatitis Meningkat, Ahli Sebut Ada Kemungkinan Berkaitan Covid-19
Sejauh ini di seluruh dunia, ada 190 kasus misterius hepatitis akut pada anak yang dilaporkan.
140 kasus di antaranya ditemukan di Eropa, sebagian besar di Inggris (setidaknya110 kasus).
Kasus lebih lanjut telah ditemukan di Israel dan di Amerika Serikat.
Tujuh belas anak bahkan menjadi sangat sakit sehingga mereka membutuhkan transplantasi hati.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan dalam konferensi pers kesehatan nasional pekan lalu bahwa kasus di AS pertama diidentifikasi pada Oktober lalu di Alabama.
Sementara itu kasus di Inggris pertama tercatat pada bulan Januari.
Pada hari Sabtu (23/4/2022), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan setidaknya satu kematian telah dilaporkan sehubungan dengan wabah tersebut.
Baca juga: Lebih Berbahaya Mana, Penyakit Hepatitis A, B, dan C? Perhatikan Gejalanya
Baca juga: WHO: Inggris dan Eropa Kini Waspadai Penyakit Hepatitis Akut yang Menyerang Anak Dibawah 10 tahun
Badan kesehatan PBB mengatakan kasus-kasus itu dilaporkan terjadi pada anak-anak berusia antara satu bulan hingga 16 tahun.
WHO tidak mengatakan di negara mana kematian itu terjadi.
Hepatitis biasanya disebabkan oleh salah satu dari beberapa virus hepatitis menular, tetapi virus itu belum ditemukan pada anak-anak yang terinfeksi.
Sakit kuning, diare dan sakit perut adalah beberapa gejala yang dilaporkan.
Satu teori yang sedang diselidiki oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris adalah bahwa kurangnya paparan adenovirus umum - yang biasanya menyebabkan sakit perut dan pilek - selama pandemi virus corona yang telah menyebabkan penyakit yang lebih parah di antara anak-anak.
Dari 53 kasus yang diuji di Inggris, 40 (75%) menunjukkan tanda-tanda infeksi adenovirus.
Baca juga: Mengenal Hepatitis C yang Jadi Momok Masyarakat Asia Tenggara dan Cara Penularannya
Direktur Kesehatan Masyarakat Skotlandia, Jim McMenamin, mengatakan kepada Reuters bahwa pekerjaan sedang dilakukan untuk memahami apakah adenovirus telah bermutasi menyebabkan penyakit yang lebih parah, atau apakah virus itu dapat menyebabkan masalah "bersamaan" dengan virus lain, termasuk kemungkinan Sars-CoV-2, virus penyebab Covid-19.
Pejabat Inggris mengatakan "tidak ada hubungan" antara kasus hepatitis akut dan vaksin Covid-19.
Sebab, tidak ada anak yang terkena hepatitis itu yang menerima suntikan vaksin.
Andrea Ammon, direktur di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa di Stockholm, mengatakan:
"Sejauh ini tidak ada hubungan antara kasus satu dengan lainnya dan tidak ada hubungan dengan perjalanan."
Penyakit itu muncul pada anak-anak yang sebelumnya sehat, kata Ammon.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)