Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wali Kota Gadungan: Mariupol Bisa Jadi Bagian dari Wilayah Rostov Rusia

'Wali Kota gadungan' Mariupol, Konstantin Ivashchenko memastikan bahwa kota itu akan dianeksasi ke Rusia dan menjadi bagian dari wilayah Rostov.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Wali Kota Gadungan: Mariupol Bisa Jadi Bagian dari Wilayah Rostov Rusia
Handout / Mariupol City Council / AFP
Video handout yang diambil dari rekaman yang dirilis oleh Dewan Kota Mariupol pada 19 April 2022 menunjukkan awan asap mengepul di atas pabrik baja Azovstal dan gerbang galangan kapal Azov yang hancur, saat Rusia melanjutkan upayanya untuk merebut kota pelabuhan Mariupol yang terkepung. 

TRIBUNNEWS.COM, MARIUPOL - 'Wali Kota gadungan' Mariupol, Konstantin Ivashchenko memastikan bahwa kota itu akan dianeksasi ke Rusia dan menjadi bagian dari wilayah Rostov.

Pernyataan ini disampaikan oleh Penasehat Wali Kota Mariupol yang sah, Petro Andryushchenko dalam pesan Telegramnya.

"Wali Kota palsu Mariupol Konstantin Ivashchenko dalam pertemuan dengan penduduk Mariupol tentang masalah subordinasi teritorial, telah berulang kali menekankan bahwa Mariupol akan dianeksasi ke wilayah Rostov di Rusia," kata Andryushchenko.

Informasi tersebut tentu saja telah menunjukkan 'sifat sebenarnya dari rencana Rusia'.

Dikutip dari laman Ukrinform, Kamis (28/4/2022), Andryushchenko kemudian menjelaskan bahwa anak-anak yang dikumpulkan di satu-satunya sekolah yang tidak dirusak oleh pasukan Rusia, diwajibkan untuk menandatangani buku catatan mereka dengan cara baru, dengan afiliasi ke Rusia.

Baca juga: Rusia Tolak Tawaran Bernegosiasi dengan Ukraina di Mariupol: Mereka Ingin Pentaskan Adegan Memilukan

"Mengenai aksesi ke Rusia, dilaporkan bahwa di sekolah, anak-anak sudah menandatangani buku catatan sebagai 'wilayah Mariupol Rostov'," kata Andryushchenko.

Perlu diketahui, agresi Rusia telah menyebabkan salah satu bencana kemanusiaan terbesar di Mariupol.

Berita Rekomendasi

Pasukan Rusia diduga melakukan aksi pengeboman terhadap penduduk yang tidak bersenjata dan memblokir bantuan kemanusiaan.

Andryushchenko sebelumnya menyebutkan bahwa sejak awal invasi Rusia, hingga 20.000 warga sipil telah tewas di kota itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas