Ukraina Sebut Rusia Curi 61 Ton Gandum dari Wilayah Zaporizhzhia
Ukraina menuduh Rusia mengambil 61 ton gandum di perusahaan pertanian wilayah Zaporizhzhia, Ukraina Selatan.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
Rusia menembakkan dua rudal ke Kyiv pada hari Kamis (28/4/2022), selama kunjungan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Roket-roket itu mengguncang distrik Shevchenko di tengah Ibu Kota Ukraina.
Satu rudal menghantam lantai bawah sebuah bangunan tempat tinggal 25 lantai, melukai sedikitnya 10 orang, kata pejabat Ukraina.
Saksi mata Reuters melaporkan mendengar dua ledakan, tetapi penyebabnya tidak dapat diverifikasi secara independen.
Rusia menarik pasukan penyerbunya dari dekat Kyiv pada awal April setelah gagal merebut kota itu, yang sejak itu menjadi tuan rumah kunjungan pejabat tinggi dari Amerika Serikat dan sekutu Eropanya.
Ledakan pada Kamis terdengar setelah Guterres menyelesaikan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, menyoroti kekhawatiran bahwa Kyiv masih tetap rentan terhadap persenjataan berat Rusia.
"Ada serangan di Kyiv. Itu mengejutkan saya, bukan karena saya di sini tetapi karena Kyiv adalah kota suci bagi Ukraina dan Rusia," kata Guterres kepada penyiar Portugis RTP, dilansir CNA.
"(Ledakan itu) membuktikan bahwa kita tidak boleh menurunkan kewaspadaan kita. Kita tidak boleh berpikir bahwa perang telah berakhir," kata Zelensky.
Diskusi Guterres dengan Zelenskyy sebagian terfokus pada evakuasi pejuang Ukraina dan warga sipil yang bersembunyi di pabrik baja di kota tenggara Mariupol yang terkepung, target utama Rusia di wilayah Donbas timur.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada prinsipnya menyetujui keterlibatan PBB dan Palang Merah dalam mengevakuasi pabrik selama pembicaraan terpisah di Moskow dengan Guterres pada hari Selasa (26/4/2022).
Pejabat Ukraina khawatir Rusia ingin menangkap mereka yang terperangkap di dalam, tuduhan yang dibantah Moskow.
Baca juga: Kota di Ukraina Ini Ganti Pembayarannya Pakai Rubel Usai Dikuasai Secara Penuh oleh Rusia
Baca juga: Kepala Intel Rusia Sebut Polandia Diam-diam Akan Rebut Kendali Sebagian Wilayah Ukraina
Barat percaya pertempuran untuk Mariupol dan wilayah timur dan selatan lainnya dapat menentukan hasil perang.
Pasukan Rusia sekarang bercokol di timur, di mana separatis yang didukung Moskow telah menguasai beberapa wilayah sejak 2014, dan juga menguasai wilayah selatan yang mereka rebut pada Maret.
Staf umum Ukraina mengatakan Rusia meningkatkan serangan militernya di Donbas.
"Musuh meningkatkan kecepatan operasi ofensif. Penjajah Rusia mengerahkan tembakan intens di hampir semua arah," katanya.
(Tribunnews.com/Yurika)