Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Usai Malam Bergejolak di Azovstal, Komandan Ukraina: Kami Mencoba yang Terbaik untuk Proses Evakuasi

Komandan Ukraina berbicara situasi di Azovstal usai malam bergejolak yang mereka alami.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
zoom-in Usai Malam Bergejolak di Azovstal, Komandan Ukraina: Kami Mencoba yang Terbaik untuk Proses Evakuasi
AFP/ALEXANDER NEMENOV
Orang-orang berjalan di jalan Mariupol pada 12 April 2022. Usai malam "bergejolak" di pabrik baja Azovstal, Mariupol, Ukraina, diperkirakan ada sekitar 200 warga sipil, termasuk anak-anak, tersisa di tempat itu. 

TRIBUNNEWS.COM - Usai malam "bergejolak" di pabrik baja Azovstal, Mariupol, Ukraina, diperkirakan ada sekitar 200 warga sipil, termasuk anak-anak, tersisa di tempat itu.

Hal ini disampaikan Komandan Brigade Operasi ke-12 Garda Nasionao, Denys Shleha.

Ia mengatakan, pasukan Rusia mulai menyerang Azovstal menggunakan segala macam senjata begitu evakuasi warga sipil selesai, Minggu (1/5/2022).

Serangan itu, ujarnya, terjadi pada dini hari, sementara di pagi hari suasana lebih tenang.

"Begitu evakuasi warga sipil selesai kemarin, musuh mulai menggunakan segala macam senjata. Malam itu (terasa) gelisah," kata Shleha, dikutip dari CNN.

Video handout yang diambil dari rekaman yang dirilis oleh Dewan Kota Mariupol pada 19 April 2022 menunjukkan awan asap mengepul di atas pabrik baja Azovstal dan gerbang galangan kapal Azov yang hancur, saat Rusia melanjutkan upayanya untuk merebut kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.
Video handout yang diambil dari rekaman yang dirilis oleh Dewan Kota Mariupol pada 19 April 2022 menunjukkan awan asap mengepul di atas pabrik baja Azovstal dan gerbang galangan kapal Azov yang hancur, saat Rusia melanjutkan upayanya untuk merebut kota pelabuhan Mariupol yang terkepung. (AFP)

Baca juga: Zelensky Beri Peringatan Dunia akan Krisis Pangan, Buntut Rusia Blokade Pelabuhan Laut Hitam

Baca juga: Melawat ke Eropa, PM India Didesak Jauhi Rusia?

"Artileri angkatan laut Rusia menyerang Azovstal dari jam 2 pagi sampai jam 3 pagi. Di pagi hari menjadi lebih tenang."

Tidak jelas apakah sekelompok warga sipil yang terperangkap bisa pergi pada Senin (2/5/2022).

Berita Rekomendasi

"Saya tidak akan mengatakan apa-apa tentang evakuasi dari Azovstal. Kami mencoba yang terbaik untuk melakukannya, kami memohon untuk itu," imbuh Shleha.

"Kami mohon agar orang-orang dikeluarkan dari Azovstal. Musuh menyerang menggunakan segala macam senjata. Semuanya sangat buruk."

Lebih lanjut, Shleha mengungkapkan masalah terbesar yang dihadapi pasukannya adalah prajurit yang terluka.

Rumah sakit lapangan mereka telah dibom beberapa hari yang lalu.

"Saat ini ada sekitar 500 dari mereka di Azovstal. Luka mereka punya tingkat keparahan yang berbeda-beda. Ini adalah masalah terbesar yang perlu diselesaikan," bebernya.

Shleha juga berbicara tentang perlunya mengeluarkan pejuang yang tersisa dari pabrik.

"Setelah evakuasi warga sipil dan yang terluka, perlu untuk menyelesaikan masalah dengan garnisun. Orang-orang kami melakukan segala yang mungkin dan tidak mungkin untuk keadaan dunia selama 68 hari ini," tandasnya.

Baca juga: Serangan Udara Rusia Hancurkan Landasan Pacu Bandara Utama di Odessa

Baca juga: Zelensky Beri Pesan Menohok ke Militer Rusia: Lebih Baik Bertahan di Rusia daripada Mati di Ukraina

Memasuki hari ke-68 invasi Rusia, setidaknya 5,5 juta orang telah meninggalkan Ukraina, menurut data terbaru Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).

Selain 5.563.959 pengungsi terdaftar, setidaknya 7,7 juta orang mengungsi dari Ukraina karena terpaksa meninggalkan rumah mereka, menurut laporan terbaru oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

Sebuah proyeksi 8,3 juta pengungsi diperkirakan akan meninggalkan Ukraina, ujar UNHCR.

Ancaman Putin pada NATO dan Sekutunya

Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat menggigit bibir bawahnya saat menyadari invasi Rusia ke Ukraina terus goyah.
Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat menggigit bibir bawahnya saat menyadari invasi Rusia ke Ukraina terus goyah. (BBC)

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan pihaknya akan memberi tanggapan militer "secepatnya" terkait intervensi negara-negara Barat di Ukraina.

Tak hanya itu, ia juga menuduh NATO berencana menyerang Rusia dengan memanfaatkan Ukraina.

Ancaman ini dilontarkan Putin saat Rusia mengklaim telah melakukan serangan rudal di Ukraina selatan, Rabu (27/4/2022).

Serangan itu menghancurkan "sejumlah besar" senjata yang dipasok Barat.

Negara-negara "yang berpikir untuk ikut campur dalam peristiwa ini (invasi ke Ukraina) dan menciptakan ancaman strategis yang tidak dapat diterima Rusia, mereka harus tahu bahwa serangan balik kami akan (berlangsung) secepat kilat," kata Putin, dikutip dari AlJazeera.

"Kami memiliki semua alat untuk ini (serangan balik) yang orang lain bahkan tidak bisa memamerkannya (memiliki alat perang)," imbuhnya pada anggota parlemen di St Petersburg, yang secara implisit merujuk pada rudal balistik dan persenjataan nuklir Moskow.

Baca juga: Di Tengah Invasi Rusia ke Ukraina, Putin Dikabarkan akan Jalani Operasi Pengangkatan Kanker

Baca juga: Zelensky Klaim Pasukan Ukraina Hancurkan 1.000 Tank dan 2.500 Kendaraan Lapis Baja Rusia

Putin tidak secara spesifik membahasnya, tapi ia baru-baru ini mengawasi keberhasilan uji coba rudal balistik antarbenua Sarmat.

Rudal ini diharapkan segera dikerahkan Rusia dengan kemampuan masing-masing membawa 10 atau lebih hulu ledak nuklir.

Lebih lanjut, Putin berjanji akan menyelesaikan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk merebut wilayah Ukraina, yang secara historis dianggap Rusia sebagai milik Rusia.

Ia menyalahkan negara-negara NATO dan negara sekutu mereka karena menghasut pertempuran yang saat ini berlangsung di Ukraina.

"Negara-negara yang secara historis mencoba menahan Rusia, tidak membutuhkan negara besar yang mandiri seperti kita."

"Mereka pikir itu berbahaya bagi mereka hanya dengan keberadaannya (Rusia). Tapi, itu jauh dari kebenaran. Merekalah yang mengancam dunia," urainya.

Dengan meluncurkan serangan di Ukraina, pasukan Rusia menetralkan "bahaya nyata dari konflik besar yang akan terjadi di wilayah kami, sesuai skenario orang lain," ujar Putin.

Ia menuduh NATO berencana menggunakan Ukraina sebagai rute untuk menyerang Rusia melalui semenanjung Krimea, yang dicaplok Moskow pada 2014, dan wilayah perbatasan Donbas timur yang dikuasai separatis.

“Semua tugas operasi militer khusus yang kami lakukan di Donbas dan Ukraina, diluncurkan pada 24 Februari, akan dipenuhi tanpa syarat,” kata Putin, seraya menambahkan upaya Barat untuk “mencekik Rusia secara ekonomi” melalui sanksi telah gagal.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas