Jokowi: Ketahanan Kesehatan dan Kesiapsiagaan Dunia Terhadap Pandemi Tidak Cukup Kuat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pandemi Covid-19 memberikan pelajaran berharga bagi dunia.
Penulis: Reza Deni
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pandemi Covid-19 memberikan pelajaran berharga bagi dunia.
"Ketahanan kesehatan dan kesiapsiagaan dunia terhadap pandemi ternyata tidak cukup kuat. Akibatnya harga yang harus kita bayar sangatlah mahal, jutaan orang yang kehilangan nyawanya dan perekonomian dunia pun mengalami keterpurukan," kata Jokowi saat memberikan pidato di KTT Global Covid-19 ke-2 dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (13/5/2022).
Dia menyebut perlu kerjasama dalam menghadapi pandemi Corona.
Baca juga: Presiden Jokowi Usulkan 3 Hal soal Pembangunan Arsitektur Kesehatan Dunia
Jokowi menambahkan bahwa arsitek kesehatan dan kesiapsiagaan dunia terhadap pandemi Covid-19 harus diperkuat.
"Untuk mengatasi pandemi percepatan vaksinasi harus dilakukan untuk menjangkau 70 persen penduduk setiap negara. Momentum turunnya jumlah kasus saat ini harus dimanfaatkan untuk meluncurkan pukulan terakhir terhadap Covid-19, vaksin harus secepatnya menjadi vaksinasi," katanya.
Jokowi pun mengusulkan tiga hal soal pembangunan arsitektur kesehatan dunia.
"Yang pertama, akses kesehatan yang inklusif, seluruh masyarakat tanpa terkecuali harus memiliki akses layanan kesehatan dasar, infrastruktur kesehatan dasar harus memadai dan siap menghadapi pandemi. Di tingkat global setiap negara besar maupun kecil, kaya maupun miskin harus memiliki akses yang setara terhadap solusi kesehatan," sebutnya.
Baca juga: Lawatan Jokowi ke AS Jangan Sampai Zonk, Harus Berbuah Manis, Ada Investasi Masuk
Usul kedua, Jokowi menyebut akses pembiayaan kesehatan harus memadai.
Pasalnya, tidak semua negara memiliki sumber daya untuk memperbaiki infrastruktur kesehatannya.
Maka itu, mekanisme pembiayaan baru yang melibatkan negara donor dan pembiayaan multilateral diperlukan.
Selain itu, Dukungan pembiayaan kesehatan harus dilihat sebagai sebuah investasi dan tanggung jawab bersama mencegah pandemi.
Baca juga: Drama Penyergapan Penculikan Anak di Senayan, Pelaku Berniat Tabrak Polisi, Dibalas Timah Panas
"Yang ketiga, pemberdayaan, kolektif capacity harus diupayakan dan kerja sama antarnegara menjadi kuncinya. Kerja sama riset, kerja sama transfer teknologi dan akses ke bahan mentah harus diperkuat," kata dia
"Tidak boleh ada monopoli rantai pasok industri kesehatan, diversifikasi pusat produksi obat, vaksin, alat diagnostik dan terapeutik harus dilakukan. Dengan kapasitasnya, Indonesia siap menjadi hub produksi dan distribusi vaksin di kawasan," tandas Jokowi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.