Peneliti Inggris Beber Modus Propaganda Hitam London Serang Rusia dan Cina
Sebuah unit rahasia di Kementerian Luar Negeri Inggris melancarkan kampanye "propaganda hitam" melawan Uni Soviet dan Cina dari 1950-an hingga 1970-an
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Pemerintah Inggris selama beberapa dekade berusaha untuk mendorong konflik antara Moskow, Beijing, dunia Arab dan Afrika lewat kabar-kabar yang dipalsukan.
Sebuah unit rahasia di Kementerian Luar Negeri Inggris melancarkan kampanye "propaganda hitam" melawan Uni Soviet dan Cina dari 1950-an hingga 1970-an untuk melemahkan pengaruh global mereka.
Kisah ini dibeber Rory Cormac, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Nottingham, Inggris ke media Guardian.co.uk. Laman berita Russia Today mengutipnya Senin (16/5/2022).
Peneliti itu mempelajari sejumlah dokumen intelijen yang baru-baru ini dideklasifikasi. London tidak menghindar dari usaha membangkitkan anti-Semitisme, rasisme dan sentimen Islam untuk mencapai tujuannya.
“Rilis ini termasuk yang paling penting dalam dua dekade terakhir. Sangat jelas sekarang Inggris terlibat dalam lebih banyak propaganda hitam daripada yang diasumsikan sejarawan,” kata Cormac.
“Upaya ini lebih sistemik, ambisius, dan ofensif,” imbuh seorang profesor hubungan internasional di Universitas Nottingham kepada Guardian.
Baca juga: Pejabat Rusia Ancam Luncurkan Serangan Nuklir, Inggris Bisa Hancur dalam 4 Menit, Finlandia 10 Detik
Baca juga: Mantan Kepala MI6: Kini Lebih Kecil Kemungkinan Ukraina untuk Diterima NATO
Baca juga: Bagaimana Mengenali Propaganda Politik di Media
Baca juga: Bagaimana Mesin Propaganda Ukraina Bekerja saat Rusia Menyerang Mereka?
Menurut surat kabar tersebut, dokumen tersebut mengungkapkan ratusan operasi ekstensif dan mahal yang dilakukan Departemen Riset Informasi (IRD).
Lembaga ini unit rahasia yang awalnya didirikan pemerintahan Partai Buruh pasca-Perang Dunia II untuk melawan propaganda komunis.
“Unit itu jauh lebih dari sekadar mengekspos disinformasi Soviet," kata Cormac, menambahkan Inggris jelas bermaksud menipu penonton untuk menyampaikan pesan.
Unit Editor Khusus IRD
IRD memiliki Unit Editorial Khusus yang sangat rahasia dan terpisah yang bertanggung jawab atas apa yang disebut propaganda hitam
Ini jenis berita palsu khusus yang dirancang agar terlihat seolah-olah diproduksi oleh negara atau organisasi yang ingin didiskreditkan oleh pencipta sebenarnya.
Beberapa laporan yang dikirim ke pemerintah dan media barat, termasuk analisis yang diduga berasal dari lembaga independen, yang diam-diam sebenarnya dijalankan IRD.
Laporan itu kerap memperingatkan negara-negara barat tentang dugaan subversi Soviet.
Unit rahasia Inggris itu juga memalsukan setidaknya 11 laporan yang diduga dirilis kantor berita milik negara Soviet, menurut Guardian.
London secara khusus berusaha untuk membuat perpecahan antara Moskow dan sekutunya di dunia Arab dengan memproduksi berita palsu yang mendiskreditkan Uni Soviet di mata orang Arab, dan membangkitkan sentimen Islam di antara mereka.
Salah satu laporan semacam itu, yang disajikan sebagai berasal dari Uni Soviet, mengecam bantuan militer Soviet ke Mesir selama Perang Enam Hari 1967.
Bantuan itu dinarasikan sebagai pemborosan. Operator Inggris juga memalsukan literatur pro-Islam, termasuk Ikhwanul Muslimin, sebuah kelompok yang memiliki pengaruh signifikan di dunia Arab pada waktu itu.
Turut Membuat Tuduhan Palsu
Pernyataan yang dipalsukan IRD melihat Ikhwanul Muslimin menyebut Soviet ateis berlidah kotor, dan menuduh mereka menganggap orang Mesir sebagai petani mengikuti takhayul Islam yang reaksioner.
IRD juga melangkah lebih jauh dengan menciptakan kelompok Islamis yang sepenuhnya fiktif, Liga Orang Percaya, yang menyerang Uni Soviet karena ateismenya dan menyalahkan kekalahan Arab dalam perang melawan Israel karena kurangnya kepercayaan.
Unit rahasia Inggris itu pun ikut membangkitkan sentimen anti-Semit juga. Salah satu selebaran yang pernah dibuat menghasut orang Mesir untuk menyerang Israel.
Narasinya mempertanyakan kepada mereka, mengapa mereka tidak mengarahkan pasukan mereka melawan orang-orang Yahudi?
IRD juga sama aktifnya di Afrika, di mana ia berulang kali berusaha menyampaikan citra Uni Soviet yang melihat orang Afrika tidak beradab.
Pada 1963, IRD memalsukan pernyataan Federasi Pemuda Demokrat Dunia – sebuah organisasi yang terkait dengan Uni Soviet – yang menyebut orang Afrika primitif.
Pemalsuan lainnya termasuk pernyataan di mana Soviet mencela keterbelakangan dan ketidakdewasaan politik Afrika.
Laporan itu juga menarasikan kritik Soviet atas ketidaktrampilan siswa kulit hitam Afrika yang studi di universitas Soviet.
Dokumen yang dibuka kembali pada2021 dan dilihat Guardian juga menunjukkan kampanye propaganda Inggris memiliki peran dalam pembantaian massal komunis di Indonesia pada 1960-an.
Antara 500.000 dan tiga juta pendukung Partai Komunis terbunuh pada waktu itu, menurut berbagai perkiraan.
Upaya ini mendapat dukungan penuh dari beberapa pemerintah Inggris berturut-turut, menurut Cormac.
Pada 1964, Perdana Menteri Konservatif, Alec Douglas-Home, memerintahkan IRD untuk menargetkan Ghana atas dugaan condong ke Moskow.
Adu Domba Cina-Afrika
Beberapa bulan kemudian, Menteri Luar Negeri Partai Buruh, Patrick Gordon Walker, meminta unit tersebut memproduksi propaganda hitam membangkitkan ketegangan rasial antara orang Afrika dan Cina.
Meskipun unit tersebut secara resmi dibubarkan pada 1977, upaya serupa diduga berlanjut selama hampir satu decade. Sekarang, menurut Cormac, pemerintah Inggris masih terlibat dalam perang informasi.
Pada Februari 2022, hanya beberapa hari sebelum dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengungkapkan Inggris sedang menciptakan unit baru untuk memerangi disinformasi dari Moskow.
Pada Maret, Telegraph melaporkan unit yang dijuluki Sel Informasi Pemerintah menjangkau media sosial Rusia untuk menyebarkan pandangan London tentang konflik di Ukraina.
“Liz Truss memiliki sel informasi pemerintah, dan intelijen pertahanan mengirimkan tweet harian untuk memenangkan perang informasi. Inggris menggunakan cara yang jauh lebih licik," kata peneliti itu.
Laporan-laporan yang tidak diklasifikasikan menurutny sangat penting sebagai pendahulu dari upaya yang lebih modern untuk menempatkan intelijen ke dalam domain publik.(Tribunnews.com/RussiaToday/Guardian/xna)