Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sri Lanka Kehabisan Stok Bensin, PM Ranil Wickremesinghe: Hanya Cukup untuk 1 Hari

Perdana Menteri baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan negara itu kehabisan bensin karena menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Sri Lanka Kehabisan Stok Bensin, PM Ranil Wickremesinghe: Hanya Cukup untuk 1 Hari
Ishara S. KODIKARA / AFP
Seorang wanita berjalan melewati SPBU Ceypetco yang ditutup di Kolombo pada 18 Maret 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri baru Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe mengatakan negara itu kehabisan bensin karena menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan pada 1948.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Ranil Wickremesinghe mengatakan Kolombo sangat membutuhkan $75 juta (£60,8 juta) mata uang asing dalam beberapa hari ke depan untuk membayar impor penting.

Dilansir BBC, Wickremesinghe mengatakan bank sentral harus mencetak uang untuk membayar gaji pemerintah.

Wickremesinghe juga mengatakan maskapai milik negara Sri Lanka Airlines mungkin akan diprivatisasi.

Baca juga: Sri Lanka Stop Bayarkan Utang Luar Negeri Demi Beli Makanan dan Pasokan Energi

Baca juga: Sosok PM Baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, Anggota Oposisi Senior Kolombo

Perdana Menteri baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengunjungi sebuah kuil Buddha setelah upacara pengambilan sumpah di Kolombo pada 12 Mei 2022. Wickremesinghe dilantik sebagai perdana menteri Sri Lanka untuk keenam kalinya pada 12 Mei 2022 meskipun politisi veteran itu tidak pernah menyelesaikan masa jabatan penuh.
Perdana Menteri baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengunjungi sebuah kuil Buddha setelah upacara pengambilan sumpah di Kolombo pada 12 Mei 2022. Wickremesinghe dilantik sebagai perdana menteri Sri Lanka untuk keenam kalinya pada 12 Mei 2022 meskipun politisi veteran itu tidak pernah menyelesaikan masa jabatan penuh. (Ishara S. KODIKARA / AFP)

Perekonomian negara kepulauan telah terpukul keras oleh pandemi, kenaikan harga energi dan pemotongan pajak populis.

Kekurangan kronis mata uang asing dan inflasi yang melonjak telah menyebabkan kekurangan obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya yang parah.

Di ibu kota Kolombo, becak, alat transportasi paling populer di kota, dan kendaraan lain mengantre di pom bensin.

Berita Rekomendasi

"Saat ini, kami hanya memiliki stok bensin untuk satu hari. Beberapa bulan ke depan akan menjadi yang paling sulit dalam hidup kami," kata Wickremesinghe, yang ditunjuk sebagai perdana menteri pada Kamis (12/5/2022).

Namun, pengiriman bensin dan solar menggunakan jalur kredit dengan India dapat menyediakan pasokan bahan bakar dalam beberapa hari ke depan, tambahnya.

Baca juga: PM Baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe Memohon Bantuan Internasional Selama 1 Tahun: Kami akan Balas

Baca juga: Presiden Sri Lanka akan Tunjuk Perdana Menteri dan Kabinet Baru Pekan Ini

Sebuah kios dibakar di tempat demonstran bentrok dengan polisi di dekat kantor Presiden di Kolombo pada 9 Mei 2022 - Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa mundur pada 9 Mei setelah sehari kekerasan melihat tiga orang termasuk seorang anggota parlemen tewas dan lebih dari 150 terluka saat pendukung pemerintah bersenjatakan tongkat dan pentungan menyerang pemrotes. (Photo by ISHARA S. KODIKARA / AFP)
Sebuah kios dibakar di tempat demonstran bentrok dengan polisi di dekat kantor Presiden di Kolombo pada 9 Mei 2022 - Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa mundur pada 9 Mei setelah sehari kekerasan melihat tiga orang termasuk seorang anggota parlemen tewas dan lebih dari 150 terluka saat pendukung pemerintah bersenjatakan tongkat dan pentungan menyerang pemrotes. (Photo by ISHARA S. KODIKARA / AFP) (AFP/ISHARA S. KODIKARA)

Bank sentral harus cetak uang

Wickremesinghe mengatakan bank sentral negara itu harus mencetak uang untuk membantu memenuhi tagihan upah pemerintah dan komitmen lainnya.

"Di luar keinginan saya sendiri, saya terpaksa mengizinkan pencetakan uang untuk membayar pegawai negeri dan untuk membayar barang dan jasa penting," ucapnya.

"Namun, kita harus ingat bahwa mencetak uang menyebabkan depresiasi rupee" katanya.

Dia juga mengusulkan penjualan Sri Lanka Airlines sebagai bagian dari upaya menstabilkan keuangan negara.

Maskapai kehilangan 45 miliar rupee Sri Lanka ($ 129,5 juta; £ 105 juta) pada tahun yang berakhir Maret 2021.

Baca juga: Jam malam di Sri Lanka diperpanjang setelah lebih dari 50 rumah pejabat dibakar massa, WNI merasakan kesulitan ekonomi

Baca juga: Krisis Sri Lanka: Kekerasan Berlanjut, Dua Polisi Tewas dan Ratusan Orang Terluka, Total ULN Rp740 T

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menyampaikan pernyataan nasionalnya sebagai bagian dari KTT Pemimpin Dunia Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia pada 1 November 2021. COP26, yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow akan menjadi iklim terbesar konferensi sejak KTT Paris 2015 dan dipandang penting dalam menetapkan target emisi di seluruh dunia untuk memperlambat pemanasan global, serta memperkuat komitmen utama lainnya.
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menyampaikan pernyataan nasionalnya sebagai bagian dari KTT Pemimpin Dunia Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia pada 1 November 2021. COP26, yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow akan menjadi iklim terbesar konferensi sejak KTT Paris 2015 dan dipandang penting dalam menetapkan target emisi di seluruh dunia untuk memperlambat pemanasan global, serta memperkuat komitmen utama lainnya. (AFP)

Protes krisis ekonomi disertai kekerasan

Dalam beberapa minggu terakhir, telah terjadi protes besar, terkadang disertai kekerasan, terhadap Presiden Gotabaya Rajapaksa dan keluarganya.

Pekan lalu, kakak laki-laki Presiden, Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri.

Pengunduran diri Mahinda terjadi setelah pendukung pemerintah bentrok dengan pengunjuk rasa.

Sembilan orang tewas dan lebih dari 300 terluka dalam kekerasan tersebut.

Berita lain terkait Krisis Sri Lanka

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas