Rusia Diduga Menahan 3.000 Pengungsi Mariupol di Penjara, Termasuk Relawan yang Kirim Bantuan
Rusia diduga menahan lebih dari 3.000 pengungsi Mariupol di penjara, termasuk para sukarelawan.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Malvyandie Haryadi
Di sisi lain, Ketua Parlemen Rusia atau Ketua Duma Negara Rusia, Vyacheslav Volodin mengatakan akan mempertimbangkan pelarangan pertukaran tawanan perang Rusia dengan anggota resimen Azov Ukraina yang ditangkap.
Baca juga: RANGKUMAN Sejumlah Peristiwa yang Terjadi Selama Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-84
Baca juga: Bintang TikTok Ukraina Valeria Shashenok Ceritakan Kehidupan selama Perang
Sebab, ia menilai tentara tersebut 'penjahat Nazi' yang tidak boleh dimasukkan dalam pertukaran tahanan.
"Mereka adalah penjahat perang dan kita harus melakukan segalanya untuk membawa mereka ke pengadilan," katanya.
Bahkan, Situs Web Resmi Duma mengatakan, dia telah meminta komite pertahanan dan keamanan untuk menyiapkan instruksi untuk itu.
Hal ini mendapat dukungan dari Legislator Leonid Slutsky, salah satu negosiator Rusia dalam pembicaraan damai yang terhenti dengan Ukraina.
Menurut Slutsky, para tentara yang dievakuasi adalah "binatang dalam bentuk manusia" dan mengatakan mereka harus menerima hukuman mati.
"Mereka tidak pantas hidup setelah kejahatan mengerikan terhadap kemanusiaan yang telah mereka lakukan dan yang dilakukan terus menerus terhadap tahanan kami," katanya.
Menurut Ukraina, pihak Rusia itu telah salah saat menangkap fakta bahwa tentara tersebut adalah anggota resimen Azov, yang dibentuk sebagai milisi sukarelawan sayap kanan pada tahun 2014.
Padahal, tentara itu sendiri menyangkal sebagai neo-Nazi, dan Ukraina mengatakan resimen tersebut telah direformasi dan diintegrasikan ke dalam Garda Nasional.
Jaminan dari Presiden Putin
Sementara itu, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov hanya mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin menjamin, para tentara Ukraian yang menyerah akan diperlakukan 'sesuai dengan standar internasional'.
Peskov menyebut para pejuang di pabrik baja Azovstal yang menyerah itu akan diperlakukan 'manusiawi'.
Peskov mengatakan, Putin secara pribadi telah menjamin hal itu akan terjadi.
Pernyataannya muncul setelah seorang anggota parlemen yang bertindak sebagai salah satu perunding Moskow dalam pembicaraan damai yang sekarang terhenti dengan Ukraina mengatakan, Rusia harus mempertimbangkan hukuman mati kepada mereka.