Rusia Tak Ingin Tukar Pejuang Batalyon Azov di Mariupol dengan Tawanan Perang: Mereka Harus Diadili
Rusia mengatakan pejuang Batalyon Azov yang dievakuasi dari pabrik baja Azovstal Mariupol tidak boleh ditukar, melainkan harus diadili.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Tiara Shelavie
Kota pelabuhan terkenal di Ukraina itu jatuh ke dalam kendali penuh Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan bahwa negosiasi berhasil menyelamatkan lebih dari 260 kombatan tersebut.
Namun para kombatan mesti dibawa Rusia ke teritori yang dikuasai separatis Republik Rakyat Donetsk.
Baca juga: Putin Mengaku Rusia Tak Terancam Jika Finlandia-Swedia Gabung NATO
Baca juga: Hongaria Kembali Tolak Kesepakatan Uni Eropa, Embargo Minyak Rusia Batal Direalisasikan
Para kombatan Ukraina yang dievakuasi dari Azovstal dibawa menggunakan bus.
Sebagian mereka dalam kondisi luka parah.
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Anna Malyar menyampaikan bahwa 53 kombatan yang luka serius dibawa ke Novoazovsk untuk mendapatkan perawatan.
Sementara itu, sejumlah 211 kombatan lain dievakuasi ke Olenivka.
Hingga berita ini diturunkan, belum jelas status para kombatan itu apakah dijadikan tawanan perang oleh Rusia. Kiev sendiri mengaku akan berupaya memulangkan para kombatan itu.
“Ukraina butuh para pahlawan Ukraina untuk tetap hidup. Itulah prinsip kami,” kata Zelenskyy dikutip Associated Press.
“Militer dan intelejen kami telah memulai operasi untuk menyelamatakan para penjaga Mariupol. Kerja untuk memulangkan mereka akan berlanjut, ini butuh waktu,” lanjutnya.
(Tribunnews.com/Yurika)
Konflik Rusia Vs Ukraina lainnya