Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasukan Houthi Tembak Jatuh Drone Intai Tempur Saudi Buatan Turki

Drone tempur Karayel dikembangkan Vestel Turki untuk melakukan misi pengintaian dan pertempuran. Drone ini bisa dipersenjatai roket berpemandu laser.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Pasukan Houthi Tembak Jatuh Drone Intai Tempur Saudi Buatan Turki
AFP/MOHAMMED HUWAIS
Warga Yaman memeriksa kerusakan menyusul serangan udara semalam oleh koalisi pimpinan Saudi yang menargetkan ibu kota yang dikuasai pemberontak Houthi, Sanaa, pada 18 Januari 2022. - Koalisi pimpinan Saudi yang memerangi pemberontak Houthi Yaman mengatakan telah meluncurkan serangan udara yang menargetkan wilayah yang dikuasai pemberontak. ibukota Sanaa setelah serangan mematikan terhadap sekutu koalisi Abu Dhabi. (Photo by MOHAMMED HUWAIS / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, SANAA – Pasukan Houthi (Ansar Allah) Yaman mengumumkan pertahanan udara mereka menembak jatuh drone intai tempur Karayel buatan Turki milik koalisi Arab Saudi.

Drone intai tempur itu jatuh di wilayah Provinsi Hajjah, Yaman barat laut. Pernyataan disampaikan juru bicara Houthi Yaman, Brigjen Yahya Sari, Minggu (22/5/2022).

Menurut Yahya Sari, pesawat tak berawak itu ditembak jatuh menggunakan rudal darat ke udara buatan lokal.

Houthi menuduh penerbangan drone itu melanggar perjanjian gencatan senjata yang disponsori PBB di Yaman.

“Angkatan bersenjata kami menegaskan mereka siap menanggapi setiap pelanggaran (gencatan senjata) atau agresi oleh pasukan agresi,” kata Yahya Sari.

Baca juga: Mengapa Houthi Yaman Serang Uni Emirat Arab? Ini Penjelasannya

Baca juga: Salvo Rudal & Drone Houthi Hantam Kilang Minyak Saudi, Pertahanan Udara Gagal Cegat Seluruh Serangan

Baca juga: Kepulan Asap Hitam Bentuk Jamur Terlihat Usai Houthi Serang Fasilitas Minyak Saudi Jelang Balapan F1

Drone tempur Karayel dikembangkan Vestel Turki untuk melakukan misi pengintaian dan pertempuran.

Drone ini memiliki daya tahan hingga 20 jam dan jangkauan operasional 150 kilometer. Drone ini dapat dipersenjatai amunisi ringan berpemandu laser MAM-L dan MAM-C buatan Roketsan Turki.

Berita Rekomendasi

Media militer Houthi merilis rekaman video pada Senin (23/5/2022), yang menunjukkan puing-puing pesawat tak berawak yang jatuh, yang tampaknya tidak bersenjata.

Ini adalah drone tempur kedua dari koalisi pimpinan Saudi yang ditembak jatuh oleh Houthi sejak gencatan senjata yang disponsori PBB mulai berlaku pada 2 April.

Pada 4 Mei, kelompok itu menembak jatuh drone tempur Rainbow CH-4 buatan Cina miliki koalisi Arab di distrik Harad di Hajjah.

Saat itu, kelompok Houthi juga mengatakan drone ditembak jatuh karena melanggar gencatan senjata.

Gencatan senjata, yang sepertinya tidak akan bertahan, akan berakhir pada 2 Juni 2022. PBB berharap gencatan senjata permanen akan tercapai sebelum formula itu berakhir.

Asap mengepul dari fasilitas penyimpanan minyak di kota pesisir Laut Merah Arab Saudi Jeddah pada 25 Maret 2022. - Pemberontak Yaman mengatakan mereka menyerang fasilitas minyak Saudi Aramco di Jeddah sebagai bagian dari gelombang serangan drone dan rudal hari ini sebagai awan besar Kepulan asap terlihat di dekat venue Formula Satu di kota tersebut. (Photo by ANDREJ ISAKOVIC / AFP)
Asap mengepul dari fasilitas penyimpanan minyak di kota pesisir Laut Merah Arab Saudi Jeddah pada 25 Maret 2022. - Pemberontak Yaman mengatakan mereka menyerang fasilitas minyak Saudi Aramco di Jeddah sebagai bagian dari gelombang serangan drone dan rudal hari ini sebagai awan besar Kepulan asap terlihat di dekat venue Formula Satu di kota tersebut. (Photo by ANDREJ ISAKOVIC / AFP) (AFP/ANDREJ ISAKOVIC)

Houthi Yaman Pamer Sukses

Pada 21 Mei 2022, kelompok Houthi merilis rekaman yang belum pernah dilihat sebelumnya dari pertempuran distrik al-Durayhimi di Provinsi al-Hudaydah, Yaman barat.

Pertempuran al-Durayhimi, yang berlangsung selama sekitar dua tahun, menjadi salah satu pertempuran paling kejam dalam perang Yaman.

Pertempuran dimulai ketika pasukan besar bersenjata berat dari koalisi pimpinan Saudi, yang sebagian besar terdiri dari pasukan Uni Emirat Arab (UEA) dan proksi mereka, berusaha mendorong Houthi keluar dari al-Durayhimi pada Juli 2018.

Sementara pasukan koalisi gagal merebut distrik itu, mereka mampu mengepungnya. Pengepungan ketat dipatahkan Houthi pada November 2020 menyusul serangan balik yang sukses.

Rekaman yang dirilis Houthi, yang merupakan propaganda pertempuran, mengungkapkan bagaimana kelompok itu mengirimkan pasokan kepada para pejuang dan warga sipilnya di al-Durayhimi meskipun dikepung koalisi pimpinan Saudi.

Dalam rekaman itu, Houthi menggunakan container roket yang diimprovisasi, guna mengirimkan makanan kepada para pejuang dan warga sipil yang terkepung di al-Durayhimi.

Houthi juga menjatuhkan pasokan ke para pejuang dan warga sipil yang terkepung dari pesawat tak berawak.

Kelompok tersebut menggunakan helikopter Mi-171Sh untuk mengirimkan pasokan ke distrik tersebut.

Tidak diketahui sebelumnya kelompok tersebut mengoperasikan helikopter yang ditinggalkan oleh militer lama Yaman.

Kemampuan Houthi untuk memasok pejuang dan warga sipil mereka di al-Durayhimi menggunakan cara yang sangat unik ini berkontribusi pada kemenangan mereka dalam pertempuran.

Sebuah kemenangan yang memperkuat kehadiran kelompok tersebut di pantai Laut Merah yang strategis di Yaman.

Rekaman baru menyoroti kreativitas dan kegigihan Houthi. Dua kualitas yang membuat kelompok kecil yang terisolasi itu menjadi kekuatan regional yang harus diperhitungkan.

Pada 8 Mei, sayap pro-Saudi dari Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan pertahanan udaranya telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak bersenjata yang diluncurkan Houthi di Provinsi Saada, Yaman utara.

Komandan Brigade 3 “Asefah”, Mayor Jenderal Muhammad al-Ajabi, mengatakan drone Houthi terdeteksi unit pengintai saat terbang di atas posisi militer di pegunungan Kalh al-Kirs dan al-Madafn di distrik Dhaher.

Setelah terdeteksi drone itu dengan cepat ditembak jatuh oleh unit pertahanan udara. “Pelanggaran ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap gencatan senjata PBB,” kata al-Ajabi, menurut Kantor Berita Saba.

Di bawah perjanjian gencatan senjata yang disponsori PBB, yang mulai berlaku lebih dari sebulan yang lalu, Houthi berjanji tidak meluncurkan serangan apa pun di Yaman atau di Arab Saudi.

Namun, pasukan yang didukung Saudi mengklaim Houthi melanggar gencatan senjata setidaknya 126 kali antara 5 dan 6 Mei.

Houthi juga telah melaporkan pelanggaran gencatan senjata oleh koalisi pimpinan Saudi dan proksinya.

Kelompok tersebut mengklaim koalisi tidak memenuhi janjinya untuk mengizinkan kapal bahan bakar memasuki pelabuhan al-Hudaydah.

Terlepas dari dugaan pelanggaran ini, gencatan senjata tetap bertahan. Satu-satunya insiden serius terjadi pada 4 Mei ketika Houthi menembak jatuh pesawat tak berawak di Provinsi Hajjah.(Tribunnews.com/Southfront/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas