Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ulasan Pakar Geopolitik, Barat Gagal Remehkan Senjata Laser Rusia di Ukraina

Ukraina memiliki drone intai tempur Bayraktar TB-2 buatan Turki, namun memperlihatkan kegagalan di lapangan.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Ulasan Pakar Geopolitik, Barat Gagal Remehkan Senjata Laser Rusia di Ukraina
Tech Startups
Zadira, senjata laser terbaru yang diduga tentara Rusia untuk menghancurkan drone pasukan Ukraina. 

 Selama era Soviet, Rusia mengguncang barat sampai ke inti dengan mencapai banyak tonggak teknologi, terutama dalam peroketan, eksplorasi ruang angkasa, kimia, fisika dan matematika terapan, di antara banyak kemajuan ilmiah lainnya.

Politik barat tidak mengakui prestasi Rusia pada saat itu. Bahkan ketika kedua belah pihak saling mengarahkan senjata nuklir.

Media Barat masih terus berusaha menggambarkan Rusia sebagai negara yang kurang maju.

Propaganda merupakan bagian integral konflik apa pun, tetapi apa yang kita lihat saat ini telah mencapai tingkat yang tragis.

Betapa tragisnya, kita bisa melihat sendiri pada Maret, ketika Space Foundation yang berbasis di AS menyensor nama Yuri Gagarin.

Tak perlu dikatakan, siapa pun dengan kemampuan dasar membaca tahu ini adalah nama manusia pertama di luar angkasa.

Tapi itu tidak masalah bagi Russophobes yang tidak punya akal. Mereka hanya perlu melakukan apa pun yang mereka bisa untuk mencoba dan memutarbalikkan kenyataan.

Berita Rekomendasi

Merek hanya perlu mempertahankan citra diri mereka tentang "Rusia yang terbelakang".  Ini juga menjelaskan perlunya merendahkan klaim Rusia tentang penggunaan senjata laser.

Namun, sekali lagi, situasi ini tidak kalah tragisnya. Dalam ketidaktahuan mereka yang menyedihkan, media arus utama telah lupa tentang fakta laser sebagian merupakan penemuan Rusia.

Atau lebih tepatnya, penemuan Rusia-Amerika. Hadiah Nobel Fisika 1964 adalah buktinya dan inilah teks tepatnya:

“Hadiah Nobel dalam Fisika 1964 dibagi, satu setengah diberikan kepada Charles Hard Townes, setengah lainnya bersama-sama untuk Nicolay Gennadiyevich Basov dan Aleksandr Mikhailovich Prokhorov 'untuk pekerjaan mendasar di bidang elektronik kuantum, yang telah menyebabkan pembangunan osilator dan amplifier berdasarkan prinsip maser-laser.'”

Jadi, Rusia yang "terbelakang" telah memiliki laser setidaknya sejak 1964. Dan inilah media arus utama barat, yang mengejek Rusia atas klaim penggunaan laser pada 2022, hampir 60 tahun kemudian.

Untuk menempatkan itu ke dalam perspektif, itu akan sama dengan mengejek orang Lebanon untuk klaim menggunakan roda, yang ditemukan pendahulu Fenisia mereka.

Atau mengejek orang Yunani karena mengklaim menggunakan alfabet. Atau bahkan orang Amerika, untuk klaim menggunakan pesawat terbang.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas