Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menaker Hubertus Heil : Embargo Gas Rusia Bisa Meracuni Masyarakat Jerman

Ledakan krisis ekonomi dan industri akan langsung terjadi. Jerman sangat bergantung energi Rusia, membeli 25 persen minyak dan 40 persen gas.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Menaker Hubertus Heil : Embargo Gas Rusia Bisa Meracuni Masyarakat Jerman
NIKOLAY DOYCHINOV / AFP
Logo raksasa energi Rusia Gazprom di salah satu pom bensin di Sofia pada tanggal 27 April 2022. Raksasa energi Rusia Gazprom mengatakan pada 27 April 2022 telah menghentikan semua pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria setelah tidak menerima pembayaran di dalam Rubel dari dua anggota Uni Eropa itu. Presiden Vladimir Putin bulan lalu mengatakan Rusia hanya akan menerima pembayaran untuk pengiriman dalam mata uang nasionalnya, dengan pembeli diharuskan untuk membuat rekening rubel atau tidak mendapat gas. 

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Menteri Tenaga Kerja Jerman, Hubertus Heil, mengatakan embargo gas Rusia akan menyebabkan hilangnya pekerjaan dan secara serius mempengaruhi ekonomi negaranya.

Hubertus Heil mengatakan hal itu dalam sebuah wawancara dengan media Funke, yang diterbitkan Sabtu (28/5/2022).

“Kita harus secara bertahap menjadi mandiri dari impor gas, tetapi pengenaan embargo segera akan memperumit situasi dengan kenaikan harga yang lebih tinggi dan menyebabkan hilangnya pekerjaan. Jadi ini harus kita hindari,” ujarnya mengingatkan.

Baca juga: Jerman Tak Siap Embargo Gas Rusia, Cina Ingatkan Ancaman Kelaparan Global

Baca juga: Rusia Makin Dekat dengan China saat Energinya Terancam Embargo Uni Eropa

Baca juga: Embargo Impor Migas Rusia, Uni Eropa Hancurkan Ekonomi Mereka Sendiri

Heil mencatat pasar tenaga kerja di Jerman, meskipun menderita akibat pandemi Covid-19, saat ini stabil, tetapi langkah-langkah drastis seperti memotong gas Rusia akan mengubah situasi menjadi lebih buruk.

“Namun, jika terjadi embargo gas langsung, kita akan berada dalam situasi yang sama sekali berbeda secara ekonomi dan sosial,” katanya, seraya menambahkan embargo akan menjadi “racun bagi masyarakat (Jerman).

Bersama negara-negara Uni Eropa lainnya, Berlin telah berupaya menghapus energi dari Rusia, tetapi pemerintah telah berulang kali menyatakan negara tersebut tidak dapat melakukannya segera.

Ledakan krisis ekonomi dan industri akan langsung terjadi. Jerman sangat bergantung energi Rusia, membeli sekitar 25 persen minyaknya dan 40 persen gasnya.

Berita Rekomendasi

Namun, menurut strategi saat ini, Berlin berencana untuk sepenuhnya menggantikan batu bara dan minyak Rusia pada akhir tahun, dan beralih dari gas Rusia ke pemasok alternatif pada 2024.

Pipa Gazprom di Distrik Lensk, Rusia.
Pipa Gazprom di Distrik Lensk, Rusia. (Andrey Rudakov?Bloomberg)

Kiev Sita Aset Rusia

Perkembangan lain dari Ukraina, Kiev memulai proses penyitaan aset raksasa minyak Rusia Rosneft. Informasi disampaikan Dinas Keamanan Ukraina (SBU) di saluran Telegramnya, Sabtu.

"SBU memprakarsai penyitaan aset Rosneft di Ukraina. Aktivitas perusahaan energi, yang merupakan bagian dari grup Rosneft Rusia, diblokir," bunyi pesan tersebut.

Menurut pengumuman SBU, sekitar 20 juta hryvnia ($677.000) aset yang diduga milik anak perusahaan Rosneft di Ukraina diblokir.

Nama perusahaan belum diungkapkan. Rosneft belum mengeluarkan komentar mengenai proses tersebut.

Pada April, parlemen Ukraina mengesahkan undang-undang yang memungkinkan nasionalisasi aset warga Rusia, atau mereka yang diduga memiliki hubungan dekat dengan Moskow.

Awal bulan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengesahkan undang-undang lain yang memungkinkan penyitaan aset dari warga yang dituduh mendukung Rusia.

Kiev juga dilaporkan berencana untuk secara paksa menyita aset dua bank besar Rusia di negara itu, Sberbank dan VEB.RF.

Meski dijatuhi serangkaian sanksi dan embargo, Rusia justru mampu meningkatkan penjualan minyak mentah ke India

Data menunjukkan, pengiriman minyak ke India meningkat 1,5 kali. Pengiriman minyak Rusia ke India melebihi 396.000 ton pada bulan Maret.

Menurut Kementerian Perdagangan Rusia, itu kenaikan lebih dari 15 persen dari bulan sebelumnya dan peningkatan 40 persen secara tahunan.

Secara keseluruhan, India telah mengimpor 56,7 juta ton minyak Rusia sejak awal tahun ini, meningkat 12 persen dari tahun sebelumnya.

Menurut data Refinitiv Eikon, pengiriman minyak mentah Ural Rusia ke India telah meningkat sejak peluncuran operasi militer Moskow di Ukraina.

Sanksi Barat terhadap Moskow telah membuka peluang bagi penyulingan India untuk meningkatkan pembelian minyak Rusia dengan harga diskon.

Beberapa pelanggan Eropa telah menghindari minyak mentah Rusia. Laporan media sebelumnya telah mengindikasikan importir minyak terbesar ketiga di dunia itu mencari minyak mentah Rusia dengan harga kurang dari $70 per barel.

Menurut data awal dari Refinitiv, pembelian minyak India dari Rusia akan meningkat lebih lanjut menjadi sekitar 487.500 ton bulan ini.

Sementara di Eropa, depot gas besar di Austria berisiko kosong karena keretakan antara Moskow dan Berlin

Fasilitas penyimpanan gas bawah tanah Haidach di Austria mungkin tidak dapat diisi ulang pada musim pemanasan berikutnya karena konflik antara Berlin dan Moskow atas perebutan anak perusahaan Gazprom di Jerman.

Fasilitas penyimpanan terletak di Austria tetapi terhubung ke jaringan gas Jerman dan menerima gas Rusia dari sana.

Ini adalah salah satu yang terbesar di Eropa, mampu menutupi sekitar seperempat dari kebutuhan gas tahunan Austria. Namun fasilitas itu kosong beberapa waktu terakhir.

Sebagian fasilitas tersebut digunakan anak perusahaan Gazprom, Gazprom Germania. Namun, Moskow berhenti memasok gas ke sana setelah Berlin menyita perusahaan itu.

Bagian lain dari depot digunakan anak perusahaan Gazprom, GSA, tetapi telah kosong selama beberapa bulan, menurut outlet media Deutsche Welle.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas