UPDATE Penembakan Texas: Polisi Rupanya Tak Segera Masuk ke Sekolah saat Anak-anak Dalam Bahaya
Beberapa hari setelah insiden penembakan, terungkap bahwa polisi tidak langsung masuk ke ruang kelas setelah datang, mereka justru menunggu di luar.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Keputusan polisi dalam menghadapi serangan penembakan di Sekolah Dasar Robb, Texas, pada Selasa (24/5/2022) lalu kini sedang diselidiki negara bagian.
Dilansir Independent, dilaporkan bahwa polisi tak segera menyerbu penembak ketika mereka tiba di lokasi.
Dilaporkan ada sekitar 20 polisi yang menunggu di luar kelas meski anak-anak dan guru meminta bantuan dengan menelepon 911.
Setidaknya ada 8 panggilan telepon ke layanan darurat yang dilakukan dari dalam kelas yang dimasuki pelaku bersenjata, tapi petugas masih berada di luar kelas, kata para pejabat.
Diyakini kepala polisi distrik sekolah Pete Arredondo mengira bahwa si penembak dibarikade di dalam dan bahwa tidak ada ancaman aktif terhadap anak-anak.
Baca juga: Pengakuan Mantan Pacar Penembak SD di Texas, Sebut Takut akan Hidupnya saat Salvador Ramos Mengamuk
Baca juga: Siswi di Texas Lumuri Tubuh dengan Darah Lalu Berpura-pura Mati untuk Kecoh Pelaku Penembakan
Keputusan Arredondo untuk menunggu di luar dinilai bertentangan dengan pedoman federal dan negara bagian yang dikembangkan selama dua dekade, The Guardian melaporkan.
Dalam insiden seperti itu, prioritas polisi adalah melumpuhkan pria bersenjata itu.
Di Texas, polisi Uvalde menerima pelatihan terbaru dalam beberapa bulan terakhir dengan protokol yang menyebut bahwa prioritas pertama petugas adalah masuk ke lokasi kejadian dan langsung menghadapi penyerang.
Protokol itu mungkin harus memaksa polisi untuk sementara membiarkan yang terluka dan tidak menanggapi tangisan minta tolong dari anak-anak, menurut protokol tersebut.
Arredondo disebut membuat keputusan yang salah dengan menunda-nunda untuk menyerbu ruang kelas di mana penembak berada.
Namun belum jelas situasi yang sebenarnya dihadapi Arredondo dan apakah ada protokol respons yang berbeda untuk variasi yang berbeda pada insiden penembakan.
Tetapi pejabat penegak hukum yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Associated Press pada hari Sabtu bahwa petugas dari lembaga lain mendesak kepala polisi sekolah untuk masuk lebih cepat.
Rekaman audio dari tempat kejadian menangkap petugas dari agensi lain yang memberi tahu Arredondo bahwa pria bersenjata itu masih aktif dan prioritasnya adalah menghentikannya, kata seorang sumber kepada kantor berita.
Kini, Arredondo berada di bawah perlindungan polisi dengan dua petugas dari departemen tetangga ditempatkan di dalam mobil di luar rumahnya, menurut New York Times.
Diberitakan sebelumnya, insiden penembakan terjadi di sekolah dasar Robb di Uvalde, Texas, Amerika Serikat pada Selasa (24/5/2022) pagi waktu setempat.
Setidaknya 19 siswa dan 2 orang dewasa tewas dalam insiden tersebut.
Mengutip The Guardian, pelaku berusia 18 tahun, seorang pria yang diidentifikasi bernama Salvador Ramos.
Polisi mengatakan Ramos terbunuh, yang tampaknya ditembak oleh petugas yang datang.
Pelaku sempat melarikan diri dari tempat kejadian dan menabrakkan mobilnya di dekat sekolah.
Motif penembakan belum diketahui.
Ia diyakini bertindak sendiri.
Senator negara bagian Texas, Roland Gutierrez mengatakan, tersangka sempat menembak neneknya sendiri di rumahnya di pagi hari.
"Pelaku dicurigai membeli dua senapan pada ulang tahunnya yang ke-18," ujar Gutierrez kepada wartawan setelah diberi pengarahan oleh Texas Rangers.
Dua senapan gaya serbu dilaporkan dibeli dari sebuah toko di Uvalde County pada hari ulang tahunnya.
"Membeli senjata adalah hal pertama yang dia lakukan pada ulang tahunnya yang ke-18," kata Gutierrez.
Ia menambahkan bahwa Ramos telah mengisyaratkan di media sosial bahwa serangan mungkin akan datang.
"Dia menyarankan anak-anak harus berhati-hati," katanya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)