Konflik Rusia Vs Ukraina: Lebih dari 500 Anak Ukraina Menunggu Keputusan Visa ke Inggris
Lebih dari 500 anak Ukraina terjebak dan tengah menunggu ketidakpastian visa masuk Inggris, setelah mendaftar skema Homes for Ukraine.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Lebih dari tiga minggu kemudian, dia masih di Ukraina tanpa kabar penolakan atau pembaruan.
“Kementerian Dalam Negeri belum memberi saya informasi apa pun. Saya tidak tahu harus berbuat apa,” katanya.
“Kalau penolakan, ok (baik), tapi tanpa informasi apapun itu tidak mungkin," imbuhnya.
Baca juga: Perbincangan Putin, Macron, dan Scholz Sebut Rusia Siap Lanjutkan Negosiasi Damai dengan Ukraina
Baca juga: Putin Pecat Ratusan Tentara Nasional Rusia karena Tolak Perintah Perang di Ukraina
Terlalu banyak anak terjebak dalam ketidakpastian
Kepala Eksekutif Badan Amal Pengungsi Anak Safe Passage Beth Gariner-Smith menyebut terlalu banyak anak yang terjebak dalam ketidakpastian.
"(Mereka) sendirian di Ukraina dan negara-negara tetangga, (merasa) putus asa untuk (dapat) bergabung dengan sponsor di sini, Inggris," imbuh Gariner-Smith.
"Tidak dapat diterima, ini membuat anak-anak sendirian dalam posisi berbahaya dan rentan pada risiko eksploitasi," tegasnya.
Gardiner-Smith mengatakan pemerintah harus memperluas skema Homes for Ukraine untuk memasukkan anak-anak tanpa pendamping dengan bekerja sama dengan otoritas lokal dan badan amal untuk memastikan perlindungan.
Baca juga: Inilah Roket Penyembur Api TOS-2 Rusia, Dikerahkan Pertama Kali di Medan Tempur Ukraina
Baca juga: Detik-detik Anak Anggota Parlemen Inggris Digempur Artileri Rusia di Medan Perang Ukraina
Tanggapan pejabat Inggris
Menteri Imigrasi Bayangan Stephen Kinnock menyampaikan kekhawatiran dalam surat kepada Menteri Imigrasi.
Dia menyinggung soal kebijakan pemerintah tentang anak di bawah umur yang tidak didampingi.
“Kami memahami bahwa pemerintah perlu melakukan pemeriksaan pengamanan yang komprehensif," katanya.
"Ttetapi ada pertanyaan khusus tentang mengapa penundaan yang lama masih terjadi," tuturnya.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)