Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Choe Son Hui, Juru Runding Nuklir yang Jadi Menteri Luar Negeri Wanita Pertama Korea Utara

Korea Utara menunjuk Choe Son Hui sebagai Menteri Luar Negeri wanita pertama negara tertutup ini.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Sosok Choe Son Hui, Juru Runding Nuklir yang Jadi Menteri Luar Negeri Wanita Pertama Korea Utara
AFP
File foto ini diambil pada 1 Maret 2019 menunjukkan Choe Son Hui, Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, berpose untuk foto menjelang upacara penyambutan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tidak digambarkan) di Istana Kepresidenan di Hanoi. Korea Utara telah menunjuk diplomat veteran Choe Son Hui sebagai menteri luar negeri wanita pertama, media pemerintah melaporkan pada 11 Juni 2022, ketika Pyongyang terus maju dengan serangkaian uji coba senjata penghancur sanksi dan mengabaikan seruan AS untuk melakukan pembicaraan. - Choe Son Hui sekarang ditunjuk jadi Menteri Luar Negeri Korea Utara wanita pertama. 

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara menunjuk Choe Son Hui sebagai Menteri Luar Negeri wanita pertama di negara tertutup ini.

Diplomat top sekaligus juru runding nuklir terkemuka ini didapuk menjadi Menteri Luar Negeri pada pertemuan pleno Komite Sentral Partai Buruh Korea pada 8-10 Juni 2022.

Pertemuan itu disaksikan langsung oleh Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un, lapor media pemerintah KCNA, dikutip dari CNN

Pengangkatan Choe Son Hui terjadi di tengah ketegangan Semenanjung Korea, usai Pyongyang meningkatkan program pengujian senjatanya yang ditentang PBB.

Baca juga: Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi ke Korea Utara Usai Kim Jong Un Rilis Rudal Balistik

Baca juga: AS Kecewa, China dan Rusia Veto Sanksi Baru Dewan Keamanan PBB untuk Korea Utara

Sosok Choe Son Hui

File foto ini diambil pada 1 Maret 2019 menunjukkan Choe Son Hui, Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, berpose untuk foto menjelang upacara penyambutan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tidak digambarkan) di Istana Kepresidenan di Hanoi. Korea Utara telah menunjuk diplomat veteran Choe Son Hui sebagai menteri luar negeri wanita pertama, media pemerintah melaporkan pada 11 Juni 2022, ketika Pyongyang terus maju dengan serangkaian uji coba senjata penghancur sanksi dan mengabaikan seruan AS untuk melakukan pembicaraan. - Choe Son Hui sekarang ditunjuk jadi Menteri Luar Negeri Korea Utara wanita pertama.
File foto ini diambil pada 1 Maret 2019 menunjukkan Choe Son Hui, Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, berpose untuk foto menjelang upacara penyambutan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tidak digambarkan) di Istana Kepresidenan di Hanoi. Korea Utara telah menunjuk diplomat veteran Choe Son Hui sebagai menteri luar negeri wanita pertama, media pemerintah melaporkan pada 11 Juni 2022, ketika Pyongyang terus maju dengan serangkaian uji coba senjata penghancur sanksi dan mengabaikan seruan AS untuk melakukan pembicaraan. - Choe Son Hui sekarang ditunjuk jadi Menteri Luar Negeri Korea Utara wanita pertama. (AFP)

Choe Son Hui merupakan wanita kelahiran ibu kota Korea Utara, Pyongyang, pada tahun 1964.

CNN melaporkan, Choe adalah putri mantan Perdana Menteri Korea Utara Choe Yong Rim, menurut data Kementerian Unifikasi Korea Selatan.

Berita Rekomendasi

Dilansir Independent, Choe Sun Hui merupakan salah satu wanita paling berpengaruh di Korut bersama adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong.

Choe menggantikan Ri Son Gwon, seorang garis keras dengan latar belakang militer yang selama pertemuan itu diumumkan sebagai orang penting baru Kim dalam menghadapi Korea Selatan.

Dia pertama kali muncul di media pada 1997, sebagai penerjemah untuk delegasi Korut dalam negosiasi nuklir empat pihak.

Ia kembali tampil dalam perundingan enam pihak terkait senjata nuklir di tahun 2000-an.

Choe memainkan peran kunci selama KTT Korea Utara dengan AS.

Ia memimpin upaya negosiasi agresif yang ditujukan mantan Presiden AS, Donald Trump.

Pernyataannya yang dipublikasikan di media pemerintah Korea Utara berganti-ganti antara mengancam "pertarungan nuklir" dengan tawaran dialog.

Pada 2018 lalu, dia menemani Kim Jong Un untuk KTT di Singapura dan Hanoi setahun kemudian.

Choe duduk di sampingnya di meja negosiasi.

Dalam pernyataan terakhirnya pada Maret tahun lalu, Choe menuntut AS menghentikan "kebijakan bermusuhan" terhadap Korea Utara, termasuk latihan bersamanya dengan Korea Selatan.

Uji Coba Nuklir Korea Utara

Foto selebaran ini diambil pada 6 Juni 2022 dan dirilis oleh Kepala Staf Gabungan Korea Selatan melalui kantor berita Yonhap di Seoul menunjukkan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) menembakkan rudal dari lokasi yang dirahasiakan di pantai timur Korea Selatan selama Korea Selatan- Latihan tembak-menembak bersama AS bertujuan untuk melawan uji coba rudal Korea Utara. Korea Selatan dan Amerika Serikat menembakkan delapan rudal balistik pada 6 Juni sebagai tanggapan atas uji coba senjata Korea Utara pada hari sebelumnya, kata militer Seoul.
Foto selebaran ini diambil pada 6 Juni 2022 dan dirilis oleh Kepala Staf Gabungan Korea Selatan melalui kantor berita Yonhap di Seoul menunjukkan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) menembakkan rudal dari lokasi yang dirahasiakan di pantai timur Korea Selatan selama Korea Selatan- Latihan tembak-menembak bersama AS bertujuan untuk melawan uji coba rudal Korea Utara. Korea Selatan dan Amerika Serikat menembakkan delapan rudal balistik pada 6 Juni sebagai tanggapan atas uji coba senjata Korea Utara pada hari sebelumnya, kata militer Seoul. (AFP)

Korea Utara belakangan ini dicurigai akan kembali melakukan uji coba senjata nuklirnya.

Badan Energi Atom Internasional pada Selasa mengatakan, Pyongyang sedang mempersiapkan lokasi uji coba nuklir.

Badan ini memperingatkan situasi seputar program nuklir Korut yang mengkhawatirkan karena terjadi kemajuan pesat.

Baca juga: Langgar UU Transaksi Keuangan, Litecoin Delisting dari Bursa Kripto Korea Selatan

Baca juga: Balas Korea Utara, AS dan Korea Selatan Tembakkan 8 Rudal Balistik

Sepanjang tahun ini saja, Korea Utara telah melakukan 17 peluncuran rudal.

Itu termasuk dua uji coba rudal balistik antarbenua yang berhasil.

Menurut laporan KCNA, pertemuan pleno pada Sabtu lalu tidak membahas soal kemampuan nuklir Korea Utara, uji coba rudal, atau hubungan AS dan Korea Selatan.

"(Kim) mengatakan hak untuk membela diri adalah masalah membela kedaulatan, mengklarifikasi sekali lagi prinsip pertarungan kekuasaan untuk kekuasaan dan pertarungan langsung partai," kata KCNA.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas