Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

20 Kasus yang Diduga Cacar Monyet atau Monkeypox di Pakistan Dinyatakan Negatif

20 kasus yang diduga Monkeypox di Pakistan dinyatakan negatif setelah diuji Polymerase Chain Reaction (PCR).

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
zoom-in 20 Kasus yang Diduga Cacar Monyet atau Monkeypox di Pakistan Dinyatakan Negatif
rte.ie
Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox. 20 kasus yang diduga Monkeypox di Pakistan dinyatakan negatif setelah diuji Polymerase Chain Reaction (PCR). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ISLAMABAD - Setelah memperoleh alat uji Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk cacar monyet Monkeypox, Institut Kesehatan Nasional (NIH) Islamabad pun mengumpulkan sampel dari 20 pasien yang diduga terinfeksi.

Namun, tidak satu pun dari mereka yang dinyatakan positif virus tersebut.

Lembaga tersebut menambahkan bahwa sejauh ini tidak ada kasus dugaan Monkeypox yang dilaporkan dari wilayah Karachi dan Lahore.

"Sejauh ini 20 sampel yang dicurigai telah diuji untuk infeksi virus cacar monyet di NIH Islamabad, namun semuanya ternyata negatif. Sebagian besar kasus adalah campak dan cacar air," kata seorang pejabat Kementerian Federal Layanan Kesehatan Nasional negara itu (NHS).

Dikutip dari laman The News, Senin (20/6/2022), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa sejak 1 Januari hingga 15 Juni 2022, sebanyak total 2.103 kasus terkonfirmasi Monkeypox dan satu kematian akibat penyakit itu telah dilaporkan dari 42 negara anggotanya yang tersebar pada 5 wilayah WHO yakni Amerika, Afrika, Eropa, Mediterania Timur dan Pasifik Barat.

Baca juga: Panduan Sementara WHO Soal Vaksin dan Imunisasi untuk Cacar Monyet

Menurut lembaga tersebut, wabah Monkeypox terus dialami pria yang memiliki hubungan intim dengan sesama jenis.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, pejabat NHS Pakistan menyampaikan bahwa sebagian besar kasus yang diduga Monkeypox di negara itu adalah anak-anak yang telah terinfeksi campak dan cacar air.

Gejala Monkeypox memang disebut mirip dengan campak dan cacar air, namun Monkeypox menyebar melalui kontak dengan kulit sehingga tidak mungkin menyebar seperti penyakit menular lainnya.

Rumah sakit dan laboratorium di Karachi, termasuk laboratorium kesehatan masyarakat di Pusat Ojha Universitas Dow, Rumah Sakit Sipil dan Rumah Sakit Universitas Aga Khan telah mengkonfirmasi bahwa mereka tidak menggunakan 100 alat tes PCR yang diberikan oleh WHO kepada mereka untuk pengujian Monkeypox pada bulan lalu.

Baca juga: WHO Matangkan Pedoman soal Tata Cara Penanganan Pasien Cacar Monyet

Hal itu karena belum ada pasien yang dicurigai terinfeksi penyakit tersebut.

WHO pun telah menyerahkan 300 kit PCR untuk deteksi Monkeypox ke Departemen Kesehatan Sindh, yang diberikan kepada 3 fasilitas kesehatan publik dan swasta di Karachi.

Para ahli penyakit menular di negara itu meyakini bahwa Monkeypox cenderung tidak menjadi pandemi seperti virus corona (Covid-19), meskipun termasuk dalam penyakit Zoonosis yang menyebar dari hewan ke manusia.

Kendati demikian, Institut Kesehatan Nasional (NIH) Islamabad telah mengeluarkan peringatan yang mengarahkan semua pemerintah federal dan negara bagian, serta otoritas kesehatan provinsi untuk tetap meningkatkan kewaspadaan pada level tertinggi.

Baca juga: Menkes Pastikan di Indonesia Belum Ada Kasus Cacar Monyet

Spesialis Penyakit Menular AKUH, Dr Faisal Mehmood juga menegaskan bahwa Monkeypox lebih kecil kemungkinannya menjadi pandemi seperti Covid-19.

Hal itu karena penyakit tersebut bersifat kurang menular dibandingkan virus corona baru.

Namun pihak berwenang harus tetap waspada untuk mendeteksinya.

"Jadi hal baiknya adalah dibandingkan dengan Covid-19, ini kurang menular. Sekresi orang yang terinfeksi dan anda perlu kontak lebih dekat untuk mendapatkan infeksinya," kata Dr Mehmood.

Ia menambahkan bahwa dalam kasus Monkeypox, seseorang bisa menularkan virus itu pada hari saat gejala mulai muncul.

"Ini berbeda dengan Covid-19 yang dapat menyebarkan penyakit ke orang lain bahkan sebelum timbulnya gejala," jelas Dr Mehmood.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas