Gelombang Panas Landa Eropa di Saat Kekhawatiran Perubahan Iklim Meningkat
Bahkan kekeringan mengintai petani Italia saat gelombang panas membuat warga Eropa berburu tempat berteduh
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Ini tentu saja menambah tantangan dalam membangun stok untuk melindungi energi dari pemangkasan lebih lanjut terkait pasokan gas Rusia.
Di Prancis, pemerintah setempat melarang digelarnya acara publik termasuk konser.
Begitu pula acara yang diadakan di tempat-tempat dalam ruangan tanpa AC.
"Semua orang sekarang menghadapi risiko kesehatan," kata Prefek Gironde Fabienne Buccio.
Suhu di banyak wilayah Prancis mencapai 40 derajat Celcius untuk pertama kalinya pada tahun ini, tepatnya pada Kamis lalu dan mencapai puncaknya pada Sabtu lalu, naik menjadi 41 hingga 42 derajat Celcius.
Lalu untuk suhu malam untuk rekor bulan Juni mencapai 26,8 derajat Celcius tercatat di Tarascon, Prancis selatan.
14 departemen administrasi negara itu pun kini berada dalam siaga merah, dengan anak-anak sekolah diminta untuk tinggal di rumah.
Batas kecepatan juga diturunkan di beberapa wilayah, termasuk di sekitar kota Paris, untuk membatasi emisi gas buang dan penumpukan asap berbahaya.
Layanan cuaca di Inggris mengatakan bahwa Jumat ini merupakan hari terpanas sepanjang tahun, dengan suhu diprediksi di atas 32 derajat Celcius di beberapa wilayah bagian tenggara.
Taman, kolam renang, dan pantai memang kini penuh sesak, karena banyak yang menikmati hari yang menyenangkan dan kebebasan setelah 2 tahun menjalani pembatasan pandemi virus corona (Covid-19) secara berkala.
Namun beberapa warga lainnya justru khawatir terhadap gelombang panas ini.
"Saya dari Siprus dan saat ini di Siprus hujan, tapi saya malah mendidih di sini. Jadi, sesuatu harus berubah, kita perlu mengambil tindakan pencegahan tentang perubahan iklim lebih cepat karena ini mengkhawatirkan kita semua," kata mahasiswa bernama Charlie Uksel saat mengunjungi Brighton, London selatan.
Baca juga: Gelombang Panas: India Catat Rata-rata Suhu Tertinggi Sejak 122 Tahun, di Pakistan Capai 47 Derajat
Negara-negara Mediterania kini semakin peduli tentang bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi ekonomi dan kehidupan mereka.
"Semenanjung Iberia adalah daerah yang semakin kering dan aliran sungai kami semakin lambat," kata PM Spanyol, Sanchez.