Para Pemimpin Negara G7 Sepakat Kumpulkan Dana 600 Miliar Dolar AS untuk Tandingi China
Pemimpin negara G7 berjanji mengumpulkan 600 miliar dolar AS selama lima tahun untuk menandingi proyek Sabuk dan Jalan China
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Pemimpin negara G7 berjanji mengumpulkan 600 miliar dolar AS selama lima tahun untuk membiayai infrastruktur yang dibutuhkan di negara-negara berkembang.
Selain itu, kesepakatan negara G7 ini juga untuk melawan proyek Sabuk dan Jalan China yang bernilai triliunan dolar AS.
Dilansir dari Reuters, Senin (27/6/2022) Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan para pemimpin negara G7 lainnya meluncurkan kembali kemitraan untuk infrastruktur dan investasi Global yang baru berganti nama, pada pertemuan tahunan mereka yang diadakan tahun ini di Schloss Elmau, Jerman selatan.
Baca juga: Fakta-fakta KTT G7 2022 di Jerman: Jadwal, Negara Peserta, hingga Topik Diskusi
Biden mengatakan, Amerika Serikat akan memobilisasi 200 miliar dolar AS dalam bentuk hibah, dana federal, dan investasi swasta selama lima tahun untuk mendukung proyek-proyek di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, untuk membantu mengatasi perubahan iklim, meningkatkan kesehatan global, kesetaraan gender, dan infrastruktur digital.
"Saya ingin memperjelas. Ini bukan bantuan atau amal. Ini adalah investasi yang akan memberikan hasil bagi semua orang," kata Biden.
Biden menambahkan, ratusan miliar dolar tambahan dapat berasal dari bank pembangunan multilateral, lembaga keuangan pembangunan, dana kekayaan negara dan lainnya.
Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, Eropa akan memobilisasi 300 miliar euro untuk prakarsa selama periode yang sama guna membangun alternatif berkelanjutan bagi skema Inisiatif Sabuk dan Jalan China, yang diluncurkan Presiden China Xi Jinping pada 2013.
Pemimpin Italia, Kanada dan Jepang juga berbicara tentang rencana mereka, beberapa di antaranya telah diumumkan secara terpisah.
Skema investasi China melibatkan pengembangan dan program di lebih dari 100 negara yang bertujuan untuk menciptakan versi modern dari jalur perdagangan Sutra kuno dari Asia ke Eropa.
Baca juga: Zelenskyy Desak Para Pemimpin G7 Beri Bantuan Lebih Banyak ke Ukraina
Pejabat Gedung Putih mengatakan, rencana itu hanya memberikan sedikit manfaat nyata bagi banyak negara berkembang.
Biden menyoroti beberapa proyek unggulan, termasuk proyek pengembangan tenaga surya senilai 2 miliar dolar AS di Angola dengan dukungan dari Departemen Perdagangan, Bank Ekspor-Impor AS, perusahaan AS AfricaGlobal Schaffer, dan pengembang proyek AS Sun Africa.
Bersama dengan anggota G7 dan Uni Eropa, Washington juga akan memberikan bantuan teknis sebesar 3,3 juta dolar AS kepada Institut Pasteur de Dakar di Senegal dalam rangka mengembangkan fasilitas manufaktur multi-vaksin fleksibel skala industri di negara itu yang pada akhirnya dapat memproduksi Covid-19 dan vaksin lainnya.
Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) juga akan memberikan komitmen hingga 50 juta dolar AS selama lima tahun ke Dana Insentif Penitipan Anak.
Wakil presiden kelompok nirlaba Global Citizen, Friederike Roder mengatakan, janji investasi bisa menjadi awal yang baik menuju keterlibatan yang lebih besar oleh negara-negara G7 di negara-negara berkembang dan dapat mendukung pertumbuhan global yang lebih kuat untuk semua.
Baca juga: Fakta-fakta KTT G7 2022 di Jerman: Jadwal, Negara Peserta, hingga Topik Diskusi
Negara-negara G7 rata-rata hanya memberikan 0,32 persen dari pendapatan nasional bruto mereka, kurang dari setengah dari 0,7 persen yang dijanjikan, dalam bantuan pembangunan.