Mengenal NATO, Aliansi Militer AS dan Eropa Barat untuk Cegah Ekspansi Komunis Uni Soviet
Mengenal NATO, aliansi militer AS dan Eropa Barat untuk cegah ekspansi komunis Uni Soviet setelah perang dunia 2. NATO mengemban misi perdamaian.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - North Atlantic Treaty Organization (NATO) adalah aliansi militer yang dibentuk pada 1949.
Negara pelopor NATO adalah Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa negara Eropa Barat untuk memberikan keamanan kolektif terhadap Uni Soviet.
Pakta ini dibentuk setelah Perang Dunia Kedua, dikutip dari laman NATO.
Negara-negara Eropa sedang berjuang untuk membangun kembali ekonomi dan memastikan keamanan mereka.
Keamanan di sini merujuk pada kekhawatiran negara barat dengan kebangkitan Nazi Jerman atau serangan dari Uni Soviet.
Baca juga: Perjalanan Swedia dan Finlandia untuk Gabung NATO, Sudah Dapat Dukungan Turki
Mencegah Ekspansi Komunis
Amerika Serikat memandang Eropa yang kuat secara ekonomi dan dipersenjatai kembali untuk mencegah ekspansi komunis di seluruh benua.
Akibatnya, Menteri Luar Negeri AS George Marshall mengusulkan program bantuan ekonomi skala besar ke Eropa, yang disebut Rencana Marshall.
Dari program itulah Amerika Serikat dan Eropa mulai melakukan kerjasama.
Soviet menolak berpartisipasi dalam Rencana Marshall, dikutip dari History State.
Ia juga melarang negara-negara satelitnya di Eropa Timur untuk menerima bantuan ekonomi dari Eropa barat.
Pada tahun 1947-1948, serangkaian peristiwa menyebabkan negara-negara Eropa Barat menjadi khawatir tentang keamanan fisik dan politik mereka.
Perang saudara yang sedang berlangsung di Yunani dan di Turki, membuat Presiden AS Harry S Truman menegaskan Amerika Serikat akan memberikan bantuan ekonomi dan militer ke dua negara itu.
Baca juga: Turki Cabut Hak Veto, Apa Alasan akhirnya Terima Finlandia-Swedia Gabung NATO?
Komunis Mulai Meluas
Kudeta yang dilakukan Soviet di Cekoslowakia mengakibatkan pemerintah komunis berkuasa di perbatasan Jerman.
Negara barat mulai khawatir karena partai komunis mendapat keuntungan dari pemilihan umum di Italia.
Selanjutnya, peristiwa di Jerman juga menimbulkan kekhawatiran.
Pendudukan dan pemerintahan Jerman setelah perang telah lama diperdebatkan.
Pada pertengahan 1948, Perdana Menteri Soviet Joseph Stalin memilih untuk menguji tekad Barat dengan menerapkan blokade terhadap Berlin Barat, yang saat itu berada di bawah kendali bersama AS, Inggris, dan Prancis.
Diketahui, Jerman Barat dikelilingi oleh Jerman Timur yang dikuasai Soviet.
Krisis Berlin ini membawa Amerika Serikat dan Uni Soviet ke ambang konflik.
Baca juga: Sempat Tolak Finlandia dan Swedia Gabung NATO, Kini Turki Cabut Hak Vetonya
Perjanjian Brussel
Peristiwa ini menyebabkan pejabat AS menjadi semakin waspada terhadap kemungkinan negara-negara Eropa Barat bernegosiasi dengan Soviet demi jaminan keamanan.
Untuk mengatasinya, Pemerintahan Truman mempertimbangkan pembentukan aliansi Eropa-Amerika yang akan mengikat Amerika Serikat demi memperkuat keamanan Eropa Barat.
Negara-negara Eropa Barat bersedia mempertimbangkan solusi keamanan kolektif.
Inggris Raya, Prancis, Belgia, Belanda dan Luksemburg menandatangani Perjanjian Brussel pada bulan Maret 1948.
Perjanjian mereka memberikan pertahanan kolektif.
Bunyinya, yaitu jika salah satu dari negara-negara ini diserang, yang lain terikat untuk membantu mempertahankannya.
Para penandatangan Traktat Brussel lebih suka keanggotaan dalam aliansi dibatasi pada anggota dari traktat tersebut ditambah Amerika Serikat.
Para perunding AS merasa ada lebih banyak yang bisa diperoleh dari memperbesar perjanjian baru untuk memasukkan negara-negara Atlantik Utara, termasuk Kanada, Islandia, Denmark, Norwegia, Irlandia, dan Portugal.
Bersama-sama, negara-negara ini memegang wilayah yang membentuk jembatan antara pantai seberang Samudra Atlantik, yang akan memfasilitasi aksi militer jika diperlukan.
Baca juga: Korea Utara Tuduh Latihan Militer AS, Korsel, dan Jepang Bertujuan Jahat: Selangkah Menuju NATO Asia
Pengesahan NATO
Hasil dari negosiasi yang ekstensif ini adalah penandatanganan Perjanjian Atlantik Utara pada tahun 1949.
Dalam perjanjian ini, Amerika Serikat, Kanada, Belgia, Denmark, Prancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, dan Inggris Raya setuju untuk mempertimbangkan serangan terhadap satu serangan terhadap semua, bersama dengan konsultasi tentang ancaman dan masalah pertahanan.
Pada tahun 1952, para anggota setuju untuk mengakui Yunani dan Turki ke NATO dan menambahkan Republik Federal Jerman pada tahun 1955.
Masuknya Jerman Barat menyebabkan Uni Soviet membalas dengan aliansi regionalnya sendiri.
Soviet membentuk Organisasi Perjanjian Warsawa (Pakta Warsawa) yang beranggotakan Soviet bersama negara-negara satelitnya di Eropa Timur.
Meskipun dibentuk sebagai tanggapan terhadap urgensi Perang Dingin yang berkembang, NATO telah bertahan setelah konflik itu berakhir.
Bahkan keanggotaan NATO meluas hingga mencakup beberapa negara bekas Soviet.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Anggota Nato