Siap Jadi Juru Damai Perang Rusia-Ukraina, Presiden Jokowi Menuju Kyiv Naik ‘Kereta Luar Biasa’
Presiden Jokowi beserta rombongan terbatas berangkat menuju Kyiv di Ukraina tepat pada pukul 21.15 waktu setempat, Selasa (28 /6/2022).
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM – Presiden Joko Widodo telah siap menjadi juru damai perang Rusia-Ukraina.
Kini ia sedang menjalani perjalanan menuju Kyiv, Ibukota Ukraina untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky.
Didampingi sang istri, Ibu Iriana , Presiden Jokowi beserta rombongan terbatas berangkat menuju Kyiv di Ukraina tepat pada pukul 21.15 waktu setempat, Selasa (28 /6/2022).
Jokowi Berangkat dari peron 4 Stasiun Przemysl Glowny di kota Przemysl, Polandia.
Presiden Jokowi dan Ibu Iriana menggunakan Kereta Luar Biasa yang disiapkan oleh Pemerintah Ukraina sebagaimana digunakan pula oleh pemimpin negara yang berkunjung ke Ukraina beberapa waktu lalu.
Baca juga: Senyum Lebar Jokowi di Hadapan Biden dan Emmanuel Macron saat Hadiri KTT G7, Berikut Foto-fotonya
Presiden dan rombongan diperkirakan tiba di Kyiev, ibu kota Ukraina keesokan harinya. Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana antara lain Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Sebelumnya Jokowi bertolak menuju Rzeszow, Polandia usai menghadiri KTT G7 di Jerman, Selasa (28/6/2022) pagi.
Presiden berangkat dari Bandara Internasional Munich, Jerman dan dilepas oleh Konsul Kehormatan RI di Munich Yorck Otto, Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno beserta istri, dan Atase Pertahanan RI Kolonel Budi Wibowo beserta istri.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan presiden menuju ke Ukraina melalui Polandia untuk bertemu presiden Volodymyr Zelenskyy,
“Sebagai informasi teman-teman dalam beberapa hari ini saya juga melakukan komunikasi intensif dengan berbagai pihak dalam rangka kunjungan bapak presiden ke Ukraina dan Rusia,” kata Retno.
Baca juga: Jalankan Misi Perdamaian, Presiden Jokowi Menuju Ukraina Melalui Polandia
Sebelumnya Presiden mengatakan misi kunjungannya ke Ukraina adalah mengajak Zelenskyy membuka ruang dialog untuk membangun perdamaian terkait konflik dengan Rusia.
“Karena perang memang harus dihentikan dan juga yang berkaitan dengan rantai pasok pangan harus diaktifkan kembali,” kata Presiden di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Setelah dari Ukraina, Presiden akan bertolak menuju Moskow, Rusia untuk bertemu dengan Vladimir Putin. Misi yang sama dibawa presiden Jokowi saat bertemu dengan putin yakni membuka ruang dialog perdamaian.
“Untuk melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang,” ujarnya.
Temui Para Pemimpin Negara G7
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Schloss Elmau, Jerman pada Senin (27/6/2022) siang waktu setempat.
Jokowi disambut langsung oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz dan saling berjabat tangan.
Kemudian dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, acara dilanjutkan dengan sesi foto dengan pemimpin dari negara mitra G7 lain.
Dalam video, Jokowi terlihat berdiri di samping Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Mereka nampak begitu akrab dan ditandai dengan saling berpelukan dan bercengkerama satu sama lain.
Baca juga: Jokowi Dorong Penguatan Kerja Sama Ekonomi dengan Kanada
Lalu, sesi pun dilanjutkan dengan pertemuan dengan seluruh anggota G7 di sebuah ruangan berbentuk lingkaran.
Namun pada pertemuan G7 kali ini, Jokowi juga menyempatkan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara lain.
Momen saat Jokowi dan Joe Biden bercengkarama dan tertawa dalam sesi foto di KTT G7 di Elmau, Jerman pada Senin (27/6/2022).
Untuk selengkapnya berikut beberapa pemipin negara yang ditemui Jokowi dalam sela pertemuan G7 di Elmau, Jerman dan hasil pertemuan tersebut.
Temui Kanselir Jerman, Bahas Penguatan Kerja Sama Ekonomi dan soal G20
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman, Olaf Scholz di sela-sela KTT G7 di Jerman, Senin (27/6/2022). (BPMI Setpres/Laily Rachev)
Jokowi menyempatkan diri untuk mengadakan pertemuan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi membahas terkait penguatan kerja sama ekonomi serta soal Presidensi G20.
Secara detail, Jokowi menyebutkan kerja sama yang ingin diperkuat dengan Jerman adalah sektor energi baru dan terbarukan serta sektor industri teknologi tinggi.
Baca juga: Jokowi Ajak G7 Investasi di Sektor Energi Bersih Indonesia
“Sebagai ekonomi terbesar di Eropa dan Asia Tenggara, peluang kerja sama ekonomi Indonesia dan Jerman sangat besar. Di sektor energi baru dan terbarukan, dan di sektor industri teknologi tinggi,” tuturnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyampaikan bahwa Indonesia siap untuk bermitra dengan Jerman dalam pengolahan potensi 474 Giga Watt sumber energi baru dan terbarukan di Indonesia.
Selain itu, dirinya juga mengapresiasai Green Infrastructure Initiative Jerman terkait komitmen pendanaan sebesar 2,5 miliar euro selama lima tahun.
Sementara dalam sektor industri teknologi, Jokowi mengatakan Indonesia telah menyiapkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir yaitu dari pertambangan dan peleburan nikel sampai produksi baterai dan mobil listriknya.
Potensi ini, kata Jokowi, bisa menjadikan kerjasama pengembangan industri semikonduktor dan menjadikan industri ini bagian dari rantai pasok chip global.
“Indonesia juga siap untuk tindak lanjuti kerja sama pembangunan German Industrial Quarter yang nantinya dapat menjadi basis produksi dan rantai pasok global,” ujarnya dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Selanjutnya Jokowi juga mengapresiasi dukungan Jerman terhadap Presidensi Indonesia di G20.
Bertemu Emmanuel Macron, Sampaikan Apresiasi Perancis Wujudkan Perdamaian di Ukraina
Selanjutnya, Jokowi juga bertemu dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron untuk membahas beberapa hal dan salah satunya adalah terkait situasi Ukraina.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mengapresiasi atas upaya Macron dalam mewujudkan perdamaian di Ukraina.
“Kita semua paham situasi sangat kompleks. Namun kita perlu terus upayakan penyelesaian secara damai. Jika perang berlanjut, krisis pangan yang terjadi saat ini akan makin memburuk.
Apresiasi Jokowi dibalas oleh Macron dengan mendukung terhadap Presidensi Indonesia di G20.
Selain itu, Jokowi juga membahas penguatan hubungan bilateral dengan Perancis terkait bidang ekonomi, pertahanan, dan industri strategis.
Membahas Kerja Sama Bidang Pangan dengan Narendra Modi
Jokowi bertemu dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi di sela-sel KTT G7 di Elmau, Jerman pada Senin (27/6/2022). Mereka membahas soal hubungan bilateral dalam bidang pangan serta soal G20.
Jokowi juga menyempatkan menggelar pertemuan bilateral di sela-sela KTT G7 dengan Perdana Menteri India Narendra Mondi untuk membahas penguatan kerja sama di bidang pangan.
“Mengenai kerja sama terkait perdagangan bahan pangan antara dua negara, saya akan minta Menteri Perdagangan Indonesia untuk segera berkomunikasi dengan Menteri Perdagangan India,” kata Jokowi.
Selain membahas kerja sama bidang pangan, Jokowi juga membicarakan terkait situasi di Ukraina.
Ia menginginkan perang untuk dihentikan.
“Saya senang Indonesia dan India memiliki posisi yang kurang lebih sama antara lain mendesak penyelesaian secara damai,” ujarnya.
Jokowi juga mengapresiasi dukungan India terkait Presidensi G20 Indonesia.
Sebaliknya, dia juga mendukung India saat menjadi Presidensi G20 tahun depan.
Bertemu Boris Johnson, Sepakati Penguatan Kerja Sama Bidang EBT
Jokowi bertemu dengan Boris Johnson dalam sela-sela KTT G7 di Elmau, Jerman pada Senin (27/6/2022). Mereka membahas tentang penguatan hubungan bilateral kedua negara serta soal EBT.
Jokowi juga menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson di Elmau.
Menurut Retno, kedua pemimpin tersebut mengapresiasi kuatnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris.
Selain itu, ia juga mengungkapkan Inggris telah memiliki roadmap terkait kerjasama bialteral yang sudah disediakan.
“Dengan sudah adanya roadmap tersebut maka akan lebih mudah memperkuat hubungan kedua negara,” tutur Retno.
Retno juga menyampaikan, Jokowi dan Boris Johnson telah menyepakati untuk memperkuat kerja sama di bidang energi baru terbarukan (EBT) dan ketahanan pangan.