Palestina Kecam Israel Atas Tewasnya Tahanan Wanita Usia 68 Tahun di Penjara
Pemerintah Palestina mengecam Israel atas tewasnya seorang tahanan wanita Palestina tertua berusia 68 tahun di penjara Israel.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Palestina mengecam Israel atas tewasnya seorang tahanan wanita berusia 68 tahun di penjara Israel.
Dilansir Al-Jazeera, Minggu (3/7/2022), wanita tersebut bernama Saadia Farajallah, tahanan wanita Palestina tertua.
Dia meninggal enam bulan setelah pasukan Israel menangkapnya di Hebron, wilayah di Tepi Barat yang diduduki, menurut kantor berita Wafa Palestina.
Saadia Farajallah dilaporkan menderita berbagai penyakit kronis, termasuk tekanan darah tinggi dan diabetes, ditahan di penjara Damon Israel sejak penahanannya pada Desember 2021.
Farajallah ditangkap di dekat Masjid Ibrahimi di kota Hebron, Tepi Barat selatan, karena diduga mencoba melakukan serangan penikaman.
Faksi Palestina dan organisasi hak asasi manusia mengecam kematian Farajallah, dengan mengatakan dia meninggal sebagai akibat dari kebijakan kelalaian medis Israel yang dipraktikkan terhadap tahanan politik Palestina.
Otoritas Palestina (PA), yang mengatur Tepi Barat yang diduduki, telah menuntut otopsi Farajallah, ibu delapan anak, dari kota Idna di selatan Tepi Barat, Wafa melaporkan.
Klub Tahanan Palestina, sebuah kelompok hak asasi yang mengadvokasi warga Palestina yang ditahan di tahanan Israel, mengatakan keadaan di balik kematiannya masih belum diketahui.
Sumber dari seorang tahanan mengatakan, Farajallah kehilangan kesadaran setelah melakukan wudhu untuk sholat subuh.
Setelah itu dia segera dipindahkan ke klinik penjara, di mana akhirnya dia meninggal.
Baca juga: Palestina akan Serahkan Peluru yang Tewaskan Jurnalis Shireen Abu Akleh ke AS
Pada 28 Juni, Farajallah menghadiri sidang pengadilan di kursi roda ketika jaksa menuntut hukuman penjara lima tahun dan denda 15.000 sheqalim ($ 4.200), menurut Klub Tahanan.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayya mengecam kematian Farajallah, dan meminta otoritas pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas kematian tersebut.
Shtayya meminta organisasi hak asasi manusia internasional untuk membuka penyelidikan atas kematiannya dan untuk menekan otoritas pendudukan membebaskan semua tahanan wanita dan yang sakit.
Kementerian Luar Negeri Palestina juga menyerukan penyelidikan internasional.
Baca juga: Tiga Warga Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel di Tepi Barat
Farajallah adalah orang Palestina ke-230 yang tewas saat berada di penjara atau penahanan Israel sejak 1967.
Ada 4.700 warga Palestina yang saat ini ditahan di penjara-penjara Israel, termasuk 32 wanita dan 170 anak-anak, menurut kelompok hak asasi tahanan Palestina Addameer.
Sekitar 640 tahanan ditahan di bawah “penahanan administratif”, sebuah kebijakan yang memungkinkan Israel menahan tahanan tanpa tuduhan atau pengadilan.