Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ukraina Memutus Hubungan dengan Korea Utara, Terkait Pengakuan Pyongyang atas Wilayah Separatis

Korea Utara mengakui wilayah separatis pro-Rusia pada Rabu (13/7/2022), Ukraina lantas memutuskan hubungan dengan Pyongyang terkait hal ini.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
zoom-in Ukraina Memutus Hubungan dengan Korea Utara, Terkait Pengakuan Pyongyang atas Wilayah Separatis
AFP/STRINGER
Sebuah foto menunjukkan bendera Republik Rakyat Donetsk di depan sebuah kapal di pelabuhan Mariupol pada 3 Juni 2022, pada hari ke-100 aksi militer Rusia di Ukraina. Belum lama ini, Korea Utara mengakui wilayah separatis pro-Rusia pada Rabu (13/7/2022), Ukraina lantas memutuskan hubungan dengan Pyongyang terkait hal ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Ukraina memutuskan hubungan dengan Korea Utara atas pengakuan Pyongyang terhadap dua wilayah separatis pro-Rusia, Rabu (13/7/2022).

Dilansir Al Jazeera,keputusan Kyiv datang tak lama setelah berita Korea Utara mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) di wilayah Donbas Ukraina.

"Kami menganggap keputusan ini sebagai upaya Pyongyang merusak kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina," kata Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs resminya.

Langkah Korea Utara secara resmi mengakui dua wilayah itu menjadikannya negara ketiga di dunia, setelah Rusia dan Suriah yang melakukannya.

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), kantor berita milik pemerintah Korea Utara, mengatakan Menteri Luar Negeri Korea Utara mengirim surat kepada rekan-rekannya di Donetsk dan Luhansk.

"(Pyongyang) menyatakan keinginan untuk mengembangkan hubungan antar negara dengan negara-negara tersebut dalam gagasan kemerdekaan, perdamaian, dan persahabatan," lapor KCNA.

Baca juga: UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-141: Turki Pastikan Keamanan Pengiriman Gandum Ukraina

"Korea Utara telah mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR)," kata pemimpin Donetsk Denis Pushilin, dikutip TASS.

"Republik Demokratik Rakyat Korea mengakui Republik Rakyat Donetsk hari ini," tulisnya di Telegram.

Berita Rekomendasi

"Status internasional Republik Rakyat Donetsk dan kenegaraannya terus menguat. Ini adalah kemenangan diplomatik lain bagi kami," tambah Pushilin.

Dia berterima kasih kepada Korea Utara atas dukungan besar untuk rakyat Donbass.

"Keputusan politik ini juga akan memberikan dasar bagi pengembangan hubungan ekonomi di masa depan. Kemitraan bilateral akan memungkinkan perusahaan kami untuk memperluas perdagangan mereka. Saya menantikan kerja sama yang aktif dan bermanfaat," tegas Pushilin.

Menteri Luar Negeri DPR Natalya Nikonorova mengatakan pada 12 Juli bahwa pembicaraan sedang berlangsung dengan Korea Utara tentang pengakuan DPR.

Baca juga: Putin Tempatkan Seluruh Pasukan Cadangan ke Perbatasan Ukraina, Barat: Akan Terjadi Serangan Besar

Sebuah foto menunjukkan bendera Republik Rakyat Donetsk di depan sebuah kapal di pelabuhan Mariupol pada 3 Juni 2022, pada hari ke-100 aksi militer Rusia di Ukraina. - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersumpah menang pada 3 Juni 2022, bahkan ketika pasukan Rusia menggempur wilayah Donbas timur. (Photo by STRINGER / AFP)
Sebuah foto menunjukkan bendera Republik Rakyat Donetsk di depan sebuah kapal di pelabuhan Mariupol pada 3 Juni 2022, pada hari ke-100 aksi militer Rusia di Ukraina.  (AFP/STRINGER)

Sebelumnya, Kedutaan Besar DPR di Moskow memposting foto di saluran Telegramnya tentang upacara di mana duta besar Korea Utara untuk Moskow, Sin Hong-chol, menyerahkan sertifikat pengakuan kepada utusan DPR Olga Makeyeva.

Dalam sebuah posting di saluran Telegram-nya, pemimpin DPR Denis Pushilin mengatakan dia berharap untuk “kerja sama yang bermanfaat” dan meningkatkan perdagangan dengan Korea Utara, sebuah negara bersenjata nuklir yang terisolasi lebih dari 6.500 km (4.000 mil) jauhnya.

Rusia, yang telah mendukung dua wilayah separatis sejak 2014.

Moskow mengakui kemerdekaan mereka pada malam invasi 24 Februari ke Ukraina dalam sebuah langkah yang dikutuk oleh Kyiv dan Barat sebagai tindakan ilegal.

Kremlin membenarkan keputusannya untuk melancarkan perang, yang disebutnya "operasi militer khusus", dengan mengatakan bahwa itu melindungi penutur bahasa Rusia yang tinggal di wilayah Donbas dari "genosida".

Kyiv dan Barat telah menolak pernyataan ini sebagai dalih untuk mengobarkan perang dan merebut sebagian besar wilayah Ukraina.

Baca juga: Pengamat: Sekutu Utama Putin Dukung Rusia tapi Tidak Ingin Ikut Perang di Ukraina

Korea Utara sebelumnya menyatakan dukungan untuk pencaplokan Krimea oleh Rusia pada tahun 2014.

Presiden Abkhazia Aslan Bzhaniya menandatangani dekrit yang mengakui kemerdekaan kedua republik pada 25 Februari 2022.

Pada 29 Juni 2022, Suriah memutuskan untuk mengakui kedua republik Donbass.

Sebagai tanggapan, Ukraina mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Damaskus.

Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas