Hadapi Rusia, Menhan Blaszczak yakin Militer Polandia Jadi yang Terkuat dari Anggota NATO Eropa
Menteri Pertahanan Polandia, Mariusz Blaszczak membahas pembangunan militer Polandia di tengah ancaman dari Rusia serta sekutunya Belarusia.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
Awal tahun ini, Kanselir Olaf Scholz berjanji menjadikan Bundeswehr atau angkatan bersenjata Republik Federal Jerman, sebagai tentara konvensional terbesar di antara negara-negara anggota NATO di Eropa.
Polandia saat ini mencoba mengisi kembali persediaan senjatanya, setelah mengirim lebih dari 200 tank T-72 era Soviet ke Ukraina.
Pekan lalu, Blaszczak mengumumkan pembelian sekitar 116 tank tempur utama M1 Abrams bekas dari AS, selain kesepakatan terpisah untuk pengadaan 250 tank baru.
Warsawa awalnya berusaha untuk mengisi kembali stoknya dengan tank Leopard 2 Jerman, tetapi kesepakatan gagal terwujud.
Saat itu, Presiden Polandia, Andrzej Duda menuduh Berlin melanggar janjinya untuk mengganti persenjataan Polandia.
Sejarah Ketegangan Rusia-Polandia
Polandia menganggap Rusia sebagai kekuatan neo-imperialis.
Sejak pencaplokan Rusia terhadap Semenanjung Krimea di Ukraina pada 2014, Polandia khawatir akan agenda kebijakan luar negeri Moskow di Eropa timur.
Dilansir Al Jazeera, Polandia bergabung dengan NATO sekira 15 tahun yang lalu dan tetap memandang Rusia sebagai ancaman langsung.
Kekhawatiran Polandia rupanya berakar dari sejarah masa lalu yang panjang.
"Selama berabad-abad, Rusia telah mendambakan wilayah Polandia dan menginvasinya berkali-kali," kata Matthew Bryza, mantan duta besar AS untuk Azerbaijan.
Baca juga: Pedagang Warteg Was-was Harga Mi Instan dan Terigu Naik, Dampak Perang Rusia-Ukraina
"Faktanya, Rusia, bersama dengan Prusia dan Austria, mengukir Polandia dalam tiga (cara) berbeda dari tahun 1772 hingga 1795, yang menyebabkan Polandia tidak lagi ada di peta Eropa. Rusia selama berabad-abad merasa terancam oleh Polandia dan terus-menerus mencoba untuk mengambil alihnya."
"Pada tahun 1920, kaum Bolshevik mencoba menyebarkan Revolusi Bolshevik ke Polandia dengan paksa dan dihentikan oleh Polandia secara ajaib, dalam pertempuran yang dikenal sebagai pertempuran Keajaiban di Vistula. Setelah Perang Dunia II, Rusia, dalam bentuk Uni Soviet, seperti menduduki Polandia," jelasnya.
Invasi Rusia ke Ukraina dipandang Warsawa sebagai peringatan bagi seluruh Eropa.
Di sisi lain, pejabat Moskow menilai Polandia mempromosikan "Russophobia".
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)