Guru Besar UI Ungkap 4 Hal Penting Kunjungan Jokowi ke China, Jepang dan Korsel
Presiden bisa bahas informal proposal Indonesia sebagai terobosan perekonomian dunia yang akan dibahas secara formal di KTT G20 bulan Nopember di Bali
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengungkap ada empat hal penting bagi kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke China, Jepang dan Korea Selatan (Korsel).
Presiden Jokowi memulai kunjungan ke tiga negara. Jokowi sudah tiba di Beijing, China pada Senin, (25/7/2022).
"Pertama memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dengan tiga negara yang dikunjungi," ujar Hikmahanto kepada Tribunnews.com, Selasa (26/7/2022).
Penekanan ada pada sektor ekonomi dan investasi.
Presiden juga akan menawarkan proyek-proyek IKN bagi para inveator di tiga negara.
Baca juga: Kunjungan Presiden Indonesia Jokowi ke Jepang Tidak Ada Tandatangan Dokumen Secara Khusus
Kedua, lanjut dia, Presiden melakukan konsultasi dengan pemimpin tiga negara ini terkait upaya menghentikan perang di Ukraina.
"Ini dilakukan agar tidak terjadi krisis pangan sebagai akibat terganggunya rantai pasok pangan dari Ukraina dan Rusia ke berbagai negara di dunia," jelasnya.
Ketiga, Presiden bisa melakukan pembahasan secara informal proposal Indonesia sebagai terobosan perekonomian dunia yang akan dibahas secara formal di KTT G20 bulan Nopember di Bali.
"Terakhir, Presiden memverikan personal touch agar pemimpin tiga negara bersedia hadir di KTT G20.
Presiden sudah lakukan hal ini ke pemimpin negara-negara yang tergabung di G7, Presiden Zelensky dan Presiden Putin," kata dia.
Sementara itu di Beijing, Presiden bisa memastikan agar pemberian pinjaman China ke Indonesia semata-mata komersial dan tidak berujung seperti Srilanka.
Presiden juga dapat meminta China untuk memperhatikan kelestarian laut di Laut China Selatan dengan tidak melakukan eksploitasi ikan berlebihan oleh para nelayannya.
"Sementara di Jepang, Presiden menegaskan komitmen Indonesia untuk membangun kereta cepat Jakarta-Surabaya," paparnya.
Untuk di Korea Selatan Presiden dapat meminta Korsel mendorong industri pertahanannya bekerjsama dengan industri pertahanan Indonesia mengembangkan alutsita modern dan canggih.