Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inggris Targetkan Pejabat Rusia dalam Gelombang Sanksi Baru

Sanksi yang diberikan Inggris juga akan ditujukan untuk menteri dan wakil menteri kehakiman Rusia, dan dua keponakan miliarder Rusia Alisher Usmanov.

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Inggris Targetkan Pejabat Rusia dalam Gelombang Sanksi Baru
AFP
Menteri Luar Negeri Liz Truss. Inggris telah memberikan sanksi kepada pejabat Kremlin yang berada di provinsi Luhansk dan Donetsk serta 29 gubernur regional di seluruh Rusia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Inggris telah memberikan sanksi kepada pejabat Kremlin yang berada di provinsi Luhansk dan Donetsk serta 29 gubernur regional di seluruh Rusia.

Dikutip dari Reuters, Rabu (27/7/2022) langkah yang dilakukan oleh Inggris ini sebagai tanggapan atas invasi Moskow ke Ukraina.

Sanksi yang diberikan Inggris juga akan ditujukan untuk menteri dan wakil menteri kehakiman Rusia, dan dua keponakan miliarder Rusia Alisher Usmanov.

Baca juga: Pejabat Rusia Sebut Barat Kehabisan Langkah untuk Menekan Moskow

"Kami akan terus menjatuhkan sanksi keras kepada mereka yang mencoba melegitimasi invasi ilegal Putin sampai Ukraina menang," kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss.

Kementerian luar negeri Inggris juga mengatakan bahwa Vitaly Khotsenko dan Vladislav Kuznetsov yang menjabat sebagai Perdana Menteri dan Wakil Ketua Pertama Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, telah dikenai larangan bepergian dan pembekuan asset.

“Khotsenko dan Kuznetsov telah dikirim untuk menerapkan kebijakan Rusia di seluruh wilayah yang diinvasi, mendukung rencana Putin untuk secara ilegal mencaplok lebih banyak Ukraina dan menggunakan referendum palsu untuk melegitimasi pendudukan mereka.” kata Kementerian Luar Negeri Inggris.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, gubernur regional Rusia juga mendapat sanksi dari Inggris karena memfasilitasi pendudukan Rusia dan berusaha merebut wilayah dari Ukraina dengan mentransfer dana ke Donetsk dan Luhansk.

Sebelumnya, Inggris telah memberikan sanksi kepada lebih dari 1.100 individu dan lebih dari 100 entitas di Rusia, termasuk menargetkan pengusaha dan perusahaan terkenal hingga politisi terkemuka.

Mengutip dari CNN, Inggris memberikan sanksi baru berupa pembekuan aset dan larangan perjalanan terhadap komandan tentara Rusia yakni Azatbek Omurbekov, yang terlibat dalam pembantaian di Bucha.

Baca juga: UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-154: Pasukan Moskow Serang Infrastruktur Sipil Kharkiv

Selain itu, Inggris juga memberikan sanksi baru kepada produsen peralatan tentara bernama Kalashnikov Concern dan perusahaan leasing terbesar Rusia yakni GTLK.

Pemerintah Inggris mengatakan, pihaknya juga menargetkan dua kelompok individu Suriah yang berkoordinasi dengan Uni Eropa, salah satunya dikatakan bertanggung jawab merekrut warga Suriah untuk berperang di Ukraina dan yang lainnya mendukung "rezim represif Suriah".

Inggris Membekukan Aset Sberbank

Pemerintah Inggris dilaporkan membekukan aset bank terbesar di Rusia, Sberbank dan melarang impor batu bara dari Rusia, pada Rabu (6/4/2022) kemarin.

Ini merupakan sanksi yang telah dikoordinasikan dengan sekutu Barat untuk menghentikan serangan Rusia terhadap Ukraina.

Inggris memberlakukan pembekuan aset penuh pada Sberbank, dan juga membekukan aset Credit Bank of Moscow, Kantor Luar Negeri, Persemakmuran & Pembangunan, dalam sebuah pernyataan pada Rabu kemarin.

Baca juga: Shahed 129 Drone Tempur Buatan Iran yang Konon Diterbangkan ke Rusia

Inggris juga akan mengakhiri semua impor batu bara dan minyak Rusia pada akhir tahun ini, serta akan memberikan sanksi kepada delapan oligarki Rusia.

Menteri Luar Negeri Inggris Liss Truss mengatakan dijatuhkannya sanksi ini, akan mengakhiri impor energi dari Rusia, dan sebagai tanggapan atas kekejaman yang dilakukan militer Rusia terhadap Ukraina.

“Gelombang tindakan terbaru kami akan mengakhiri impor energi Rusia dari Inggris dan memberikan sanksi kepada lebih banyak individu dan bisnis, yang menghancurkan mesin perang Putin. Bersama dengan sekutu kami, kami menunjukkan kepada elit Rusia bahwa mereka tidak dapat mencuci tangan dari kekejaman yang dilakukan atas perintah Putin.” ujar Liss Truss, yang dikutip dari situs Reuters.com.

Inggris dan sekutu Barat sedang berusaha untuk meningkatkan sanksi yang lebih ketat terhadap ukraina, menyusul tuduhan mengenai kekejaman pasukan Rusia yang menyerang warga sipil di kota Bucha, Ukraina.

Sanksi ini merupakan sanksi kelima yang telah dijatuhkan Inggris, sejak Rusia melancarkan serangan pada 24 Februari lalu.

Baca juga: Rudal Rusia Hantam Markas Legiun Asing Ukraina Tewaskan 40 Petempur Asing

Sanksi Inggris juga mencakup larangan impor produk besi dan baja dari Rusia dan pembatasan Rusia untuk membeli teknologi material kuantum dan canggih dari Inggris.

Sedangkan delapan oligarki yang ditargetkan pada sanksi Inggris ini meliputi :

1. Viatcheslav Moshe Kantor, pemegang saham terbesar dari perusahaan pupuk Acron

2. Andrey Guryev, rekan dekat Vladimir Putin dan pendiri PhosAgro, perusahaan strategis vital yang memproduksi pupuk

Baca juga: AS Ancam Jatuhkan Sanksi ke China jika Dukung Perang Rusia di Ukraina

3. Sergey Kogogin, direktur Kamaz, produsen truk dan bus, termasuk untuk militer Rusia

4. Sergey Sergeyevich Ivanov, Presiden produsen berlian terbesar di dunia Alrosa.

5. Leonid Mikhelson, pendiri, dan CEO produsen gas alam Rusia terkemuka Novatek

Baca juga: Erdogan Sebut Rusia Ingin Kerjasama Kembangkan Drone Tempur

6.Andrey Akimov, CEO bank terbesar ketiga Rusia Gazprombank

7. Aleksander Dyukov, CEO dari produsen minyak terbesar ketiga GazpromNeft

8. Boris Borisovich Rotenberg, putra pemilik bersama produsen pipa gas terbesar Rusia SGM. Keluarga Rotenberg dikenal karena hubungan dekat mereka dengan Putin dan beberapa dari mereka telah dikenai sanksi

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas