Rusia Rekrut Ribuan Sukarelawan untuk Perang di Ukraina, Janjikan Gaji hingga Rp 71 Juta per Bulan
Rusia merekrut ribuan sukarelawan untuk perang di Ukraina. Pemerintah bahkan menjanjikan gaji hingga Rp 71 juta per bulan untuk sukarelawan.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Sri Juliati
Pemerintah menjanjikan upah yang jauh lebih tinggi daripada rata-rata di wilayah Rusia.
Misalnya, batalyon yang dibentuk di Perm dan wilayah Kirov Rusia Barat menawarkan pendapatan mulai dari 300.000 rubel (sekitar Rp 71.400.000) setiap bulan.
Sedangkan di Bashkortostan, dekat perbatasan dengan Kazakhstan, minimumnya adalah 280.000 rubel (sekitar Ro 66.600.000).
Relawan Bashkir dari Bashkortostan dijanjikan tambahan 8.000 rubel (sekitar Rp 1.900.000) sehari untuk operasi tempur.
Sebuah pengumuman yang beredar di media sosial di Bashkortostan mengatakan: "Selama musim panas Anda dapat dengan mudah mendapatkan sekitar satu juta rubel!"
Upah bulanan rata-rata di daerah-daerah ini adalah antara 30.000 dan 45.000 rubel, kira-kira sepersepuluh dari yang mungkin didapat seorang sukarelawan jika ditempatkan di garis depan.
Baca juga: Kapal Suriah Bawa Gandum Curian dari Dermaga Ukraina, Berlabuh di Lebanon
Ada fasilitas lain juga. Di Perm dan Kirov, anak-anak sukarelawan dijanjikan penerimaan istimewa ke universitas.
Relawan akan diberi status "veteran tempur", memberi mereka tunjangan bulanan seumur hidup dan diskon untuk perumahan dan transportasi.
Ada skala kompensasi untuk korban medan perang, dalam beberapa kasus lebih dari 3 juta rubel untuk cedera serius.
Jika seorang sukarelawan terbunuh, keluarga mereka akan menerima 12,4 juta rubel (sekitar Rp 2,9 miliar) dari anggaran federal dan 2 juta dari wilayah tersebut.
Beberapa relawan mengatakan kepada publikasi online Verstka bahwa mereka termotivasi oleh upah, sehingga, misalnya, mereka dapat membangun rumah.
Lainnya tampaknya terinspirasi oleh patriotisme dan beberapa tampaknya hanya menginginkan petualangan.
Salah satunya, bernama Vitaly, mengatakan kepada Verstka bahwa dirinya menghormati prestasi nenek moyang.
"Saya menghormati prestasi nenek moyang kita, dan sulit bagi saya untuk melihat mereka diludahi," kata Vitaly.