Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyebab Bumi Berputar Lebih Cepat serta Dampak yang Akan Terjadi

Berikut ini penyebab Bumi berputar lebih cepat dan dampak yang akan terjadi bila terus berlanjut.

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Penyebab Bumi Berputar Lebih Cepat serta Dampak yang Akan Terjadi
Pexels.com
Ilustrasi Bumi - Berikut ini penyebab Bumi berputar lebih cepat dan dampak yang akan terjadi bila terus berlanjut. 

TRIBUNNEWS.COM - Peneliti menemukan Bumi berputar lebih cepat pada 29 Juni dan 26 Juli 2022.

Bumi berputar lebih cepat 1,59 milidetik pada 29 Juni 2022.

Fenomena ini merupakan temuan terbaru dari rangkaian rekor kecepatan perputaran bumi sejak 2022.

Mengutip Time and Date, secara umum, dalam jangka waktu yang lama, putaran Bumi melambat.

Setiap abad (100 tahun) bumi membutuhkan beberapa milidetik atau lebih untuk satu putaran (24 jam).

1 milidetik sendiri sama dengan 0,001 detik.

Ilustrasi Bumi
Ilustrasi Bumi (Nasa.gov)

Baca juga: NASA Kritik China karena Tak Jujur soal Roket yang Jatuh ke Bumi Tak Terkendali

Dalam pola ini, kecepatan putaran bumi berfluktuasi.

Berita Rekomendasi

Dalam pergantian hari, waktu yang dibutuhkan Bumi untuk menyelesaikan satu putaran naik atau turun sepersekian milidetik.

Beberapa tahun ini, Bumi berputar semakin cepat.

Tahun 2020 lalu, Time and Date melaporkan bumi telah mencapai 28 hari terpendeknya sejak pengukuran akurat menggunakan jam atom.

Hari terpendek di tahun 2020 adalah -1,47 milidetik pada 19 Juli.

Penyebab Bumi Makin Cepat Berputar

Mengutop Forbes, penyebabnya belum diketahui.

Namun, beberapa ilmuan mempunyai beberapa teori yang menjadi penyebab Bumi berputar lebih cepat.

Teori-teori tersebut yakni:

- Mencairnya gletser berarti lebih sedikit beban di kutub

- Gerakan inti cair bagian dalam planet

- Aktivitas seismik

- The Chandler wobble" atau pergerakan kutub geografis Bumi melintasi permukaannya

Yang terjadi jika Bumi berputar lebih cepat adalah bisa mengarah pada pengenalan detik kabisat negatif pertama yang pernah ada.

Detik kabisat negatif berarti jam melewati satu detik yang berpotensi menimbulkan masalah bagi sistem teknologi.

Lalu yang perlu dipikirkan selanjutnya jika Bumi berotasi lebih cepat adalah, apakah panjang hari (dalam satu hari) akan terus berkurang, atau sudah mencapai minimum.

Tak ada yang tahu pasti akan hal tersebut.

"Saya pikir ada kemungkinan 70 persen kita berada di level minimum," ujar Dr. Zotov.

(Tribunnews.com, Renald)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas