Rajapaksa akan ke Thailand, Kemlu Tekankan Mantan Presiden Sri Lanka Hanya Tinggal Sementara
Mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa akan ke Thailand. Kementerian Luar Negeri Thailand menekankan dia hanya tinggal sementara di negara itu.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa akan melakukan perjalanan ke Thailand, CNN melaporkan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Tanee Sangrat mengatakan, sebagai pemegang paspor diplomatik Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa dapat memasuki Thailand tanpa visa hingga 90 hari.
Sangrat menekankan Gotabaya Rajapaksa hanya tinggal sementara di Thailand dan dia tidak mencari suaka politik.
Sangrat tidak menyebutkan kapan Gotabaya Rajapaksa akan berangkat ke negaranya.
Gotabaya Rajapaksa saat ini berada di Singapura.
Dia tiba di Kota Singa pada 14 Juli, setelah awalnya melarikan diri dari Sri Lanka ke Maladewa, beberapa hari setelah pengunjuk rasa menyerbu kediaman dan kantor resminya menuntut dia mundur dari jabatan sebagai presiden.
Baca juga: WHO Sumbang PCR Kit untuk Sri Lanka, Dapat Mendiagnosis hingga 730 Kasus Monkeypox
Dia kemudian mengajukan pengunduran dirinya dari Singapura.
Kemarahan telah tumbuh di Sri Lanka selama berbulan-bulan setelah cadangan devisa negara itu anjlok ke rekor terendah, dengan dolar hampir habis untuk membayar impor penting termasuk makanan, obat-obatan dan bahan bakar.
Keluarnya mantan pemimpin dengan tergesa-gesa bulan lalu merupakan momen bersejarah bagi negara berpenduduk 22 juta jiwa itu, yang telah dikuasai Gotabaya Rajapaksa dengan 'tangan besi' selama dua dekade terakhir.
Gotabaya Rajapaksa bukanlah anggota keluarga pertama yang menjadi presiden.
Saudaranya, Mahinda Rajapaksa, terpilih untuk jabatan puncak pada 2005 dan mencapai status hampir legendaris pada 2009 ketika dia menyatakan kemenangan dalam perang saudara 26 tahun melawan Macan Pembebasan pemberontak Tamil Eelam.
Gotabaya Rajapaksa menjabat sebagai menteri pertahanan pada saat itu, dan saudara-saudara itu dituduh oleh kelompok hak asasi manusia melakukan kejahatan perang.
Baru-baru ini, banyak orang Sri Lanka menuduh Gotabaya Rajapaksa salah menangani ekonomi negara.
Setelah menyerbu istana kepresidenan, ribuan warga Sri Lanka yang gembira berenang di kolam renang Gotabaya Rajapaksa.
Baca juga: Sri Lanka akan Memulai Kembali Pembicaraan Bailout dengan IMF