Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kerusakan Akibat Banjir Bandang di Pakistan Tembus 10 Miliar Dolar AS

Akibat banjir parah, Pakistan akan menghadapi kekurangan pangan yang serius dalam beberapa minggu ke depan.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kerusakan Akibat Banjir Bandang di Pakistan Tembus 10 Miliar Dolar AS
Al Jazeera
Hampir satu juta rumah hancur atau rusak parah akibat banjir yang melanda sebagian besar Pakistan. [Zahid Hussain/AP Photo] 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ISLAMABAD - Menteri Perencanaan Pakistan, Ahsan Iqbal mengatakan perkiraan awal menunjukkan banjir dahsyat yang melanda negara itu telah menyebabkan kerusakan setidaknya mencapai 10 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Pernyataaan ini muncul saat menteri lainnya mengatakan bahwa sepertiga dari negara di kawasan Asia Selatan itu telah tenggelam.

Dikutip dari BBC, Selasa (30/8/2022), secara terpisah pada Senin kemarin, Pakistan telah menerima dana talangan (bailout) sebesar 1,1 miliar dolar AS dari International Monetary Fund (IMF).

Uang itu ditujukan untuk membantu ekonomi Pakistan yang kekurangan uang agar terhindar dari gagal bayar utang.

Sebelumnya, banjir bandang yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh hujan monsun bersejarah telah menewaskan sedikitnya 1.136 orang dan berdampak pada lebih dari 33 juta orang atau lebih dari 15 persen populasi negara itu.

Hujan deras juga merendam jalan, tanaman, rumah, jembatan, dan infrastruktur lainnya. "Sejauh ini, perkiraan awal adalah lebih tinggi dari 10 miliar dolar AS," kata Iqbal.

Berita Rekomendasi

Ia menambahkan, Pakistan akan menghadapi kekurangan pangan yang serius dalam beberapa minggu ke depan.

Iqbal meminta negara-negara kaya untuk membantu Pakistan secara finansial, karena negara itu diklaim sebagai 'korban perubahan iklim' yang disebabkan oleh 'pembangunan negara maju yang tidak bertanggung jawab'.

Baca juga: Banjir Bandang Pakistan, Ratusan Ribu Orang telah Dievakuasi

Untuk mengatasi kekurangan pangan, Menteri Keuangan Miftah Ismail mengatakan Pakistan dapat mempertimbangkan untuk mengimpor sayuran dari saingan beratnya, India.

Pada Senin kemarin, Menteri Perubahan Iklim negara itu Sherry Rehman menggambarkan situasi di Pakistan sebagai 'bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh iklim dengan proporsi epik'.

"Secara harfiah, sepertiga wilayah Pakistan saat ini berada di bawah air, yang telah melampaui setiap batas, setiap norma yang pernah kita lihat di masa lalu," kata Rehman.

Baca juga: Sepertiga Wilayah Pakistan Terancam Tergenang Banjir, Pemerintah Minta Bantuan Internasional

Bahkan sebelum dilanda banjir, Pakistan menderita krisis ekonomi dan telah bernegosiasi dengan IMF mengenai bailout.

Angka resmi yang dirilis dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan bahwa negara itu hanya memiliki cadangan mata uang asing yang cukup untuk sekitar satu bulan impor, karena ekonominya berjuang dengan tingkat inflasi tahunan hampir 25 persen.

Dalam sebuah pernyataan tentang dana talangan 1,1 miliar dolar AS, Wakil Direktur Pelaksana IMF Antoinette Sayeh mengatakan bahwa perekonomian Pakistan telah diterpa oleh kondisi eksternal yang merugikan, karena limpahan dari perang di Ukraina, dan tantangan domestik.

Baca juga: Pakistan Menderita Kerugian Lebih dari Rp148 Triliun akibat Banjir Bandang

"Termasuk dari kebijakan akomodatif yang mengakibatkan ketidakmerataan dan pertumbuhan yang tidak seimbang," kata Sayeh. Namun bencana banjir tidak disebutkan dalam pernyataan itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas