Rekam Jejak Liz Truss, PM Baru Inggris yang Gantikan Boris Johnson
Berikut rekam jejak Liz Truss, mantan Menlu yang terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris dan pemimpin Partai Konservatif, menggantikan Boris Johnson.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Berikut rekam jejak Liz Truss Perdana Menteri Inggris yang baru.
Mantan Menteri Luar Negeri Inggris itu resmi terpilih menjadi ketua Partai Konservatif, dengan demikian ia juga akan menjadi Perdana Menteri.
Lis Truzz terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris menggantikan posisi Boris Johnson pada Senin (5/9/2022).
Ia mengalahkan saingannya, mantan Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak.
Dikutip dari CNBC, Truss menang dalam pemilihan internal di Partai Konservatif dengan meraih suara sebanyak 81.326 anggota.
Sementara Rishi Sunak memperoleh 60.399 suara.
Baca juga: Gantikan Boris Johnson, Liz Truss Terpilih Jadi PM Inggris
Rekam Jejak
Dikutip dari BBC, Liz Truss membuat penampilan poltik pertamanya saat dirinya berusia 19 tahun.
Itu terjadi pada konferensi partai Demokrat Liberal tahun 1994.
Saat itu ia berbicara sebagai presiden gerakan mahasiswa Universitas Oxford partai itu.
Namun, sejak umur tujuh tahun ia sudah mulai bersinggungan dengan politik dan juga dengan jabatan perdana menteri.
Saat itu ia memerankan Margaret Thatcher dalam sandiwara pemilu di sekolahnya.
Margaret Thatcher adalah perdana menteri Inggris perempuan pertama.
Bertahun-tahun kemudian, Liz Truss mengenang momen tersebut.
Setelah 39 tahun kemudian, Liz Truss akhirnya benar-benar memiliki kesempatan untuk mengikuti jejak menjadi pemimpin Partai Konservatif dan Perdana Menteri Inggris.
Sebelum terpilih menjadi Perdana Menteri, perempuan berusia 47 tahun itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Inggris di bawah kepemimpinan mantan perdana menteri Boris Johnson.
Lahir dari Orangtua Berpaham 'Kiri'
Perempuan dengan nama lengkap Mary Elizabeth Truss itu lahir di Oxford pada tahun 1975.
Truss menempuh pendidikan di Univeristas Oxford.
Dia menikah dengan seorang akuntan, Hugh O'Leary dan memiliki dua putri yang beranjak remaja.
Ayah Truss merupakan seorang profesor Matematika dan ibu seorang perawat.
Baca juga: Sosok Liz Truss, Perdana Menteri Baru Inggris Pengganti Boris Johnson
Dia menyebut orang tuanya sebagai orang "sayap kiri" atau berpaham kiri.
Saat remaja, ibunya mengajaknya ikut demo Kampanye Perlucutan Senjata Nuklir, sebuah organisasi yang menentang keras keputusan pemerintah Thatcher untuk mengizinkan hulu ledak nuklir AS dipasang di RAF Greenham Common, sebelah barat London.
Meskipun dia sekarang dengan bangga menjadi seorang Konservatif dari Leeds, saat itu dia adalah seorang liberal Skotlandia.
Saat menjadi mahasiswa, Truss membaca filsafat, politik, dan ekonomi.
Pindah ke Partai Konservatif
Dikutip dari ABC, Pada tahun 1996 tampaknya Liz Truss telah kecewa dengan Demokrat Liberal, partai politik terbesar ketiga di Inggris.
Akhirnya ia pindah ke Konservatif sebelum lulus dari Oxford.
Pada tahun 1997 ia bertemu calon suaminya, akuntan Hugh O'Leary, pada konferensi Partai Konservatif 1997.
Pasangan itu menikah pada tahun 2000 dan memiliki dua putri bersama, Liberty dan Frances.
Liz Truss kemudian mencalonkan diri sebagai kandidat Tory untuk Hemsworth, Yorkshire Barat, dalam pemilihan umum 2001, tetapi kalah.
Liz Truss menderita kekalahan lain di Calder Valley, juga di West Yorkshire, pada tahun 2005.
Namun semua kekalahan itu tidak menyurutkan ambisi politiknya.
Ia akhirnya terpilih sebagai anggota dewan di Greenwich, London tenggara, pada tahun 2006.
Pemimpin partai Konservatif David Cameron menempatkan Liz Truss pada "daftar-A" atau kandidat prioritas untuk pemilihan 2010.
Kemudian ia dipilih untuk mencalonkan diri untuk South West Norfolk, posisi yang disebut sebagai "kursi aman".
Tetapi ia segera menghadapi ancaman de-seleksi oleh asosiasi konstituen Tory.
Hal tersebut imbas isu perselingkuhan dengan Anggota Parlemen Tory Mark Field beberapa tahun sebelumnya.
Upaya untuk menggulingkannya gagal dan Truss kemudian memenangkan kursi dengan lebih dari 13.000 suara.
(Tribunnews.com/Milani Resti)