Menlu Hadiri Pertemuan MIKTA Bahas Soal Pasokan Pupuk dan Persiapan KTT G20
Menlu Retno menekankan pentingnya pasokan pupuk dunia untuk atasi krisis pangan dan menjelaskan mengenai persiapan KTT G20.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi menghadiri pertemuan MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia) di sela-sela Sidang Majelis Umum (SMU) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-77 di New York, (22/09/2022).
Pada kesempatan tersebut, Menlu menekankan pentingnya pasokan pupuk dunia untuk atasi krisis pangan dan menjelaskan mengenai persiapan KTT G20.
“Jika kita gagal mengatasi masalah pupuk, situasi pangan akan memburuk, khususnya terkait beras. Dan masalah beras ini berkaitan dengan 2 miliar manusia," kata Menlu dalam keterangannya.
Pada kesempatan tersebut, Menlu RI juga membahas persiapan KTT G20.
Retno mengatakan dunia menumpukkan harapan pada G20 sebagai katalis pemulihan ekonomi global, dan G20 harus dapat memenuhi harapan tersebut.
Lebih jauh, dia mengatakan bahwa G20 tidak boleh tersandera oleh dinamika geopolitik.
Baca juga: Menlu RI di Pertemuan OKI: Dunia Islam Sedang Hadapi Tantangan Kompleks
“Saya harap negara MIKTA dapat mendukung keberhasilan G20, terutama KTT 20 di Bali pada November mendatang, dan memastikan KTT dapat menghasilkan concrete deliverables yang berisi komitmen untuk mengatasi tantangan global," ujar Menlu Retno.
Menlu juga menyinggung mengenai situasi warga Rohingya yang tak kunjung membaik, bahkan cenderung memburuk.
Sebanyak 1,1 juta warga Rohingnya terperangkap di Cox Bazaar dan rentan menjadi korban perdagangan manusia dan radikalisme.
Upaya mengatasi isu ini dipersulit oleh situasi di Myanmar yang juga tidak mudah karena tidak ada kemajuan dalam penerapan 5 Poin Konsensus.
Menyangkut isu perlindungan sosial yang menjadi topik pertemuan, Menlu RI menggarisbawahi pentingnya memperluas cakupan perlindungan sosial di tingkat nasional dan memperkecil kesenjangan cakupan jaminan sosial antar negara.
Pada pertemuan tersebut, para Menlu MIKTA tekankan komitmen MIKTA sebagai middle-power untuk berikan kontribusi konkrit dalam atasi krisis kemanusiaan di beberapa negara, khususnya untuk membantu meningkatkan social protection untuk antisipasi krisis di masa depan.
Selain itu, Indonesia akan menjadi Ketua MIKTA pada tahun 2023.