Rusia Segera Gelar Referendum di Empat Wilayah Ukraina yang Sudah Dikuasai
Referendum atau pemungutan suara oleh Rusia akan dilakukan di Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Pemerintah Rusia akan merealisasikan inisiatifnya menguasai 15 persen wilayah Ukraina pada hari Jumat (23/9/2022) melalui sebuah referendum yang akan dilakukan di empat wilayah Ukraina yang sudah Rusia kuasai.
Dikutip dari Reuters, referendum atau pemungutan suara akan dilakukan di Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia. Donetsk dan Luhansk bahkan telah menyatakan diri sebagai republik dan mendapatkan pengakuan dari Rusia sebelum invasi dimulai.
Proses pemungutan suara akan berlangsung dari hari Jumat hingga Selasa pekan depan. Rusia akan secara resmi mencaplok daerah-daerah itu jika mayoritas penduduknya memilih melepaskan diri dari Ukraina.
Oleh Ukraina dan sekutunya di Barat, pemungutan suara ini dianggap langkah yang tidak sah. Apapun hasilnya nanti akan dianggap palsu.
Rencana referendum ini tampaknya telah terendus oleh Barat. Presiden AS Joe Biden sempat menyampaikan kecamannya saat berpidato di Sidang ke-77 Majelis Umum PBB awal pekan ini.
"Kremlin mengorganisir referendum palsu untuk mencoba mencaplok bagian dari Ukraina. Ukraina memiliki hak yang sama yang dimiliki oleh setiap negara berdaulat. Kami akan berdiri dalam solidaritas dengan Ukraina," Biden.
Baca juga: Mengapa 4 Wilayah Ukraina Gelar Referendum untuk Bergabung dengan Rusia? Ini yang Perlu Diketahui
Untuk saat ini masih belum jelas bagaimana proses referendum dilakukan. Apalagi jika mengingat banyak penduduk di wilayah terkait yang sedang mengungsi.
Saat ini Rusia menguasai sebagian besar Luhansk dan Kherson, sekitar 80 persen Zaporizhzhia dan hanya 60 persen Donetsk.
Pertempuran pun masih berlangsung di keempat wilayah tersebut. Pemerintah separatis yang didukung Rusia di Donbas, yang terdiri dari Donetsk dan Luhansk, telah berusaha melepaskan diri dari Ukraina sejak konflik tahun 2014.
Baca juga: Referendum Wilayah Separatis di Ukraina Berjalan Meski Tuai Kecaman, Apa yang Diinginkan Rusia?
Konflik itu dimulai setelah seorang presiden pro-Rusia digulingkan dalam Revolusi Maidan di Ukraina. Rusia akhirnya berhasil mencaplok Krimea.
Referendum di Krimea diadakan pada 16 Maret 2014. Para pemimpin Krimea mendeklarasikan 97 persen suara untuk memisahkan diri dari Ukraina. Rusia secara resmi menambahkan Krimea ke teritorialnya pada 21 Maret.
Editor: Prihastomo Wahyu Widodo | Sumber: Kontan