Mengenal Xi Jinping, Presiden China yang Sempat Terbuang dan Kini Diisukan Dikudeta
Berikut ini profil singkat serta biodata Presiden China, Xi Jinping yang ramai diisukan dikudeta militer
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Nama Xi Jinping menjadi bahan perbincangan karena diisukan dikudeta.
Presiden China Xi Jinping juga dikabarkan menjadi tahanan rumah oleh militer, Sabtu (24/9/2022) waktu setempat.
Bahkan, Xi Jinping juga menjadi trending di Twitter karena dirumorkan telah ditahan oleh Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).
Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari Beijing mengenai kabar adanya kudeta.
Lantas siapa Xi Jinping?
Xi Jinping lahir 15 Juni 1953 di Beijing, China.
Baca juga: Rumor Xi Jinping Dikudeta, Tak Terlihat Sejak Pulang dari Uzbekistan hingga Ramai di Twitter
Ia merupakan anak dari Xi Zhongxun dan Qi Xin.
Ayahnya merupakan petinggi PKC (Partai Komunis China) dan teman dekat dari pendiri Komunis China, Mao Tse Tung.
Xi Zhongxun pada tahun 1962 pernah dilengserkan dari kekuasaan.
Lalu pada 1966, terjadi Revolusi Kebudayaan.
Revolusi ini untuk melestarikan edeologi komunis dan membebaskan China dari kapitalisme.
Adanya revolusi ini membuat pendidikan formal dihentikan dan membuat Xi Jinping yang saat itu sedang duduk di bangku sekolah harus bekerja di desa pertanian terpencil.
Ia berada di tempat terpencil selama tujuh tahun.
Xi Jinping ditempa fisik dan mentalnya.
Ia juga sempat bekerja sebagai buruh.
Meski begitu, Xi memiliki hubungan baik dengan penduduk sekitar.
Akhirnya, setelah ia dewasa, revolusi yang terjadi di tahun 1966 mengalami kegagalan.
Xi akhirnya bisa menempuh pendidikan di teknik kimia di Universitas Tsinghua.
lalu pada 1972, Xi Jinping bergabung dengan PKC.
Hingga pada 2012 lalu, Xi Jinping terpilih menjadi presiden.
Kiprah Politik
Di masa ia menduduki kursi presiden, Xi mengambil berbagai kebijakan yang dinilai cukup berani.
Ia memulai kampanye penanganan korupsi.
Xi pernah menangkap beberapa tokoh paling kuat di China, termasuk Zhou Yongkang, mantan kepala keamanan pada akhir 2014.
Bahkan, PKC pernah mendisiplinkan lebih dari 100 ribu pejabat.
Xi Jinping juga membuat kebijakan One Belt One Road.
Kebijakan tersebut dibuat untuk memperkuat pergadangan yang sempat lesu di tahun 2014 lalu.
Xi juga mengizinkan investor internasional untuk memperdagangkan saham secara langsung.
Ia juga memiliki beberapa kontroversi.
Satu di antaranya, ia diduga telah menangkap lebih dari satu juga muslim Uighur.
Sebagian tahanan muslim Uighur digunakan untuk kerja paksa.
PKC juga dianggap kerap memenjarakan jurnalis serta pengacara.
Satu kontroversi lainnya, pada 2018 lalu, ketika Xi Jinping menjabat untuk periode kedua, Kongres menyetujui penghapusan batas masa jabatan dua periode dan membuat Xi memiliki kemungkinan untuk memimpin China seumur hidup.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunnewsWiki, Yusuf)(Kompas.com, Bernadette Aderi Puspaningrum)