Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

INTIP Kemampuan Peluru Kendali Korea Utara, Ada yang Berkecepatan 6.200 Kilometer per Jam

Fitur utama senjata hipersonik bukanlah kecepatan tetapi kemampuan manuvernya, yang dapat membantu menghindari pencegatan rudal anti misil

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in INTIP Kemampuan Peluru Kendali Korea Utara, Ada yang Berkecepatan 6.200 Kilometer per Jam
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Dua peluru kendali China diluncurkan Jumat (5/8/2022) pagi, salah satunya memasuki wilayah Jepang. (insert peluru kendali yang diluncurkan) 

TRIBUNNEWS.COM, KOREA  - Uji coba peluru kendali Korea Utara pada Selasa (4/10/2022) kemarin yang meluncur melewati wilayah teritorial udara Jepang menghebohkan dunia.

Ternyata buka kali ini saja, Korea Utara luncurkan peluru kendali itu. 

Straits Times, Rabu (5/10/2022) melaporkan, rudal balistik yang diluncurkan Korea Utara kemarin adalah yang ke-39 yang diluncurkan sepanjang tahun 2022.

Uji coba peluncuran dimulai Januari awal tahun ini dengan peluncuran rudal baru yang menurut Pyongyang bersifat hipersonik.

Korea Utara lalu melanjutkan dengan uji coba rudal jelajah jarak jauh, rudal balistik jarak pendek yang ditembakkan dari gerbong kereta, bandara dan kapal selam dan rudal balistik antarbenua, ICBM pertama yang diluncurkan sejak 2017.

Berikut beberapa kemampuan rudal utama yang sedang dikembangkan Korea Utara seperti laporan Straits Times:

1. Peluncuran rudal hipersonik Korea Utara pada Januari 2022.

Berita Rekomendasi

Korea Utara mengklaim bulan Maret lalu berhasil menguji ICBM terbesarnya, Hwasong-17 yang masif.

ICBM Hwasong-17 adalah rudal jarak jauh antar benua yang dapat membawa hulu ledak nuklir kelas berat.

Pejabat Korea Selatan dan AS membantah seraya mengatakan Korea Utara sebenarnya menembakkan ICBM Hwasong-15 yang lebih tua sementara beberapa tes Hwasong-17 yang jelas berakhir dengan kegagalan.

Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Peluncuran Rudal Korea Utara ke Jepang

Tes bulan Maret itu adalah penerbangan rudal tertinggi hingga saat ini, mengirim ICBM lebih dari 6.000 km ke luar angkasa.

Negara itu mendemonstrasikan uji coba jarak jauhnya ketika menembakkan rudal jarak menengah yang melintas di atas wilayah udara Jepang dan jatuh di Samudra Pasifik sejauh sekitar 4.600 km dari titik peluncuran.

Kembalinya Korea Utara melakukan pengujian jarak jauh meningkatkan taruhan bagi Amerika Serikat dan negara-negara lainnya yang mengecilkan beberapa senjata jarak pendek Korea Utara.

2. Kemampuan Rudal Melakukan Manuver di Udara

Banyak rudal balistik jarak pendek SRBM terbaru Korea Utara seperti KN-23 dan KN-24 dirancang untuk terbang pada lintasan yang lebih rendah, berkecepatan sangat tinggi namun mampu melakukan manuver, mempersulit upaya untuk mendeteksi dan mencegatnya.

Korea Utara mengatakan telah menguji jenis baru dari "rudal hipersonik", yang biasanya terbang pada ketinggian yang lebih rendah daripada rudal balistik namun dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara - atau sekitar 6.200 km per jam.

Terlepas dari namanya, para analis mengatakan fitur utama senjata hipersonik bukanlah kecepatan tetapi kemampuan manuvernya, yang dapat membantu mereka menghindari pencegatan rudal anti misil dan anti serangan udara.

Analis juga mengatakan ukuran Hwasong-17 serta klaim Korea Utara tentang pengembangan teknologi untuk mengendalikan satelit, menunjukkan bahwa Pyongyang sedang berupaya membuat ICBM-nya mampu membawa beberapa hulu ledak nuklir yang dapat bermanuver, dan membawa umpan yang dapat membantu mereka menghindari pertahanan.

 Tahun 2022 Korea Utara menguji coba rudal dari lokasi yang berbeda dan meluncurkan platform yang menurut para analis adalah upaya untuk mensimulasikan konflik dan mempersulit musuh untuk mendeteksi dan menghancurkan rudal.

Pada bulan Januari, Korea Utara meluncurkan sepasang SRBM dari sebuah kereta api di dekat perbatasan utara dengan China

Menurut media pemerintah Korea Utara KCNA, itu adalah latihan singkat yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pasukan yang mengoperasikan rudal.

Baca juga: Diplomat AS Harap China dan Rusia Kerja Sama Tutup Jaringan Korut Usai Tembakkan Rudal Balistik

Terlepas dari jaringan rel yang terbatas dan terkadang tidak dapat diandalkan di negara itu, rudal berbasis rel kereta api adalah pilihan yang relatif murah dan efisien untuk meningkatkan kemampuan bertahan dari kekuatan nuklir mereka.

Korea Utara juga melakukan tes dari bandara internasional di luar Pyongyang, dan meluncurkan rudal jarak pendek baru dari kapal selam rudal eksperimentalnya. Ia juga berjanji bahwa kapal selam rudal operasional akan segera dikerahkan.

Bulan April, Korea Utara melakukan uji coba rudal jarak pendek baru yang dikatakan media pemerintah untuk "meningkatkan efisiensi dalam pengoperasian nuklir taktis"

Peluncuran itu menandai pertama kalinya Korea Utara menghubungkan sistem khusus dengan senjata nuklir taktis.

Analis mengatakan menempatkan hulu ledak kecil pada rudal jarak pendek dapat mewakili perubahan berbahaya dalam cara Korea Utara menyebarkan dan berencana untuk menggunakan senjata nuklir, yang memungkinkan Pyongyang untuk mengoperasikan lebih banyak dari rudal jenis tersebut.

Alih-alih mengancam beberapa kota untuk mencegah serangan, mereka bisa menggunakannya untuk melawan berbagai sasaran militer di Selatan. (kompasTV/Edwin Shri Bimo) 
 

Sumber: Kompas TV
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas