POPULER Internasional: Elon Musk Jadi Beli Twitter | Rusia Larang AS Terus Kirim Bantuan ke Ukraina
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya Elon Musk yang melanjutkan kesepakatan pembelian Twitter sesuai harga yang telah ditetapkan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Elon Musk akhirnya kembali ke rencana awalnya untuk membeli Twitter sesuai harga yang telah ditentukan.
Sementara itu, Rusia tidak terima jika AS terus menerus mengirim bantuan senjata ke Ukraina.
Dari Asia, Korea Utara baru-baru ini meluncurkan rudal ke atas wilayah Jepang, mendapat kecaman dari negara tetangganya itu.
Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Elon Musk Akhirnya Beli Twitter dengan Harga Awal Senilai Rp688 Triliun
Baca juga: Saham Twitter Naik 22 Persen Usai Elon Musk Berencana Melanjutkan Pembelian Aplikasi Burung Biru
CEO Tesla, Elon Musk tampaknya telah berubah pikiran tentang rencananya membeli Twitter.
Musk akhirnya bersedia untuk melanjutkan pengambilalihan platform media sosial tersebut.
Elon Musk melanjutkan pembelian Twitter Inc. dengan tawaran awalnya sebesar 44 miliar dolar AS atau sekitar Rp688 triliun.
Dalam sebuah surat kepada perusahaan, Musk setuju untuk membayar harga yang dia tawarkan beberapa bulan lalu sebelum mencoba keluar dari kesepakatan.
Musk membuat penawaran dalam sebuah surat ke Twitter, yang juga diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) sebelum penutupan perdagangan pada hari Selasa (4/10/2022).
Seorang juru bicara Twitter mengatakan bahwa perusahaan telah menerima surat Musk dan mengajukannya ke SEC.
"Tujuan perusahaan adalah untuk menutup transaksi pada $54,20 per saham (tawaran asli Musk)," kata juru bicara itu, dilansir dw.com.
Keputusan ini terjadi setelah berbulan-bulan pertempuran hukum timbal balik dan tudingan publik dari kedua belah pihak setelah kesepakatan awal mereka untuk kesepakatan pada bulan April.
Itu juga datang hanya beberapa hari sebelum Musk diperkirakan akan digulingkan sebelum diadili oleh pengacara Twitter dan hanya di bawah dua minggu sebelum kasus pengadilan dijadwalkan untuk dimulai di Delaware Chancery Court .
Menurut pengajuan, Musk akan menyelesaikan kesepakatan asalkan dia menerima pembiayaan utang dan selama pengadilan membatalkan gugatan dari Twitter yang berusaha memaksanya untuk menyelesaikan kesepakatan.
2. Rusia Peringatkan AS jika Terus Kirim Bantuan Senjata ke Ukraina: Hentikan Tindakan Provokatif!
Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov memperingatkan Washington untuk tidak mengirimkan bantuan senjata ke Ukraina.
Antonov mengatakan, keputusan AS untuk mengirim lebih banyak bantuan militer ke Ukraina "meningkatkan bahaya bentrokan militer langsung" antara Rusia dan Barat.
Seperti diketahui, AS telah mengumumkan bantuan militer lainnya ke Ukraina sebesar 625 juta dolar.
Persenjataan canggih AS telah dikreditkan dengan membantu Ukraina membangun momentum melawan pasukan pendudukan Rusia.
Pasukan Ukraina telah membuat kemajuan signifikan di timur laut dan selatan negara itu dalam beberapa pekan terakhir.
Perangkat keras AS terbaru mencakup empat sistem roket ganda Himars presisi tinggi lainnya.
Baca juga: Putin Teken UU Pencaplokan 4 Wilayah Ukraina Meski Aneksasinya Ilegal Menurut Hukum Internasional
"Kami menyerukan Washington untuk menghentikan tindakan provokatifnya yang dapat menyebabkan konsekuensi paling serius," kata Antonov, seperti dikutip dari BBC.
Peringatan Antonov datang tak lama setelah Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris membahas kerjasama militer lebih lanjut dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih menekankan bahwa Amerika Serikat tidak akan pernah mengakui aneksasi yang diklaim Rusia atas wilayah Ukraina.
"Presiden Biden berjanji untuk terus mendukung Ukraina karena mempertahankan diri dari agresi Rusia selama yang diperlukan," tulis pernyataan tersebut.
3. Antisipasi Serangan Nuklir Rusia, Kyiv Kirim Pil Kalium Iodida ke Pusat-pusat Evakuasi
Kota Kyiv mengatakan pihaknya tengah membagikan pil kalium iodida ke pusat-pusat evakuasi sebagai bentuk persiapan kemungkinan serangan nuklir Rusia di ibukota Ukraina.
Dilansir Daily Mail, pil kalium iodida dapat membantu memblokir penyerapan radiasi berbahaya oleh kelenjar tiroid jika diminum sebelum atau setelah terpapar radiasi nuklir.
Pil kalium iodida tersebut akan didistribusikan kepada penduduk di daerah yang terkontaminasi oleh radiasi nuklir jika ada kebutuhan untuk mengungsi, kata dewan kota dalam sebuah pernyataan.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengatakan bahwa ia akan menggunakan segala cara untuk memenangkan perang.
Sebelumnya, Rusia telah menderita kerugian besar, pasukannya didorong mundur di beberapa wilayah Ukraina.
Kekhawatiran bahwa Putin akan menggunakan serangan nuklir untuk mengalahkan Ukraina terus meningkat.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-222, Ex CIA: AS akan Bertindak Jika Moskow Pakai Senjata Nuklir
Surat kabar The Times melaporkan pada hari Senin (3/10/2022) bahwa NATO khawatir Putin akan menunjukkan keinginan mereka untuk menggunakan senjata nuklir dengan melakukan uji coba nuklir di perbatasan Ukraina.
Peringatan NATO menyebut kapal selam K-329 Belgorod, yang baru memasuki layanan aktif dengan angkatan laut Rusia pada Juli 2022, mungkin menuju ke Laut Kara untuk menguji drone nuklir bawah laut, Poseidon.
Poseidon dikatakan mampu melakukan perjalanan jauh di bawah air sebelum meledak dengan kekuatan yang cukup untuk memicu tsunami nuklir 1.600 kaki yang dirancang untuk menenggelamkan dan meradiasi kota-kota pesisir.
Laut Kara terletak di lepas pantai timur Novaya Zemlya, sebuah pulau besar yang dikendalikan Rusia di lingkaran Arktik.
4. 4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Peluncuran Rudal Korea Utara ke Jepang
Korea Utara meluncurkan rudal balistik tanpa peringatan ke Jepang pada Selasa (4/10/2022).
Peluncuran rudal itu dinilai sebagai tindakan yang sangat provokatif dan sembrono yang menandai peningkatan signifikan dalam program uji coba rudal senjatanya.
Rudal itu melintasi Jepang utara pagi-pagi sekali, dan diyakini telah mendarat di Samudra Pasifik.
Terakhir kali Korea Utara meluncurkan rudal balistik ke Jepang adalah pada 2017.
Ini menandai peluncuran rudal ke-23 Korea Utara tahun ini, termasuk peluncuran rudal balistik paling banyak dalam satu tahun sejak pemimpin Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan pada 2012.
Sebagai perbandingan, Pyongyang melakukan empat tes pada 2020 dan delapan pada 2021.
Baca juga: Hadapi Ancaman Korea Utara, Milter Korea Selatan dan Amerika Serikat Latihan Tembakkan Rudal
Lebih lanjut, berikut empat hal yang perlu diketahui tentang uji coba rudal Korea Utara, yang telah dirangkum CNN:
Tentang Rudal Korea Utara
Rudal yang diluncurkan Korea Utara pada hari Selasa terbang dengan jarak sekitar 4.600 kilometer, dengan ketinggian sekitar 1.000 kilometer dan kecepatan tertinggi mencapai Mach 17, yang berarti 17 kali kecepatan suara, menurut pejabat Jepang.
Sebagai perbandingan, wilayah pulau Amerika Serikat (AS) di Guam hanya berjarak 3.380 kilometer dari Korea Utara.
(Tribunnews.com)