Ukraina Kian Terjepit, Rusia Dikabarkan Pesan Drone Terkuat Iran yang Didesain untuk Serang Israel
Drone buatan Iran Arash-2 memiliki muatan amunisi yang lebih besar daripada model drone Shahid-136 yang sudah digunakan di Ukraina.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Sayangnya, pesawat tempur Ukraina tersebut justru jatuh kala memburu senjata nirawak itu.
Kini, Iran menghadapi sanksi baru dari Eropa karena memasok drone mematikan kepada Rusia selama invasi ke Ukraina.
Para menteri luar negeri Eropa akan mendiskusikan soal transfer drone Iran kepada Rusia serta kesepakatan politik mengenai sanksi dalam pertemuan pada Senin (17/10/2022) mendatang.
Ukraina melaporkan rentetan serangan Rusia dalam beberapa pekan terakhir yang menggunakan drone Shahed-136 buatan Iran.
Teheran membantah memasok drone ke Rusia, sementara Kremlin belum berkomentar.
Serangan terbaru terjadi pada Kamis (13/10/2022), ketika tiga pesawat tak berawat yang dioperasikan pasukan Rusia menyerang kota kecil Makariv, sebelah barat ibu kota Ukraina, Kyiv.
Para pejabat Ukraina mengatakan infrastuktur penting mengalami kerusakan karena serangan dari "drone bunuh diri" buatan Iran tersebut, lapor Arab News.
Menurut para diplomat yang mengutip persiapan pertemuan para menteri Eropa di Luksemburg, analisis aktivitas drone telah dilakukan dengan topik yang sekarang menjadi agenda.
Baca juga: Pertama Kalinya Drone Kamikaze Asal Iran Digunakan Rusia untuk Serang Ukraina, 200.000 Warga Panik
Para diplomat mengatakan, mungkin ada kesepakatan politik yang akan membuka jalan bagi sanksi di tahap selanjutnya.
Sementara itu, seorang juru bicara Uni Eropa mengonfirmasi rencana pembahasan Iran pada pertemuan Senin tetapi menolak berkomentar apakah drone Iran atau sanksi atas transfer drone akan menjadi agenda.
"Itu akan diperiksa, tetapi sanksi tidak akan terjadi sekarang," kata salah satu diplomat, lapor Reuters.
Negara-negara Eropa menilai tindakan Teheran memasok drone ke Moskow telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB 2231, yang mendukung Rencana Aksi Komprehensif Gabungan 2015 untuk mengekang program nuklir Iran.
Embargo senjata terhadap Iran berakhir pada Oktober 2020, tetapi resolusi tersebut masih mencakup pembatasan rudal dan teknologi terkait yang berlangsung hingga Oktober 2023 dan mencakup ekspor dan pembelian sistem militer canggih.
Prancis dan Jerman, kedua pihak dalam kesepakatan nuklir Iran tahun 2015, menegaskan bahwa pasokan senjata drone itu melanggar resolusi PBB.