Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Marah, Iran Pasok Drone ke Rusia untuk Bombardir Ukraina

Ukraina telah melaporkan serentetan serangan Rusia menggunakan drone Shahed-136 buatan Iran dalam beberapa pekan terakhir.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in AS Marah, Iran Pasok Drone ke Rusia untuk Bombardir Ukraina
Ist
Pesawat tak berawak alias drone yang diberi nama Arash-2 buatan Iran. 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) marah atas keputusan Iran memasok drone ke Rusia untuk membombardir Ukraina.

AS sependapat dengan penilaian Inggris dan Prancis bahwa Iran yang memasok drone ke Rusia akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan.

Hal itu dikatakan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel.

"Sebelumnya hari ini, sekutu Prancis dan Inggris kami secara terbuka menawarkan penilaian bahwa pasokan UAV Iran ini (untuk) Rusia adalah pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB 2231," kata Patel kepada wartawan, merujuk pada kendaraan udara tak berawak (UAV), atau drone.

"Ini adalah sesuatu yang kami setujui."

Ukraina telah melaporkan serentetan serangan Rusia menggunakan drone Shahed-136 buatan Iran dalam beberapa pekan terakhir.

Iran membantah memasok drone ke Rusia, sementara Kremlin belum berkomentar.

Berita Rekomendasi

Departemen Luar Negeri menilai bahwa pesawat tak berawak Iran digunakan pada hari Senin dalam serangan jam sibuk pagi hari di ibukota Ukraina Kyiv, kata seorang pejabat.

Baca juga: Rusia Kembali Bombardir Ibu Kota Ukraina dengan Drone Iran

Juru bicara Gedung Putih Karinne Jean-Pierre juga menuduh Teheran berbohong ketika mengatakan drone Iran tidak digunakan oleh Rusia di Ukraina.

Resolusi 2231 mendukung kesepakatan antara Iran dan Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat yang membatasi aktivitas pengayaan uranium Teheran, sehingga mempersulit Iran untuk mengembangkan senjata nuklir sambil mencabut sanksi internasional.

Di bawah resolusi tersebut, embargo senjata konvensional terhadap Iran berlaku hingga Oktober 2020.

Baca juga: Sirene Serangan Udara di Kyiv Berbunyi, 4 Serangan Drone Kamikaze Targetkan Apartemen

Terlepas dari upaya AS di bawah mantan presiden Donald Trump, yang mengeluarkan Amerika Serikat dari kesepakatan pada 2018, untuk memperpanjang embargo senjata, Dewan Keamanan menolaknya, membuka jalan bagi Iran untuk melanjutkan ekspor senjata.

Namun, diplomat Barat mengatakan resolusi itu masih mencakup pembatasan rudal dan teknologi terkait yang berlangsung hingga Oktober 2023 dan yang mencakup ekspor dan pembelian sistem militer canggih seperti drone.

“Kami percaya bahwa UAV yang ditransfer dari Iran ke Rusia dan digunakan oleh Rusia di Ukraina adalah salah satu senjata yang akan tetap diembargo berdasarkan 2231,” kata Patel.

Editor: Noverius Laoli | Sumber: Kontan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas