Pentagon Percepat Pengiriman Senjata Pertahanan Udara ke Ukraina usai Serangan Drone Kamikaze
Pentagon sedang berupaya mempercepat pengiriman dua sistem rudal permukaan-ke-udara canggih untuk Ukraina sebagai tanggapan serangan drone kamikaze.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) sedang berupaya mempercepat pengiriman dua sistem rudal permukaan-ke-udara canggih untuk Ukraina.
Rusia semakin sering menggunakan drone Kamikaze, senjata yang diduga dipasok Iran ke medan pertempuran di Ukraina.
Seperti diketahui, drone Kamikaze menghantam kota-kota dan berbagai infrastruktur Ukraina kemarin, Senin (17/10/2022).
Di Kyiv, empat orang dilaporkan tewas dalam serangan drone Kamikaze.
Drone telah menjadi masalah yang semakin mendesak bagi Ukraina, dan yang telah menarik kecaman AS.
Dikutip CNN, upaya Pentagon hanyalah bukti terbaru dari dorongan baru AS dan sekutunya untuk membantu Ukraina membangun sistem pertahanan udara dan rudal yang komprehensif untuk melindungi diri dari drone ini.
Baca juga: Pejabat Ukraina Kecam Iran atas Serangan Drone Kamikaze Rusia
Departemen Luar Negeri pada Senin (17/10/2022) mengatakan bahwa drone tersebut merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membatasi pengiriman senjata tertentu ke atau dari Iran.
Pejabat Ukriana kecam Iran atas serangan drone kamikaze
Lebih lanjut, seorang pejabat Ukraina menuduh Iran bertanggung jawab atas kematian warga Ukraina setelah Rusia menyerang beberapa kota dengan drone Kamikaze.
Seperti diketahui, drone Kamikaze merupakan senjata yang dibuat oleh Republik Islam Iran.
Beberapa waktu kemarin, muncul klaim bahwa Iran menjual drone Kamikaze ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Dikutip Al Jazeera,Kyiv melaporkan rentetan serangan udara Rusia menggunakan drone Shaded-136 buatan Iran dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: POPULER Internasional: Serangan Drone Kamikaze di Ibu Kota Ukraina | PM Inggris Terancam Digulingkan
Namun Iran membantah memasok drone ke Moskow.
Sementara itu Kremlin belum berkomentar terkait spekulasi ini.
Bulan lalu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan akreditasi Duta Besar (Dubes) Iran dicabut akibat pasukan Rusia menggunakan drone Iran untuk menyerang Kyiv.
"Iran bertanggung jawab atas pembunuhan warga Ukraina," tulis penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak di Twitter, Senin (17/10/2022).
13 orang tewas ketika jet tempur Rusia tabrak apartemen
Sedikitnya 13 orang tewas setelah jet tempur SU-34 Rusia menabrak sebuah bangunan perumahan di kota barat Yeysk selama penerbangan pelatihan Senin (17/10/2022), menurut media pemerintah dan pihak berwenang Rusia .
Insiden itu disebabkan oleh salah satu mesin yang terbakar, lapor kantor berita pemerintah RIA Novosti, yang mengutip Kementerian Pertahanan Rusia.
Baca juga: Seusai Serangan Drone Kamikaze di Kyiv, Presiden Ukraina Tantang Rusia
Menurut laporan, pilot yang terlontar.
Sementara penyebab jatuhnya pesawat adalah penyalaan salah satu mesin saat lepas landas.
"Di lokasi jatuhnya Su-34 di halaman salah satu tempat tinggal, bahan bakar pesawat menyala,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan kepada RIA.
Kondisi pilot yang terlempar tidak jelas.
RIA melaporkan bahwa 13 mayat, termasuk tiga anak, dikeluarkan dari puing-puing pada Selasa pagi, menurut Kementerian Situasi Darurat.
Laporan media pemerintah sebelumnya mengatakan sedikitnya 25 orang terluka.
Yeysk adalah kota pelabuhan di tepi Laut Azov dan dipisahkan dari wilayah Rusia yang diduduki di Ukraina selatan oleh hamparan laut yang sempit.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)