Putin: Dunia Hadapi Dekade Paling Berbahaya Sejak Perang Dunia II
Putin menyebut dunia sedang hadapi dekade paling berbahaya sejak PD II ketika elit Barat berjuang mencegah runtuhnya dominasi global.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan dunia sedang menghadapi dekade paling berbahya sejak Perdang Dunia II (PD II).
Putin menyebut situasi ini terjadi ketika elite Barat berjuang mencegah runtuhnya dominasi global yang tak terhindarkan.
Dikutip Al Jazeera, Putin menuduh Amerika Serikat (AS) menghasut konflik di Ukraina, Kamis (27/10/2022).
Dia menambahkan Barat sedang memainkan permainan geopolitik berbahaya, berdarah dan kotor yang menabur kekacauan di seluruh dunia.
"Pada akhirnya, Barat harus berbicara dengan Rusia dan kekuatan besar lainnya tentang masa depan dunia," ucap Putin.
"Periode sejarah dominasi Barat akan segera berakhir," kata Putin pada pertemuan pleno Klub Diskusi Internasional Valdai, Kamis (27/10/2022), seperti dikutip TASS.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-247, Putin: Perang adalah Perjuangan Lawan Dominasi Barat
“Kami berdiri di perbatasan sejarah: Di depan mungkin adalah dekade yang paling berbahaya, tidak dapat diprediksi dan, pada saat yang sama, penting sejak akhir Perang Dunia II.”
Tak anggap Barat sebagai musuh
Lebih jauh, Putin juga menegaskan Rusia tidak menganggap Barat sebagai musuh Rusia meskipun ada fase konfrontasi saat ini.
"Moskow memiliki satu pesan untuk "negara-negara terkemuka di Barat dan NATO: mari berhenti menjadi musuh, mari hidup bersama," tegasnya.
Reaksi Gedung Putih
Gedung Putih mengatakan pernyataan Putin bukanlah hal baru.
Washington tidak menunjukkan perubahan dalam tujuan strategisnya, termasuk di Ukraina.
Baca juga: Lawan Serangan Rusia, Australia Latih Pasukan Ukraina dan Kembali Kirim Kendaraan Lapis Baja

Siap untuk negosiasi
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari 2022 kemarin.
Agresi tersebut memicu pertikaian terbesar dengan Barat sejak krisis rudal Kuba tahun 1962 di kedalaman Perang Dingin ketika Uni Soviet dan AS mendekati perang nuklir.
Puluhan ribu orang telah tewas sementara Barat telah memberlakukan sanksi paling berat dalam sejarah terhadap Rusia, salah satu pemasok sumber daya alam terbesar di dunia.
Putin mengatakan Moskow siap melakukan pembicaraan untuk mengakhiri konflik di Ukraina.
Presiden Rusia itu menuduh Kyiv tidak siap untuk duduk di meja perundingan.
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Beri Sinyal akan Hadiri KTT G20 di Bali Bulan Depan

“Ini bukan pertanyaan tentang kami, kami siap untuk negosiasi. Tetapi para pemimpin di Kyiv memutuskan untuk tidak melanjutkan negosiasi dengan Rusia,” katanya.
“Sangat mudah untuk menyelesaikan masalah ini jika Washington memberikan sinyal kepada Kyiv untuk mengubah posisinya dan menyelesaikan masalah secara damai.”
Belum ada pembicaraan damai lagi sejak upaya negosiasi gagal
Tidak ada pembicaraan damai antara keduanya sejak upaya penyelesaian yang dinegosiasikan gagal pada minggu-minggu pertama konflik.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara eksplisit mengesampingkan kesepakatan yang dinegosiasikan dengan Putin.
Ditanya tentang potensi eskalasi nuklir, Putin mengatakan bahaya penggunaan senjata nuklir akan ada selama senjata nuklir masih ada.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-245: Rusia Klaim Laporkan Bom Kotor ke Dewan Keamanan PBB
"Moskow tidak berniat menggunakan senjata nuklir di Ukraina," katanya.
“Kami melihat tidak perlu untuk itu. Tidak ada gunanya baik politik maupun militer.”
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)