Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Makna MendaIam Itaewon bagi Warga Asing

Itaewon sering menjadi tempat di Korea, di mana unsur-unsur budaya internasional diperkenalkan dan dirayakan

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Ini Makna MendaIam Itaewon bagi Warga Asing
laman koreajoongangdaily.joins.com
Pengunjung asing ke Seoul berjalan di sekitar Itaewon di Distrik Yonsan, pusat kota Seoul. Itaewon telah lama menjadi lingkungan di mana orang dapat menikmati berbagai budaya internasional. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Itaewon telah lama menjadi lingkungan di mana orang dapat menikmati berbagai budaya internasional.

Para ekspatriat akan merasa betah tinggal di kawasan ini karena merupakan area komunitas internasional.

Sedangkan banyak orang Korea akan berkunjung untuk mencari 'suasana internasional'.

Baca juga: Tragedi Halloween Itaewon yang Menewaskan 156 Orang Mengekspos Kesenjangan Generasi di Korea Selatan

"Saya tidak terlalu sering merasa rindu rumah, tetapi ketika saya merasakannya, biasanya ada sesuatu yang bisa saya rasakan nyaman di sana. Di Itaewon, saya hanyalah salah satu dari ratusan orang asing dan tidak ada yang akan memberikan perhatian khusus kepada saya. Jadi terasa sedikit bebas," kata Mitch Goshorn, warga Amerika berusia 37 tahun yang tinggal di Seoul.

Dikutip dari laman www.koreaherald.com, Kamis (3/11/2022), Itaewon sering menjadi tempat di Korea, di mana unsur-unsur budaya internasional diperkenalkan dan dirayakan, tidak mengherankan bahwa selama bertahun-tahun lingkungan ini identik dengan perayaan Halloween.

Jauh sebelum kebanyakan orang Korea mengenal 'hari libur Barat', Itaewon adalah tempat di mana komunitas asing dapat berkumpul untuk menikmati Halloween seperti yang mereka lakukan di rumah dan memperkenalkannya kepada tetangga Korea mereka.

Berita Rekomendasi

Setelah Perang Korea pada 1950 hingga 1953, lingkungan itu mulai mengadopsi unsur-unsur budaya Barat, yang sebagian besar dipengaruhi oleh tentara Angkatan Darat (AD) Amerika Serikat (AS) yang ditempatkan di jalan di Garnisun Yongsan.

Baca juga: Kepolisian Korsel Dikecam karena Lalai dan Abaikan Panggilan Darurat Soal Tragedi Halloween Itaewon

Distrik ini mulai melihat orang asing dari negara lain pindah selama tahun 1970-an, dan secara cepat menjadi kiblat internasional di mana orang asing dan Korea dapat berbaur.

"Sejak datang ke Korea 16 tahun lalu, Itaewon telah menjadi bagian penting dari pengalaman saya. Ini adalah tempat yang nyaman bagi banyak kelompok, termasuk komunitas ekspatriat besar yang tinggal di dekatnya. Di situlah kami berkumpul untuk makanan yang menenangkan, minuman setelah bekerja, acara sosial dan banyak lagi," kata Jonathan Moore seorang pengusaha yang tinggal di Seoul.

Pernyataan ini ia tuliskan di media sosial sebagai penghormatan kepada para korban tragedi Halloween Itaewon yang merenggut sedikitnya 156 nyawa.

Bagi orang Korea, hingga akhir 1980-an, ini adalah tempat untuk menemukan makanan dan musik jazz Amerika atau membeli furniture bergaya Barat.

Secara khusus, area di sekitar Hamilton Hotel adalah salah satu yang menjadi daya tarik utama.

Baca juga: Mengapa Tragedi Halloween Itaewon Lebih Fatal bagi Wanita Dibandingkan Pria?

Kota ini menjadi lebih internasional dengan masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA), pemerintah Korsel memperkenalkan sistem untuk mengadopsi trainee teknis pada 1994 dari 14 negara, termasuk Filipina, Bangladesh, Pakistan dan Indonesia.

Itaewon adalah tempat yang nyaman bagi banyak pekerja untuk menetap, hal ini dijelaskan dalam sebuah buku tentang Itaewon oleh Museum Sejarah Seoul.

Menurut data dari Itaewon Global Village Center, jumlah warga asing yang tinggal di lingkungan yang meliputi Itaewon 1-dong dan Itaewon 2-dong adalah 3.445 orang hingga akhir September 2021, jumlahnya terbanyak di Yongsan-gu, pusat kota Seoul.

Meskipun Itaewon telah menjadi kota internasional berusia puluhan tahun, baru pada tahun 2000-an kawasan tersebut dikenal karena menawarkan makanan otentik dari seluruh dunia.

Seorang penduduk Seoul berusia 34 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan multinasional, Clare Youn mengajak teman-teman internasionalnya ke Itaewon untuk sekadar makan malam dan  mencari hiburan setiap tiga bulan sekali.

"Biasanya kalau ada tamu dari negara lain, mereka sering ngidam makanan dari rumah. Itaewon dikenal dengan makanan yang sangat otentik. Orang-orang yang bekerja di restoran di Itaewon kemungkinan besar berasal dari negara itu. Misalnya, jika anda pergi ke restoran kari India, mereka akan memiliki koki India. karinya tidak encer," kata Youn.

Ia juga mengunjungi Itaewon pada Sabtu lalu bersama teman-teman dari AS dan Inggris untuk merayakan Halloween.

Baca juga: Program Pelatihan Tanggap Darurat Diserbu Warga Korea Selatan Usai Tragedi Halloween Itaewon

Namun ia dan teman-temannya itu beruntung karena telah meninggalkan kawasan itu sesaat sebelum terjadinya tragedi.

Beberapa orang asing yang telah tinggal di Seoul selama bertahun-tahun dan telah menyaksikan perubahan di Itaewon mengungkapkan kepahitan tentang bagaimana kota telah berubah. 

Terutama saat melihat area di sekitar Hamilton Hotel dan di seberang jalan utama yang menjadi target investasi.

"Lingkungan telah berubah dalam beberapa tahun terakhir dengan penarikan dan gentrifikasi militer AS. Hanya banyak tempat usaha populer yang dikelola orang asing, sebagian besar bar dan beberapa restoran di sana tutup dalam beberapa tahun terakhir karena daerah itu menjadi lebih nyaman dan populer di kalangan penduduk setempat," kata seorang warga asing di Seoul yang telah tinggal di kota itu sejak 2009.

Ia meminta identitasnya disamarkan saat menyampaikan hal ini.

Markas Besar Pasukan AS-Korea dipindahkan ke Kamp Humphreys di Pyeongtaek, Provinsi Gyeonggi, pada 2018.

Baca juga: Sebelum Tragedi Halloween Itaewon, Polisi Terima 79 Telepon Darurat Masuk, Hanya 4 yang Direspons

"Daerah yang menjadi begitu populer dan kehilangan beberapa keaslian di balik pesonanya tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi sekitar 10 tahun lalu di Insa-dong, lalu Ikseon-dong," kata warga asing anonim itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas