Ledakan Bom di Istanbul Turki: Polisi Tangkap 1 Perempuan Terduga Pelaku, 21 Orang Lainnya Ditahan
Ledakan Bom di Istanbul Turki: Polisi Turki tangkap 1 perempuan terduga pelaku, 21 orang lainnya ditahan karena diduga terlibat organisasi teroris.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu menuduh militan Kurdi di Suriah utara bertanggung jawab atas pemboman di pusat perbelanjaan Istanbul Istiklal Avenue, Distrik Beyoglu, Istanbul, Turki, Minggu (13/11/2022) sore.
Ledakan bom di Turki menewaskan enam orang dan 81 lainnya luka-luka.
Ia mengatakan seorang tersangka yang diduga perempuan telah ditangkap.
Selain itu, ada 21 orang lainnya yang ditahan karena diduga terlibat kelompok militan.
Mendagri Turki Suleyman Soylu mengatakan serangan itu direncanakan oleh militan Kurdi dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Unit Pertahanan Rakyat (YPG).
Baca juga: Mesir hingga Ukraina Kecam Serangan Bom Istanbul Turki, Prancis: Kami Dukung Perang Lawan Terorisme
"Menurut temuan awal kami, perintah untuk serangan teror mematikan datang dari Ayn al-Arab di Suriah utara, di mana PKK/YPG memiliki markas besar di Suriah," kata Mendagri Turki Suleyman Soylu dalam konferensi pers di Distrik Beyoglu, Istanbul, Turki, Senin (14/11/2022) pagi, seperti diberitakan The Guardian.
Namun, Soylu tidak merinci atau memberikan perincian tentang bagaimana penyelidik mencapai kesimpulan ini.
Meski Mendagri Turki menuduh militan Kurdi, ledakan bom itu belum secara resmi diklaim oleh kelompok mana pun sejauh ini.
Kronologi ledakan bom di Turki
Ledakan bom ini terjadi di pusat perbelanjaan Istanbul stiklal Avenue, Beyoglu, Istanbul, Turki, pada Minggu (13/11/2022) sore, sekira pukul 16.20 waktu setempat.
Lokasi ini merupakan kota terbesar di Turki yang biasanya ramai oleh pembeli, turis, dan pejalan kaki.
"Rekaman CCTV menunjukkan seorang wanita duduk di bangku di sana selama 45 menit dan ledakan itu terjadi beberapa saat setelah dia pergi," kata Menteri Kehakiman Turki Bekir Bozdağ, Senin (14/11/2022), dikutip dari CNN Internasional.
Dalam rekaman CCTV itu, terlihat wanita tersebut meninggalkan tas atau kantong plastik sekira satu atau dua menit sebelum ledakan.
“Ada dua kemungkinan. Entah tas atau kantong plastik itu ada mekanismenya, meledak sendiri atau ada yang meledakkannya dari jauh. Semua ini saat ini sedang diselidiki,” tambahnya.
"Nama wanita itu tidak diketahui."
"Semua rekaman dan data tentang wanita itu sedang dianalisis," katanya.
Baca juga: Tersangka Bom di Istanbul Ditangkap, Diduga Tinggalkan Bom hingga Turki Klaim PKK Bertanggung Jawab
Video yang diposting online saat ledakan menunjukkan orang-orang yang ketakutan berlarian dan berusaha mencari perlindungan di toko-toko terdekat.
Pembeli yang sebelumnya berjalan-jalan di bawah sinar matahari sore saling mencengkeram ketakutan sebelum berbalik untuk melarikan diri, dikutip dari The Guardian.
Ombudsman media Turki, RTÜK, memberlakukan larangan sementara atas pelaporan ledakan, untuk mencegah pengguna media sosial menayangkan suasana saat ledakan maupun setelahnya.
RTÜK membatasi akses ke platform media sosial agar tidak ada postingan yang menimbulkan ketakutan, kepanikan, dan kekacauan di masyarakat.
Presiden Turki Erdogan mengatakan, pemerintah saat ini sedang mendalami kasus ini.
"Orang-orang kami dapat yakin bahwa pelaku di balik serangan itu akan dihukum sebagaimana mestinya," katanya pada konferensi pers, Senin (14/11/2022), dikutip dari Al Jazeera.
“Adalah salah untuk mengatakan ini tidak diragukan lagi adalah serangan teroris, tetapi perkembangan awal dan intelijen awal dari gubernur saya adalah baunya seperti terorisme,” kata Erdogan.
Baca juga: Kementerin Luar Negeri RI: Tidak Ada WNI Jadi Korban Bom di Taksim, Turki
Korban ledakan bom di Turki masih dirawat di Rumah Sakit
Total korban meninggal akibat ledakan bom ini adalah enam orang.
Selain itu, ada 81 korban selamat dengan luka-luka ringan hingga parah.
Mendagri Turki mengatakan 50 korban ledakan bom yang terluka suka diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Saat ini, masih ada 31 korban yang masih dirawat di rumah sakit.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)