Perang Membawa Kehancuran, Jokowi Minta Semua Pihak Menahan Diri terkait Serangan Rudal di Polandia
Presiden Joko Widodo meminta semua pihak agar menahan diri terkait serangan rudal yang menghantam Polandia.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta semua pihak agar menahan diri terkait serangan rudal yang menghantam Polandia.
Jokowi konsisten mengatakan konflik antar negara sebaiknya diselesaikan bukan di medan perang.
"Pertama saya menyesali kejadian di Polandia. Saya mengimbau semua pihak untuk tetap tenang dan menahan diri dari ketegangan yang meningkat," ungkap Jokowi dalam konferensi pers KTT G20, Rabu (16/11/2022).
Kepala negara mengajak seluruh negara untuk menciptakan perdamaian dunia.
Baca juga: Politisi Polandia: Insiden Rudal adalah Provokasi Ukraina Minta Lebih Banyak Dukungan
"Saya selalu menyatakan bahwa perang hanya akan membawa kehancuran karena itu kita harus menghentikan perang," tuturnya.
Jokowi juga mendukung pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahwa rudal tersebut besar kemungkinan bukan ditembak oleh militer Rusia.
"Presiden Biden sendiri telah mengatakan rudal itu tidak mungkin datang dari Rusia," terang dia.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa KTT G20 menghasilkan deklarasi atau G20 Bali Leaders Declaration.
Ia menepis anggapan banyak pihak yang meragukan KTT G20 di Indonesia akan menghasilkan deklarasi kesepakatan di tengah kondisi geopolitik yang memanas.
"Kepemimpinan Indonesia telah berhasil menghasilkan deklarasi pemimpin G20, G20 Bali Leaders Declaration yang awalnya diragukan oleh banyak pihak," kata Jokowi.
Presiden tidak menampik bahwa pembahasan deklarasi yang terdiri atas 52 paragraf tersebut sangat
alot terutama pada poin penyikapan terhadap perang di Ukraina.
Baca juga: NATO: Insiden Rudal Nyasar ke Polandia Itu Tetap Salah Rusia, Bukan Ukraina
"Diskusi mengenai hal ini (perang Ukraina) berlangsung sangat-sangat alot sekali," kata Jokowi.
Meskipun demikian para pemimpin G20 akhirnya menyepakati yakni condemnation perang di Ukraina karena telah melanggar batas wilayah, melanggar integritas wilayah.
"Perang ini telah mengakibatkan penderitaan masyarakat dan memperberat ekonomi global yang masih rapuh akibat pandemi yang menimbulkan risiko terhadap krisis pangan, krisis energi, dan potensi krisis finansial," katanya Jokowi.
Saking alotnya, kata Presiden, pembahasan perang di Ukraina dilakukan hingga tengah malam.
Kesepakatan bahwa perang berdampak negatif pada ekonomi global akhirnya dicapai melalui konsensus.
"Jadi paragraf yang sangat diperdebatkan itu memang hanya satu, satu paragraf yaitu penyikapan terhadap perang di Ukraina," imbuhnya.
Menutup KTT G20 Bali, pemerintah Indonesia menyerahkan Presidensi G20 kepada India.
"Menandai berakhirnya Presidensi Indonesia di G20 secara resmi saya menyerahterimakan tampuk kepemimpinan kepada India selaku Presidensi G20 berikutnya," kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Pejabat AS Sebut Rudal yang Hantam Polandia Ditembakkan Ukraina
Dia meminta kepada semua pemimpin G20 yang hadir di Bali untuk mendukung India pada 2023 yang menerima Presidensi G20.
Titip Suara Negara Berkembang
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia menitipkan suara negara berkembang kepada India sebagai pemegang Presidensi G20.
Indonesia sebagai Troika, satu-satunya negara ASEAN di G20, juga akan menitipkan beberapa isu lain
kepada India.
"Kita akan mengatakan titip suara negara berkembang di dalam next presidensi yang akan dibawakan oleh India, plus mungkin secara substansi teknis mungkin ada beberapa issue yang akan dititipkan kepada India," kata Retno.
Ia menjelaskan alasan mengapa Indonesia ingin selalu membawa suara negara berkembang.
Menurutnya, dalam situasi dunia yang sulit saat ini negara yang paling terdampak adalah negara
berkembang.
"Jadi kita harus betul-betul bersatu, the global south terutama harus bersatu untuk saling membantu
agar tidak berjatuhan," kata Retno. (Tribun Network/Reynas Abdila)