Penembakan Klub Gay di Colorado Terjadi saat Komunitas LGBTQ Bersiap Peringati Hari Transgender
Insiden tersebut menewaskan setidaknya lima orang dan melukai 25 orang lainnya, sebelum akhirnya dihentikan oleh aksi heroik pengunjung klub malam
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, COLORADO - Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di tempat hiburan malam LGBTQ di Colorado Springs, Amerika Serikat, pada Sabtu (19/11/2022) malam.
Melansir dari Reuters, insiden tersebut menewaskan setidaknya lima orang dan melukai 25 orang lainnya, sebelum akhirnya dihentikan oleh aksi heroik pengunjung klub malam, kata pihak polisi.
Polisi mengidentifikasi tersangka penembakan berusia 22 tahun bernama Anderson Lee Aldrich.
Baca juga: Anderson Lee Aldrich, Tersangka Penembakan Club Gay di Colorado Masih Bungkam
Tersangka yang menggunakan senapan panjang dalam aksinya tersebut, kini telah ditahan setelah penembakan dimulai dan sedang dirawat karena cedera.
Penembakan itu mengingatkan pada pembantaian klub Pulse 2016, ketika seorang pria bersenjata membunuh 49 orang di klub malam gay di Orlando, Florida, sebelum ditembak mati oleh polisi.
Insiden penembakan di Colorado Springs terjadi ketika komunitas LGBTQ di seluruh dunia bersiap menandai Hari peringatan Transgender pada Minggu (20/11/2022), peringatan tahunan untuk menghormati para korban kekerasan transfobia.
Club Q, tempat yang sudah lama berdiri di mal sederhana, digambarkan oleh banyak orang sebagai tempat berlindung yang aman bagi komunitas LGBTQ di kota terbesar kedua di negara bagian Colorado.
Baca juga: Kronologi Penembakan di Klub Gay Colorado, Tersangka Menembak secara Acak Pakai Senapan
Polisi mengatakan panggilan telepon awal mengenai insiden itu datang tepat sebelum tengah malam, dan tersangka ditangkap dalam beberapa menit berkat tindakan cepat dari penegak hukum dan aksi berani dua orang pengunjung yang melakukan intervensi.
Penembak menyerbu masuk dengan senapan, jaket antipeluru gaya militer dan enam magasin amunisi, menurut laporan New York Times, mengutip keterangan pemilik klub yang mengaku tidak mengenal pria itu.
Beberapa senjata api ditemukan di tempat tersebut, termasuk senapan, kata Kepala Polisi Colorado Springs Adrian Vasquez dalam konferensi pers pada Minggu.
Salah satu pengunjung klub, Joshua Thurman, mengatakan dia sedang menari di klub ketika pertama kali mendengar suara tembakan.
Baca juga: Wali Kota Colorado: Seseorang Rebut Senjata dari Penembak Club Gay Colorado dan Memukulnya
Dia langsung mencari perlindungan di ruang ganti dan mengunci diri di dalam ruangan bersama orang lain, berdoa untuk hidupnya dan memikirkan orang yang dicintai.
"Kami mendengar semuanya.Kami mendengar lebih banyak tembakan. Kami mendengar penyerang dipukuli oleh seseorang yang saya duga telah menjegalnya. Kami mendengar polisi masuk. Kami mendengar mereka meneriakinya. Kami mendengar mereka berkata, 'Ambil orang-orang tertentu karena mereka kritis'," kata Thurman.
Beberapa korban luka berada dalam kondisi kritis dan dirawat di rumah sakit setempat, kata pihak berwenang.
Klub Q menyebut insiden itu sebagai serangan kebencian dalam sebuah pernyataan di akun Facebook-nya, dan berterima kasih kepada pengunjung heroik karena telah menaklukan pria bersenjata itu.
Baca juga: Dua dari 5 Korban Tewas akibat Penembakan Massal di Klub Malam Gay Colorado adalah Bartender
Kekerasan pada LGBTQ
Kecemasan dalam komunitas LGBTQ di Amerika Serikat telah meningkat di tengah iklim politik yang memecah belah dan setelah serangkaian ancaman dan insiden kekerasan yang menargetkan individu atau acara LGBTQ dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam pernyataan yang mengutuk kekerasan tersebut, Presiden AS Joe Biden mengatakan warga AS tidak boleh mentolerir kebencian.
"Tempat yang seharusnya menjadi ruang penerimaan dan perayaan yang aman tidak boleh diubah menjadi tempat teror dan kekerasan," kata Biden.
Gubernur Colorado Jared Polis, yang menjadi pria gay pertama di AS yang terpilih sebagai gubernur pada 2018, menyebut penembakan itu sebagai tindakan kejahatan yang tidak masuk akal.
Baca juga: Tersangka Penembakan di Klub LGBT Colorado Diduga Pernah Terlibat Kasus Ancaman Bom Juni 2021
"Saya merasakan lubang yang sama di perut saya seperti yang dirasakan banyak dari Anda hari ini, perasaan yang sayangnya terlalu akrab," kata Polis.
Seorang juru bicara kota Colorado Springs mengatakan pihak berwenang mengatasi ancaman bom tahun 2021 yang melibatkan seseorang dengan nama dan tanggal lahir yang sama dengan tersangka, namun belum resmi mengonfirmasi bahwa dia adalah orang yang sama.
Colorado memiliki sejarah kekerasan massal yang suram, termasuk penembakan pada 1999 di Columbine High School, penembakan pada 2012 di dalam bioskop di pinggiran Denver dan serangan supermarket yang menewaskan 10 orang pada tahun lalu.
Pelayat terlihat meletakkan bunga di luar klub malam pada Minggu, untuk menghormati para korban dalam insiden tersebut.