Pakai Kaus Pelangi, Grant Wahl Sempat Ditahan Petugas Keamanan Piala Dunia Qatar 2022
Jurnalis asal Amerika Serikat Grant Wahl sempat ditahan petugas keamanan Piala Dunia Qatar 2022 karena pakai kaus pelangi yang simbolkan LGBTQ+.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Jurnalis asal Amerika Serikat, Grant Wahl ditahan oleh staf keamanan Qatar saat menghadiri Piala Dunia di Stadion Al Rayyan, Qatar pada Senin (21/11/2022).
Grant Wahl ditahan karena mengenakan kaus bergambar pelangi saat hendak menyaksikan pertandingan pembuka Piala Dunia antara tim sepak bola Amerika Serikat dan Wales.
Kaus pelangi tersebut merupakan bentuk solidaritas dengan komunitas LGBTQ+.
Sementara itu, LGBTQ+ adalah hal yang ilegal di Qatar.
Grant Wahl mengatakan, seorang penjaga keamanan memberitahunya kaus itu tidak diizinkan.
Baca juga: Penembakan Klub Gay di Colorado Terjadi saat Komunitas LGBTQ Bersiap Peringati Hari Transgender
Ia mengatakan ponselnya dirobek secara paksa dari tangannya oleh seorang penjaga saat dia men-tweet tentang insiden itu.
Grant Wahl mengatakan dirinya ditahan selama 25 menit dan disuruh melepas bajunya.
Dia juga ditanya apakah dia berasal dari Inggris.
Grant Wahl mengatakan dia memberi tahu seorang jurnalis New York Times yang sedang berada di lokasi.
Jurnalis New York Times itu juga ditahan sebelum dilepaskan tak lama kemudian.
Melalui laman Substack-nya, Grant Wahl mengatakan seorang komandan keamanan membiarkannya lewat dan meminta maaf.
Ia akhirnya berdamai dengan petugas keamanan tersebut.
Petugas keamanan yang sempat menahannya mengatakan, mereka hanya berusaha melindungi Grant Wahl dari penggemar di dalam yang dapat menyakitinya karena mengenakan kaus pelangi, dikutip dari The Guardian.
Sebelum Grant Wahl, ada beberapa orang yang juga dilarang hadir untuk menonton pertandingan Piala Dunia di Qatar.
Baca juga: Cerita Korban Selamat saat Penembakan Massal di Klub Gay Colorado, Sempat Tertembak 7 Kali
Mereka termasuk mantan pemain sepak bola dari Wales, Laura McAllister.
Laura McAllister dilarang memasuki pertandingan sebagai penggemar karena dia memakai topi subak berwarna pelangi.
Larangan serupa juga dialami oleh Justin Martin, seorang profesor di Institut Studi Pascasarjana Doha.
Justin mengatakan dia dilecehkan secara verbal oleh penggemar berbahasa Arab karena membawa atribut berwarna pelangi, dikutip dari TIME.
Baca juga: Lokasi Penembakan Massal Klub Q di Colorado Disebut sebagai Ruang Aman Bagi LGBT yang Merasa Ditolak
Dalam contoh lain, reporter Los Angeles Times Kevin Baxter juga dilarang masuk karena mengenakan masker pelangi.
Ia tidak diizinkan masuk ke tempat pelatihan Qatar untuk tim nasional pria AS menjelang sesi pelatihan.
Sebagai gantinya, dia ditawari masker biru standar yang dia tolak untuk dipakai, sebagai gantinya memilih untuk tidak memakai masker.
Setelah dia men-tweet tentang insiden itu, perwakilan Komite Tertinggi meneleponnya untuk menanyakan tentang keselamatannya.
Perwakilan itu juga meyakinkannya, ia akan menyelidiki insiden tersebut.
Di Qatar, hal-hal yang berkaitan dengan LGBTQ+ dilarang, karena bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Piala Dunia