Rusia Tunda Bahas Pengendalian Senjata Nuklir di Mesir, AS Kecewa Berat
Perjanjian baru mengenai kesepakatan nuklir tersebut akan membatasi jumlah senjata nuklir antarbenua yang dapat dimiliki AS dan Rusia.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat menyesalkan keputusan Rusia yang menunda pertemuan yang akan membahas perjanjian pengendalian senjata nuklir antara kedua negara yang sedianya digelar Selasa (29/11/2022) di Kairo, Mesir.
“Pihak Rusia memberi tahu Amerika Serikat bahwa mereka secara sepihak telah menunda pertemuan tersebut dan menyatakan akan mengusulkan tanggal baru,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Dikutip dari CNN, Moskow tidak memberikan alasan pasti kepada Amerika Serikat terkait penundaan pembicaraan tersebut dan tanggal pembicaraan yang dijadwalkan ulang masih belum jelas.
Juru bicara bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan AS siap menjadwal ulang tanggal pertemuan tersebut sedini mungkin karena melanjutkan inspeksi adalah prioritas untuk mempertahankan perjanjian sebagai instrumen stabilitas.
Perjanjian baru mengenai kesepakatan nuklir tersebut akan membatasi jumlah senjata nuklir antarbenua yang dapat dimiliki AS dan Rusia.
Di bawah perjanjian itu, Washington dan Moskow diizinkan untuk melakukan inspeksi terhadap lokasi senjata masing-masing, tetapi karena pandemi Covid-19, inspeksi dihentikan sejak 2020.
“Sangat tidak biasa dan sangat disayangkan bahwa Rusia menunda pertemuan ini yang mereka indikasikan ingin mereka adakan,” kata Daryl Kimball, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengendalian Senjata yang berbasis di AS.
Baca juga: Iran Perluas Program Nuklir, AS: Kami Tak akan Biarkan Iran Produksi Senjata Nuklir
Kimball juga menambahkan bahwa pertemuan itu penting untuk menyelesaikan masalah yang telah menghambat dimulainya kembali inspeksi di bawah perjanjian baru antara kedua negara.
Baik AS maupun Rusia telah menyatakan keinginan mereka memiliki perjanjian pengendalian senjata nuklir setelah 2026, ketika perjanjian baru tersebut dijadwalkan akan berakhir.
Baca juga: Korea Selatan Desak China Berperan Lebih Besar dalam Mencegah Uji Coba Senjata Nuklir Korea Utara
“Presiden Biden sangat jelas mengenai komitmennya untuk bernegosiasi guna mempertahankan struktur pengendalian senjata nuklir yang akan berakhir pada 2026. Dan kami tetap berkomitmen untuk tujuan itu,” kata Elizabeth Rood, diplomat top AS.
Pejabat administrasi AS mengatakan kesediaan untuk membahas perjanjian kontrol senjata pada saat Rusia melakukan invasi di Ukraina, menunjukkan komitmen Amerika Serikat untuk mengedepankan diplomasi dan mengurangi risiko bencana nuklir.