Gantikan Rusia, Qatar akan Pasok Gas Alam Cair ke Jerman selama 15 Tahun
Qatar akan menggantikan Rusia untuk memasok gas alam cair ke Jerman selama 15 tahun. Qatar dan Jerman telah menandatangani kesepakatan bersama.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Jerman akan menerima aliran baru gas alam cair (LNG) Qatar mulai tahun 2026.
Perusahaan Qatar dan Jerman, QatarEnergy dan ConocoPhillips (COP.N), menandatangani dua perjanjian jual beli untuk ekspor gas alam cair selama periode 15 tahun.
Qatar akan menggantikan peran Rusia untuk memasok gas alam ke Jerman.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari 2022, persaingan untuk mendapatkan gas alam menjadi semakin ketat.
Termasuk, Eropa yang membutuhkan gas alam dalam jumlah yang sangat besar untuk membantu menggantikan pipa gas Rusia yang dulunya merupakan hampir 40 persen dari impor Rusia.
Dalam kesepakatan itu, Qatar akan memberi Jerman 2 juta ton gas alam cair setiap tahun.
Baca juga: AS Takkan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina, Jerman Juga Menolaknya
Menurut Kepala eksekutif QatarEnergy, gas alam cair itu akan tiba dari Ras Laffan di Qatar ke terminal LNG Brunsbuettel utara Jerman.
"(Perjanjian) ini menandai perjanjian pasokan gas alam cair jangka panjang pertama ke Jerman, dengan periode pasokan yang diperpanjang setidaknya selama 15 tahun, sehingga berkontribusi pada keamanan energi jangka panjang Jerman," kata Menteri Energi Qatar, Saad al-Kaabi dalam konferensi dengan CEO ConocoPhillips Ryan Lance, Selasa (29/11/2022).
Anak perusahaan ConocoPhillips akan membeli jumlah yang disepakati untuk dikirim ke terminal penerima di Jerman, yang saat ini sedang dikembangkan, seperti diberitakan Reuters.
Baca juga: Jajak Pendapat: Warga Jerman Nyatakan Sudah Cukup Bantuan Militer ke Ukraina
QatarEnergy dan perusahaan utilitas Jerman telah membahas kesepakatan LNG jangka panjang hampir sepanjang tahun ini karena Jerman mencari alternatif selain Rusia.
Ekonomi terbesar Eropa yang terutama mengandalkan gas alam untuk menggerakkan industrinya, bertujuan untuk mengganti semua impor energi Rusia paling cepat pada pertengahan 2024.
"Pada tahun 2027, kami memperkirakan konsumsi gas Jerman akan menjadi sekitar 73 bcm per tahun, sehingga kesepakatan ini dapat mencakup sekitar 3,7 persen dari itu," kata Kaushal Ramesh, analis senior LNG di Rystad Energy.
"Ini bukan volume yang tidak penting, namun merupakan langkah besar dalam mendiversifikasi pasokan."
Baca juga: Kebakaran Pembangkit Listrik Tenaga Panas di Perm Rusia, 2 Korban Terluka dan 1 Meninggal Dunia
Jerman berpotensi kurangi gas alam di masa depan
Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck menyambut baik kesepakatan ini.
Namun, ia teringat pada rencana Jerman untuk menjadi negara netral karbon pada tahun 2045.
Sehingga, Jerman mungkin akan membatasi penggunaan jumlah gas yang diterima di masa depan.
Menurutnya, Jerman harus mulai mengurangi konsumsi gas pada pertengahan 2030-an jika ingin mencapai tujuan tersebut, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Sebelum mencapai kesepakatan dengan Qatar, Jerman telah berupaya menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga minyak dan batu bara tua pada April 2022.
Selain itu, Jerman juga mengaktifkan kembali tiga pembangkit listrik tenaga nuklir terakhir yang seharusnya telah dinonaktifkan pada tahun ini.
Kesepakatan Qatar dan Jerman datang beberapa hari setelah QatarEnergy menandatangani perjanjian penjualan dan pembelian selama 27 tahun dengan Sinopec China.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Gas Alam Rusia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.