Bocah Berusia 10 Tahun di AS Tembak Ibunya Hingga Tewas karena Tak Dibelikan Headset VR
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun diduga menembak dan membunuh ibunya di Milwaukee, negara bagian Wisconsin, AS.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
"Saya benar-benar minta maaf atas apa yang terjadi. Saya minta maaf telah membunuh ibu saya," kata anak laki-laki itu ketika bibinya kembali.
Ia kemudian bertanya apakah paketnya telah tiba.
Setelah informasi ini terungkap, polisi Milwaukee kembali mewawancarai bocah itu.
Ia mengatakan kepada detektif bahwa dirinya mengarahkan pistol tersebut ke ibunya dengan dua tangan saat dalam posisi menembak.
Saat itu, dia mencoba menembak tembok untuk 'menakut-nakuti' sang ibu, namun sang ibu justru berjalan di depannya dan akhirnya ia menembaknya.
Bocah itu memberitahu polisi bahwa ia mendapatkan pistol itu dari kotak kunci pagi itu, karena ibunya membangunkannya 30 menit lebih awal dari biasanya, yakni pukul 6 pagi dan karena ibunya tidak mengizinkannya membeli sesuatu di akun jual beli negara itu.
"Ini benar-benar tragedi keluarga, saya tidak berpikir siapapun akan menyangkal atau tidak setuju dengan itu. Sistem orang dewasa benar-benar tidak siap untuk memenuhi kebutuhan anak berusia 10 tahun," kata salah satu pengacara bocah itu, Angela Cunningham.
Bocah itu telah didakwa sebagai orang dewasa dengan 'pembunuhan sembrono' tingkat pertama dan berada dalam tahanan remaja.
Undang-undang (UU) negara bagian menyatakan bahwa anak-anak berusia 10 tahun mendapatkan tuntutan sebagai orang dewasa untuk kejahatan tertentu.
Namun, juga dimungkinkan untuk memindahkan kasus ini ke pengadilan anak.
Bibi anak laki-laki itu mengatakan kepada polisi bahwa sang anak memiliki riwayat perilaku yang mengganggu, termasuk mengayunkan ekor anak anjing keluarga tersebut sampai melolong kesakitan.
Saat melakukan aksi tersebut, sang anak masih berusia 4 tahun.
Selain itu, baru-baru ini ia juga mengisi balon dengan cairan yang mudah terbakar dan membakarnya di rumah.
Ketika ditanya mengapa ia melakukan hal seperti itu, dirinya mengatakan 'dua saudara perempuannya menyuruhnya melakukannya'.
Ini berdasarkan pada ingatan kerabatnya tentang situasi tersebut.
Saat ditanyai lebih lanjut, anak laki-laki itu berkata bahwa dirinya mendengar lima orang imajiner yang berbeda berbicara dengannya, dua saudara perempuan, satu wanita yang lebih tua, satu pria dan seorang pria kedua yang digambarkan oleh anak laki-laki itu sebagai 'orang jahat'.