Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Agenda Kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Arab Saudi, Tingkatkan Hubungan Antara Dua Negara

Atas undangan Raja Salman, Presiden China akan ke Arab Saudi. Tiga KTT akan diadakan, 30 kepala negara akan hadir, kesepakatan USS29 M ditandatangani

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Agenda Kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Arab Saudi, Tingkatkan Hubungan Antara Dua Negara
NICOLAS ASFOURI / AFP
Raja Saudi Salman bin Abdulaziz (kiri) berdiri bersama Presiden China Xi Jinping (kanan) dalam upacara penyambutan di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 16 Maret 2017. Atas undangan Raja Salman, Presiden China akan ke Arab Saudi. Tiga KTT akan diadakan, 30 kepala negara akan hadir, kesepakatan USS29 M ditandatangani 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden China Xi Jinping akan memulai kunjungan resmi tiga hari ke Arab Saudi pada hari Kamis (8/12/2022) atas undangan Raja Salman bin Abdulaziz.

Dilansir Asharq Al-Awsat, kunjungan tersebut bertujuan meningkatkan hubungan dan kemitraan strategis antara negara mereka.

Raja Salman dan Xi Jinping akan memimpin KTT Saudi-China, sementara Pangeran Mohammed bin Salman, Putra Mahkota dan Perdana Menteri akan ikut serta.

Agenda kunjungan

Lebih dari 30 pemimpin dan organisasi internasional akan hadir dalam KTT ini, mencerminkan pentingnya acara ini di tingkat regional dan internasional.

Lebih dari 40 perjanjian awal di sektor swasta dan publik akan ditandatangani di sela-sela KTT Saudi-China.

Baca juga: Analisis Pakar : KTT China-Saudi Babak Baru Perubahan Sikap Arab Saudi

Perjanjian tersebut bernilai lebih dari 110 miliar riyal (29,3 miliar dolar).

Berita Rekomendasi

Sebuah dokumen tentang kemitraan strategis antara Kerajaan dan China akan ditandatangani.

Kesepakatan terkait Visi Arab Saudi 2030 dan inisiatif Sabuk dan Jalan China juga akan ditandatangani.

Para pejabat juga akan mengumumkan peluncuran penghargaan Pangeran Mohammed bin Salman untuk kerja sama budaya antara Arab Saudi dan China.

Hubungan 80 tahun

Hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan China terjalin sejak 80 tahun lalu dan mencakup berbagai aspek kerja sama.

Hubungan saat itu awalnya hanya sebatas hubungan dagang dan penyambutan jemaah haji China di Kerajaan untuk menunaikan ibadah haji dan umrah.

Hubungan kedua negara secara resmi dinormalisasi pada tahun 1990 ketika Riyadh dan Beijing setuju untuk menjalin hubungan diplomatik secara penuh dan bertukar duta besar.

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz. (ALEX BRANDON / POOL / AFP)

Baca juga: Xi Jinping Bakal Saksikan Penandatanganan Kontrak Triliunan di Arab Saudi

Kemitraan

Arab Saudi, di bawah kepemimpinan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed, tertarik untuk mengembangkan hubungan bilateral dengan China.

Ketertarikan Arab Saudi sebagai bagian dari pendekatan strategis Kerajaan dalam memperkuat hubungan dengan semua negara berpengaruh dan kekuatan internasional.

Komite tingkat tinggi Saudi-China, diketuai oleh Putra Mahkota Mohammed dan Wakil Perdana Menteri Dewan Negara Tiongkok Han Zheng, telah memimpin upaya untuk meningkatkan kerja sama politik dan keamanan.

Mereka juga berupaya memperkuat kerja sama dalam perdagangan, investasi, energi, teknologi, dan budaya.

Mitra terdepan

China adalah mitra dagang terbesar Arab Saudi, dengan perdagangan bilateral senilai $87,3 miliar pada tahun 2021.

Ekspor China ke Arab Saudi mencapai $30,3 miliar, sementara impor China dari Kerajaan mencapai $57 miliar.

Arab Saudi adalah pemasok minyak utama China.

Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Presiden AS di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua di pulau resor Indonesia Bali pada 14 November 2022. (Photo by SAUL LOEB / AFP)
Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Presiden AS di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua di pulau resor Indonesia Bali pada 14 November 2022. (Photo by SAUL LOEB / AFP) (AFP/SAUL LOEB)

Arab Saudi menyumbang 18 persen dari total pembelian minyak mentah China, dengan total impor 73,54 juta ton (1,77 juta barel per hari) dalam 10 bulan pertama tahun 2022, senilai $55,5 miliar, menurut data bea cukai China.

Impor minyak tahun lalu berjumlah 87,56 juta ton, senilai $43,9 miliar.

Jumlah itu merupakan 77% dari total impor barang dagangan China dari Arab Saudi.

Saudi Aramco yang dikelola negara memiliki kesepakatan pasokan tahunan dengan setengah lusin penyuling China termasuk Sinopec, CNPC, CNOOC, Sinochem, Norinco serta penyuling swasta Zhejiang Petrochemical Corp.

Pengembang utilitas Saudi ACWA Power, sebagian dimiliki oleh dana kekayaan negara Saudi, mengatakan pada bulan September bahwa mereka setuju dengan Silk Road Fund untuk bersama-sama berinvestasi dalam pembangkit listrik berbahan bakar gas 1,5 gigawatt (GW) di Uzbekistan.

Kesepakatan itu senilai $1 miliar, yang merupakan bagian dari inisiatif Belt One Road.

China Energy Engineering Corp (CEEC) yang dikelola negara juga sedang membangun pembangkit listrik tenaga surya 2,6 GW di Al Shuaiba di Arab Saudi.

PLTS itu juga dimiliki oleh ACWA Power dan merupakan proyek tenaga surya terbesar di Timur Tengah.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas