POPULER Internasional: AS Bunuh 2 Pejabat ISIS | Ukraina Serang Pasukan Wagner Rusia
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya AS mengklaim membunuh 2 pejabat ISIS lewat serangan helikopter di Suriah timur.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Amerika Serikat (AS) membunuh dua pejabat ISIS dalam serangan helikopter di Suriah timur.
Di China, kasus Covid-19 melonjak, membuat pemerintah harus menyiapkan kapasitas rumah sakit tambahan.
Sementara itu di Zambia, sebanyak 27 jasad ditemukan dibuang di pinggir jalan, diduga migran dari Ethiopia.
Soal perang Rusia-Ukraina yang masih berlanjut, pasukan Ukraina menyerang sebuah hotel yang diyakini markas pasukan Wagner Rusia.
Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
Baca juga: Dua Pemberontak ISIS Tewas dalam Serangan Helikopter AS di Suriah
1. AS Bunuh Dua Pejabat ISIS dalam Serangan Helikopter di Suriah
Amerika Serikat (AS) membunuh dua pejabat ISIS dalam serangan helikopter di Suriah timur pada Minggu (11/12/2022) pagi.
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan serangan itu adalah operasi sepihak AS dengan "perencanaan ekstensif".
Laporan sementara menyebutkan tidak ada warga sipil yang terbunuh atau terluka dalam serangan tersebut.
Adapun salah satu pejabat yang tewas adalah "Anas", pemimpin ISIS regional yang terlibat dalam perencanaan operasi di Suriah timur.
"ISIS terus menjadi ancaman bagi keamanan dan stabilitas kawasan," kata juru bicara CENTCOM, Kolonel Joe Buccino, sebagaimana dikutip CNN International.
"Kematian para pejabat ISIS ini akan mengganggu kemampuan organisasi teroris tersebut untuk merencanakan lebih lanjut dan melakukan serangan yang membuat tidak stabil di Timur Tengah."
2. 27 Jasad Ditemukan Terbuang di Pinggir Jalan di Zambia, Diduga Migran dari Ethiopia atau Somalia
Jasad 27 orang ditemukan tergeletak di pinggir jalan di Lusaka, Zambia pada Minggu (11/12/2022), The Herald melaporkan.
27 orang tersebut dipercaya berasal dari Ethiopia atau Somalia.
Mereka diduga meninggal karena sesak di dalam kontainer yang biasa digunakan untuk mengangkut imigran gelap.
Meski kebangsaan, identitas, dan tujuan akhir mereka belum diketahui, diyakini para korban sedang transit melalui Zambia dalam perjalanan ke Afrika Selatan dimana mereka bermaksud mencari suaka.
Mayat-mayat itu ditemukan pada Minggu pagi oleh penjaga keamanan dan kelompok pengawas lingkungan.
Wakil juru bicara polisi Zambia, Danny Mwale mengatakan satu orang ditemukan hidup dan dilarikan ke Rumah Sakit Pendidikan Universitas.
Baca juga: Rahayu Saraswati Ungkap Penyebab Masih Maraknya Kasus Perdagangan Manusia
Mwale mengatakan kepada ZNBC News bahwa sebagian besar korban tewas berasal dari Somalia dan Ethiopia.
Polisi Zambia langsung meluncurkan penyelidikan untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
Tetapi dugaan awal, 27 orang itu mati lemas saat dalam perjalanan.
Jenazah kini dibawa ke kamar mayat rumah sakit.
Meski belum ada fakta pasti, diduga para pelaku perdagangan manusia ingin menyelundupkan orang-orang tersebut ke Zimbabwe sebagai negara transit ke Afrika Selatan.
Juru bicara kepolisian nasional Zimbabwe Asisten Komisaris Paul Nyathi mengatakan mereka belum mendapatkan laporan dari rekan-rekan mereka di Zambia tentang kemungkinan tujuan orang asing tersebut.
Saat ini, Zimbabwe juga disibukkan kasus serupa.
4 mayat ditemukan dibuang di daerah Mudzi pada November lalu.
3. Kasus Covid-19 di China Melonjak, Pemerintah Perbanyak Fasilitas Kesehatan
Pemerintah China kini membangun lebih banyak fasilitas kesehatan untuk memberikan perawatan intensif dan memperkuat rumah sakit untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Langkah tersebut diambil setelah Beijing melonggarkan kebijakan nol-Covid yang ketat.
Pemerintahan Presiden Xi Jinping secara resmi berkomitmen untuk menghentikan penularan virus Covid-19. Namun, langkah terbaru menunjukkan Partai Komunis yang berkuasa di negara itu akan menghentikan strategi nol-Covid.
Melansir dari CNBC, dalam Rapat Kabinet pada Kamis (8/12/2022) pemerintah China menyerukan "mobilitas penuh" rumah sakit termasuk menambah staf, untuk memastikan "efektivitas tempur" mereka dan meningkatkan pasokan obat-obatan.
Para pejabat daerah juga diminta untuk melacak kesehatan semua penduduknya yang berusia 65 tahun ke atas, menurut laporan media pemerintah.
Tidak jelas berapa banyak jumlah kasus yang meningkat sejak Beijing pada pekan lalu mengakhiri pengujian atau tes Covid-19 di banyak daerah.
Namun, beberapa akun media sosial di negara itu melaporkan ada kasus baru yang menyebar di sektor bisnis dan sekolah di seluruh China.
Lokasi pengujian virus di lingkungan Runfeng Shuishang Beijing ditutup, setelah semua karyawannya terinfeksi, kata pemerintah Runfeng Shuishang pada Sabtu (10/12/2022) di akun media sosialnya.
Pemerintah Runfeng Shuishang mengatakan kepada penduduknya agar mereka “harap bersabar", terkait kondisi saat ini.
4. Serang Sebuah Hotel, Tentara Ukraina Disebut Tewaskan Banyak Pasukan Bayaran Wagner Rusia
Korban telah berjatuhan di pihak tentara bayaran Wagner Rusia setelah pasukan Ukraina menyerang sebuah hotel di wilayah Luhansk.
Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai mengatakan pada Minggu (11/12/2022), Ukraina telah melancarkan serangan di sebuah hotel di Kota Kadiivka.
Sebuah postingan di saluran Telegram menunjukkan bangunan-bangunan di kota tersebut sebagian besar telah menjadi puing-puing.
Dalam wawancaranya dengan televisi Ukraina, Haidai menyebut "sejumlah besar" dari pasukan bayaran Wagner Rusia tewas.
"Sejumlah besar dari mereka yang ada di sana meninggal," ujar Haidai, dikutip dari Al Jazeera.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia enggan mengomentari kejadian tersebut.
Baca juga: Uni Eropa Berencana Jatuhkan Sanksi Lebih Lanjut untuk Rusia di Tengah Invasi ke Ukraina
Sementara Reuters tidak dapat memverifikasi informasi tersebut secara independen.
Sebuah bagian dari media Ukraina mengutip pejabat setempat yang mengatakan bahwa hotel tersebut telah ditutup selama beberapa waktu.
Dikutip dari TASS, sebuah hotel di Stakhanov – nama Rusia untuk Kadiivka – dihancurkan oleh serangan rudal HIMARS Ukraina.
Pejabat setempat mengatakan, petugas penyelamat tengah membersihkan puing-puing bekas serangan pasukan Ukraina.
Haidai tidak memberikan angka korban, tetapi dia mengatakan mereka yang selamat dari serangan itu menghadapi layanan medis yang tidak memadai untuk merawat mereka.
Baca juga: Kabar Terbaru Invasi Rusia di Ukraina: Kyiv Serang Barak di Melitopol yang Diduduki Moskow
"Saya yakin setidaknya 50 persen dari mereka yang berhasil selamat akan meninggal sebelum mendapatkan perawatan medis," ujar Haidai.
"Ini karena bahkan di wilayah Luhansk kami, mereka telah mencuri peralatan," lanjutnya.
Haidai sebelumnya melaporkan serangan oleh pasukan Ukraina ke sasaran lain di wilayah Luhansk, termasuk di markas Wagner di kota Popasna pada Agustus.
(Tribunnews.com)